00:15 [Menempuh perjalanan]

562 197 4
                                    

"Hiks...hiks...hikss" sejak 1 jam lalu Riri tak henti-hentinya menangis dalam dekapan Rere.

Rere bingung harus menanggapi'nya seperti apa, sebab Riri jarang sekali menerima tanggapan dari siapapun. bukan karna tidak mau, tapi tidak mengerti dan harus di jelaskan sampai beberapa kali.

Mungkin benar, Riri terlalu polos walaupun terkadang mulutnya pedas, itu kan didikan dari Rara selaku kakak pertamanya, jadi memang kadang Riri mengikuti ucapan Rara.

Riri akan menurut, jika Rara yang melarangnya, dan Riri akan takut jika Rara yang memarahinya.

"Re, menurut Riri, kak Sulthan cuman prank perasaan Riri doang deh!" ucapnya.

Bahkan di saat kenyataan itu benar ada, Riri malah berfikir bahwa itu hanyalah sebuah prank. Ia terlalu mempercayai bahwa sebenarnya Sulthan memiliki perasaan yang sama sepertinya.

"Prank gimana?"

Riri mengusap airmatanya kasar. Kali ini gadis itu sepertinya sangat serius dalam mengemukakan pendapatnya.

"Gini loh, dia kan tau ya kalau Riri suka sama dia, nah dia mau test perasaan Riri. Apa dengan postingan tadi Riri bakalan nyerah ngejar dia, atau tetep bakalan nunggu dia"

"Udah nanya?" Riri menggeleng cepat, "Coba kamu chat, apa bener itu ceweknya atau bukan"

"Tapi Riri takut"

"Gak usah takut, tibang tanya doang"

Riri segera mengambil ponselnya di atas meja lalu kemudian ia mengirim chat pada Sulthan.

Tak lama setelah mengirim chat berupa pertayaan, Sulthan membalasnya.

Kak Sulthan'nya Riri❤️ : iya. Knp?

"HUAAAAAAAAAAA BENERAN CEWEKNYAAAAA HIKS..HIKSS"

Riri semakin kejer menangis, sungguh Rere tak tega melihatnya.

Rere memeluk Riri, mengusap punggung'nya pelan. Ia merasa menjadi seseorang paling jahat, karna kenyataannya gadis yang Sulthan sebut kekasihnya adalah dirinya.

"Ri, gini ya.." Rere melepaskan pelukannya pelan lalu menatap Riri serius, "Kak Sulthan itu gak suka sama kamu, buktinya dia gak pernah respon kamu, dia gak pernah serius buat nanggepin kamu, dan sekarang rupanya alasan dia berbuat seperti itu karna dia punya pacar Ri. Kamu harus moveon"

"Rere tau pacarnya siapa?"

Rere nampak terlihat gugup, ia bingung harus mengatakan apa.

Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Tau, tapi nanti ya aku kasih tau'nya kalau waktunya tepat."

"BENERAN?"

"Iya. Memang mau kamu apain kalau kamu liat ceweknya?"

"Mau Riri jambak, mau Riri tampar, Riri bakalan benci banget sama dia karna dia udah rebut kak Sulthan'nya Riri!"

"Sekalipun dia orang yang kamu kenal Ri?"

"Memangnya Riri kenal?" Riri semakin penasaran.

Rere mengusap uraian rambut Riri, "Nanti aku kasih tau ya. Sekarang jangan di pikirin dulu. Harus rilex, dan nikmatin waktu liburan kita mulai besok"

Riri tersenyum, lalu kemudian tangisannya berakhir saat matanya mulai mengantuk.

Sungguh Rere ingin menjerit dan menangis saat ini juga, ia menyesal terlalu egois nempertahankan perasaannya untuk Sulthan daripada melihat kebahagiaan adiknya.

Apa nanti kamu bakalan benci sama aku Ri?

Aku gak sanggup kalau sampe hal itu terjadi.

Aku harus lepasin Sulthan!

***

Waktu liburan tlah tiba, bukannya pergi berlibur ke tempat yang menyenangkan, mereka malah akan pergi ke tempat dimana para sad ghost meninggal dunia.

