저를 보내주세요 그렇지 않으면 후회할 것입니다 (24)

236 23 4
                                    

"Berjuang demi keberhasilan, dalam kamus keluarga tidak ada yang namanya beban."

(Seokjin  **** POV)

Tanpa beban aku berjalan ke sana. Di suatu ruang sebuah parkiran mobil mall yang dulu saat aku kecil di sanalah aku disekap sampai menangis kencang. Dulu ini bangunan tua, hingga sekarang masih sama. Ketika aku masuk pun aku sedikit khawatir kalau bangunan ini roboh atau ambruk mengenai diriku.

Jika memang demikian....

Setidaknya aku membawa Yoo Sang dalam kematian juga bersamaku. Bagiku dia adalah malapetaka paling besar dan bisa membuat adikku Taehyung dalam bahaya.

Walau aku gila aku masih sadar bagaimana caranya aku melindungi harta berharga paling aku sayangi. Katanya keluarga paling mahal dibandingkan emas juga berlian, saat kata-kata itu muncul dalam pendengaran ku, aku langsung katakan ya dan setuju.

Kupikir aku datang dalam bentuk lelucon. Mengira bahwa dia pasti melihatku di suatu tempat dengan kamera cctv miliknya. Saat aku berada di depan pintu celah masuk koridor parkiran lorong ke tiga, ketika itulah aku mendengar suara tepuk tangan pelan dan mengundang irama.

Tepuk!

Tepuk!

Tepuk!

Aku hitung ada tiga kali bunyi undangan tanpa harapan datang. Terpaksa aku menoleh agar tidak mengundang rasa pahitnya. Tantangan harus aku lakukan, jalani saja maka aku bisa mendapatkan celah kemenangan yang kukira sebentar ada.

Dia tanpa topi dan bisa aku lihat semuanya dalam jelas. Tidak ada yang namanya sembunyi. Aku benci harus mengulang kata kalau aku sangat jijik padanya. Ini sangat melelahkan karena aku sendiri yang memutuskan datang demi kebaikan.

Taehyung maafkan aku, kuharap kau tidak membenci selamanya kakakmu yang sangat payah ini.

Dia duduk dalam kursi sederhana yang bisa jadi dia anggap sebagai singgasana.

"Terus terang aku suka keberanian dirimu dan datang di depanku dalam tampilan barumu. Baju rumah sakit dengan bagian bahu melorot, wah... Kau sangat pintar ya. Godaan macam ini memang tidak bisa aku tolak mentah." Ucapannya mengandung hasrat bahaya dan nakal.

Aku bisa mendengar bagaimana dia mendesis layaknya ular. Aku berdoa agar Tuhan menciptakan manusia di depanku sebagai ular agar dia bisa merasakan bagaimana menjadi pemangsa dan dimangsa. Ular memang menang jika melawan tikus, tapi mereka akan kalah jika bertemu dengan elang.

Bukankah ini lucu?

Secara tak sengaja perumpamaan ular, tikus dan elang menjadikan seperti dia, aku dan Taehyung.

Aku tidak mau duduk, aku lebih suka berdiri dan menghadapi atensi penuh tipu daya muslihat disana. Sekujur tubuhku bergetar akibat takut berlebih, tentu hal ini enggan aku tunjukan atau aku akan kalah. Di saat begini aku biasanya membawa minyak penenang. Aku lupa kalau aku meninggalkan sebagian besar barang ku di rumah.

"Tinggalkan saja pikiran kotor mu. Jawab pertanyaan ku. Apakah kau membawa adikku ke kantor polisi? Mengadukan dia atas tindakan ilegal dan kekerasan?" Kini kesabaran ku sudah habis, kalau dia memaksaku berbuat bejad. Maaf saja aku tidak akan tinggal diam, sebisaku aku melawan karena aku tahu adikku tetap akan bahaya meski aku bisa membuat kesepakatan dengannya.

Gwenchana Hyung (Brothership from Taehyung and Seokjin) [END]✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن