살기가 두렵다 (20)

252 26 4
                                    

"Masih waspada pada mantan pendosa yang bertaubat,"

(Author ***** POV)

Dunia ini penuh dengan tujuh dosa besar menakutkan, satu manusia bisa memiliki semua itu jika mereka sengaja memilikinya. Seokjin sudah genap akan segala dosanya, ia akui segala iblis sudah membuat dia menjadi sekarang. Manusia hina juga nista.

Ia yang seharusnya di kamar menghabiskan beberapa menit di dalam kamar mandi. Air shower ini tidaklah cukup membuat dia sadar diri akan siapa dirinya sekarang ini, detik ini dan malam ini. Apakah dia bisa mengutarakan kalau dia adalah penyuka sesama jenis?

Dongakkan kepala serta membiarkan seluruh wajah kena air saja itu sudah membuat dirinya merasa pulih. Tidak, masih terasa sakit di area kaki juga alat vitalnya. Kapan adiknya pulang? Kapan juga dia bisa berkata jujur jika surat ancaman itu membuat dia bungkam selamanya.

"Kalau kau katakan ini pada adikmu, seluruh dunia akan menjadi konsumen pertama produk kami. Kau model utama kami, kau juga akan membuat dia (adikmu) malu setengah mati. Bukankah ini menyenangkan? Trending pertama sosial media adalah dirimu (Kim Seokjin)."

Realitanya tidak ada yang mendengar semua itu. Hanya Seokjin mampu menyimpan segalanya. "Yang aku tahu kalau drama di dunia fiksi lebih menyenangkan dibandingkan kehidupan nyata? Apakah aku sebodoh itu diam saja? Lalu, aku merusak masa depan Taehyung atas dasar egois ku?" Kedua mata buram air mata bercampur air mandi.

Tubuh tanpa telanjang, mementingkan diri sendiri itu sangat sulit. Tundukan kepala tanda dia malu dihadapan Tuhan, tidak ada yang baik di dirinya. Tubuhnya juga kelakuannya mungkin.

Darah, disinilah rasa sakit itu coba ditutupi. Seokjin sangat sulit dan tidak tahu bagaimana cara untuk menghabisi rasa sakitnya. Darah keluar dari goresan di pundaknya, melebar sampai batas lengan atas. Ini adalah kesakitan sekian kalinya dari benda tipis dan panjang. Pisau ini menjadi senjata jika pemuda ini terus memberontak. Luka sayatan cukup dalam, daging membelah dan darah keluar terus menerus bersama perih menggebu.

"Kau sangat cocok, menjadi bagian dari proses bintang promosi video blue, hahahaha..."

Seokjin tidak pernah lupa bagaimana mereka para bajingan berbicara cabul hingga mentertawakan kondisi Seokjin sendiri. Di kamar Taehyung dia juga yang membersihkannya, dimana bekas kekerasan serta dipaksa hilang hanya dengan satu lembar tisu saja. Batas kesabaran manusia memang ada batas, sama halnya dengan dia yang memulai santai walau tidak mungkin. Berusaha duduk di dalam bak mandi disini memang terasa merepotkan dalam kondisi pinggang yang pegal.

"Untunglah Taehyung belum pulang, saat dia pulang setidaknya dia tidak tahu akan keadaanku sesungguhnya," ungkapnya dalam derai air mata lolos begitu saja. "Taehyung, maafkan kakak. Aku ini memang bukan saudara baik bagi adik sepertimu, aku hanya bisa memberikan dirimu rasa malu..." Anggap saja ini kejujuran dalam hatinya. Dia memandang kosong ke arah dinding di depan matanya. Nafas sedikit tersenggal, paru-paru dipaksa bertahan dalam segala ujian dia dapatkan setiap harinya.

Beberapa menit lagi Seokjin pastikan bak mandi akan segera penuh. Tubuhnya dia baringkan dengan sangat pelan serta bagaikan seseorang berbaring penuh kenyamanan dengan selimutnya yang sangat hangat. Kenyamanan inilah yang selama ini Seokjin butuhkan, di rumah sendiri ketenangan juga harapan agar bisa bebas dari jeratan hitam masih saja sulit.

Air....

Seokjin inginkan kau tenggelamkan dia. Tubuh tak berguna dan tubuh noda anggapannya. Bisakah kau membuat dia tanpa terlihat kehilangan kesadaran tanpa merasa sakit? Setidaknya kau bisa penuhi keinginannya untuk menghapus dosanya dia depan pencipta.

Gwenchana Hyung (Brothership from Taehyung and Seokjin) [END]✓Where stories live. Discover now