Ya, mereka pergi ke sungai yang jaraknya sekitar 8 jam dari perkotaan.

"Ck! Liburan masa ke sungai" gerutu Riri.

"Masa liburan kalian itu masih panjang, sementara mayat kita harus segera di temuin. Kalau enggak, bakalan bau busuk dan kita gak akan tenang" sahut Asep.

"Lo pada kebanyakan dosa kali ya, mayat udah 2 minggu lebih masih belom di temuin warga. Emang tempatnya sepi banget apa?"

"Bukan begitu ayang, jadi tempat itu jarang di kunjungi banget. Mangkannya dulu kita sering main kesana, soalnya selain sepi, ikan'nya juga banyak, kecebongnya juga apalagi" jawab Gundu.

"Ayang, ayang, pala lo bau menyan! Tapi bisa jadi sih kalau kecebongnya dendam sama lo bertiga, terus lo bertiga nyusruk is death deh HAHAHA. Lagian aneh-aneh aja, orang tuh mati di sungai karna bunuh diri, lah lo bertiga mati di sungai karna nyari kecebong"

Tak henti-hentinya Rara, Rere dan Riri menertawakan kematian para sad ghost.

Belum tahu saja dia bahwa sungai itu airnya tinggi, dan arus bisa datang kapan saja.

Masih untung karna mencari kecebong, ya daripada karna di makan buaya? Kalau sudah di makan buaya, siapa yang berani mengambil mayat mereka di dalam perut buaya? Hm.

"Gak usah ngetawain, nanti kalau lo matinya lebih konyol dari kita, tau rasa!" kesal Asep.

"Dih, baperan lo! Oranglain juga bakalan ketawa kalau tau cerita kematian kalian yang konyol itu. HAHA"

"Sutt, udah Ra fokus aja nyetir. Nanti kalau nabrak, bukan cuman kamu doang yang mati, tapi kita juga. Dan bisa jadi para sad ghost mati dua kali" ucap Rere.

"Lo seriusan Rere, adik gue?"

"Emang kamu pikir aku siapa?"

"Baru kali ini gue denger lo kotbah panjang lebar, endingnya ngelawak pula, kerasukan lo ya?"

"Au dah!"

Serba salah memang menjadi Rere, diam di sebut bisu, bicara di sebut kerasukan.

"Bercanda gue Re. Baperan lo!"

Sementara Riri nampak sibuk menatap ke arah jalanan lewat kaca mobil, ia masih memikirkan soal Sulthan.

Apa yang di bilang Rere benar, aku harus lupain kak Sulthan.

Rere dapat melihat aura kegalauan Riri yang semakin pekat. Ia tahu bahwa adiknya sangat menyukai Sulthan, tapi seberapa keras'pun Riri berusaha agar Sulthan menyukainya balik, Sulthan malah semakin menjauh.

Ponsel Rere bergetar, ada chat dari Sulthan, kekasihnya.

Bad👿 : Doain gue ya, ini hari pertama ujian.

Iya. Semangat!

Bad👿 : Sayang, kok gitu doang?

Semangat Sulthan❤️🥰

Bad👿 : Bakalan kangen banget sama lo Re. Maap ya kalau no gue jarang aktif, gue fokus sama ujian. Nanti kalau udah beres, kita liburan bareng❤️ see you babygirl❤️❤️

Rere tersenyum melihat chat dari kekasihnya itu.

Lantas bagaimana caranya ia mengakhiri hubungan dengan Sulthan, sementara perasaannya semakin dalam?

"Gue gak ngurus percintaan lo sih, cuman saran gue, lo harus lebih dulu ngomong sama Riri sebelum dia tau lebih dulu dari oranglain." bisik Asep.

Kebetulan Riri terlelap tidur, jadi tak dapat mendengar bisikan Asep, sementara Rara sedang mendengarkan music lewat earphone.

Apa yang di katakan Asep benar, secepatnya Rere akan mengatakannya pada Riri. Siap, ataupun tidak siap, ia harus menerima resiko'nya nanti.

SAD GHOST 6 ✓Where stories live. Discover now