00:32 [Perjalanan]

556 208 44
                                    

Jangan lupa komentar di setiap paragraf ya~

***

Rara, Rere, dan juga Riri sudah bersiap masuk mobil untuk pergi ke tempat tujuan. Lagi-lagi hari libur mereka harus di habiskan dengan membantu para arwah.

Ya, tak apalah. Inikan pengalaman yang unick!

"Ri, lo ngapain si bawa koper segala? Emang mau liburan ke perancis apa!" sewot Rara.

"Ngapa lo yang sewot Jubaedah! Dia yang bawa koper, lo yang sewot" sahut Sintia.

"Lo kalau bukan hantu, udah gue bikin badan lo jadi racikan obat tipes!"

"Untung gue hantu ya, jadi kaga jadi di bikin racikan. Wleeee!"

Rara benar-benar kesal dengan hantu songong satu itu!

Jika bukan karna kasihan, ia tak mau membantu mereka. Tapi karna Rara memiliki hati nurani seputih gigi Eli Sugigi, maka Rara mau membantunya.

Perjalanan'pun di mulai, tapi tentu perdebatan antar Sintia dan Rara tidak pernah berakhir.

Walaupun sering bertengkar, tapi mereka nanti saling merindu loh. Seperti lagu yang di bawakan mas Aldebaran...

Aku merindu...

Begitulah kira-kira bunyi seringnya iklan yang muncul di telivisi indonesia.

"Aku pengen banget liat mereka" ucap Rere yang duduk di jok belakang bersama dengan Suketi, Sintia dan juga Ajeng. Sementara Cipa, duduk di dalam bagasi.

Cipa asik mengunyah roti yang di balut dengan krim susu, tak lupa sedikit di taburi belatung, agar terkesan gurih gurih enyoyyy!

"Mereka ada di sebelah lo Re, udah deh jangan macem-macem. Kalau lo udah buka mata batin, susah buat lo nutup lagi. Mereka bukan benda yang cuman lo mau liat karna lo penasaran, tapi mereka makhluk halus, makhluk yang bisa jadi membahayakan kita"

"Tapi Ra, selama ini kita gak dalam bahaya kan? Hantu-hantu itu baik kok"

"Karna kita belum ketemu yang jahat,"

"Yang jahat itu Daniel, Ra kamu tau gak? Aku di suruh cabutin bulu ketek'nya, di suruh elap sepatu'nya, di suruh cuciin kaos kaki'nya, lebih parah lagi aku di suruh nyikat lantai kamar apartemen'nya pake sikat gigi. Jahat banget!" curhat Riri.

Rara tertawa terbahak-bahak. Lucu sekali pikirnya, adiknya itu terlalu polos atau bodoh?

"Kamu suka ya Ri sama Daniel?" tanya Rere.

"Dia ganteng, Riri suka cowok-cowok ganteng. Tapi Daniel galak, dingin terus Riri suka liat dia telfonan sama cewek"

"KENAPA LO MASIH MAU DEKET SAMA DIA SI RI?" teriak Rara tak terima.

Suketi, Sintia dan juga Ajeng sampai terjuntai ke belakang jok saking terkejutnya.

Rere terkejut melihat jok mobil bergerak sendiri ke belakang.

"Volume suara lo bisa di kecilin kaga si Ra, untung jantung gue udah gak berfungsi" kesal Suketi.

"Harusnya pita suara lo di ganti pake pita suara kelinci, biar lo jadi pendiem" timpal Sintia.

"Kalian sibuk menghakimi Rara, sementara bokongku kesakitan dan memar" sahut Ajeng.

Kasihan sekali ke-empat hantu itu harus menjadi korban dari suara cempreng bin thoa milik Rara.

Rara memutar bola matanya malas. Ia rasa tidak penting meladeni ocehan hantu-hantu konyol itu.

"Tadi sampe dimana gue ngomong?" tanya Rara melirik Riri.

"Kamu fokus aja menyetir. Nanti kalau kita tabrakan, kemudian mati, Riri gak siap jadi bagian komunitas sad got pada generasi berikutnya"

"SAD GHOST RIRI!" koreksi Rara dan Rere.

"Yang satu galak macam harimau, yang satu pendiem macam kerang di laut, sementara satu lagi kelewat oon" gumam Cipa.

"Tumben lo ngomong bener Cip, abis makan apa? Otak lo jadi encer begitu?" tanya Suketi.

"Emangnya otak Cipa ini bubur kacang hijau apa ENCER!"

"Serius, lo belajar pinter darimana? Biasanya lo lebih oon dari Riri?"

"Ish Cipa gak oon, cuman agak pending aja kalau nanggepin kalian"

"SAMA AJA!" sewot ketiga hantu lainnya.

***

Perjalanan yang melelahkan membuat perut menjadi lapar. Maka dari itu ketiga ciwi-ciwi cangtip macam author memutuskan makan di restoran.

Tentu saja ke-empat hantu itu ikut juga, bahkan mereka meminta di belikan daging panggang, jus jeruk purut, dan tidak lupakan juga cemilan'nya berupa kentang goreng.

Enak sekali jadi hantu, tinggal minta-minta dan makan enak.

Rara memperbolehkan mereka makan tapi tidak di dalam restoran. Bisa gawat jikalau orang-orang melihat makanan terbang di atas udara. jadi para hantu itu makan di dalam mobil.

"Jus jeruk purut'nya enak ya? Mirip rasanya kayak kita beli di warteg gaib" ucap Cipa senang sekali.

"Ayam panggang setengah matangnya juga enak, jika saja aku punya banyak uang, aku akan membangun restoran disini" ucap Ajeng.

"Sadar diri Jeng, gimana lo mau bangun restoran sementara lo aja udah isdet!" sahut Sintia.

"Iya bener, ada-ada aja lagian lo Jeng. Nikmatin aja yang sekarang ada, besok-besok kita gak ada lagi di dunia" timpal Suketi.

Ajeng menciutkan bibirnya sebal. Tapi, apa yang di katakan teman-temannya itu betul juga. Apalah daya, dirinya hanya hantu dan tidak akan mungkin bisa membangun restoran mewah.

"Tenang saja Ajeng, nanti kamu akan membuatnya di surga, setelah kita semua kembali ke alam sesungguhnya" ucap Cipa menyemangati.

Ajeng tersenyum lebar. Cipa memang terkadang otaknya kalau udah di charger agak pinter juga!

Kalau di surga sana Ajeng sudah bisa membangun restoran mewah, tenang saja nanti Ajeng ajak para readers mampir kesana.

SAD GHOST 6 ✓Where stories live. Discover now