00:28 [DEAL]

563 203 6
                                    

Rara yang sedang asiq menyiram tanaman di malam hari, ia terkejut saat Riri dan Rere tiba-tiba datang lalu mematikan keran air agar kegiatannya terhentikan.

"Ck! Lo berdua ngapain si?" kesel Rara.

"KITA PERLU BICARA!" jawab kedua gadis itu bersamaan.

"Ngomong aja kali, jangan ganggu gue nyiram tanaman."

Riri menarik tangan Rara sedikit kasar, lalu ketiganya duduk di atas lantai teras.

Entah harus memulai dari mana, tapi yang jelas mereka harus berhati-hati sebab Rara ini keras kepala, dan sulit sekali di rayu.

"Ra, apa gak sebaiknya kita tolong sad got?" tanya Riri.

"Sad ghost Riri!" koreksi Rere.

"Ya maksud aku itu"

"Lo berdua denger baik-baik ya, kenapa si lo berdua gak bisa gitu nurut sama omongan gue? Kita itu harus hidup normal kaya manusia lainnya, jangan cuman mikirin urusan arwah-arwah yang kaga jelas!"

"Kamu tau? Kita gak akan pernah bisa keluar dari lingkaran takdir, bahwa kenyataannya kamu dan Riri adalah indigo"

"Lo bisa ngomong gitu, karna lo terlahir gak punya kemampuan kaya gue sama Riri. Seandainya bisa di ganti, apa lo mau kaya gue sama Riri yang harus di ganggu makhluk-makhluk gak jelas dari alam lain?"

"Kalau aku jadi kamu ataupun Riri, selama aku bisa bantu mereka, maka aku bakalan bantu. Mereka gak jahat kok Ra, mereka cuman minta di bantu"

Rara diam.

Lama ketiganya diam dalam pikiran masing-masing, yang entah apa yang ada di otak mereka.

Seketika Rara memikirkan perkataan Rere yang terakhir, bahwa memang kenyataannya para sad ghost itu tidak jahat, mereka hanya ingin di bantu.

Jadi...

"Oke, gue mau bantu mereka. Emang apa masalah mereka?"

Riri mulai menceritakan masa sebelumnya. Masa dimana ke-empat hantu itu harus menerima takdir kematian yang cukup tragis.

Rara menelan saliva'nya susah payah, ia tak percaya jika kematian para hantu konyol itu lebih asketek daripada sad ghost sebelumnya.

"Lo bercanda ya Ri? Kaga lucu!" kesal Rara.

"Loh aku serius! Masa aku bercanda urusan kematian orang, huh."

Dari raut wajah Riri, sepertinya Rara tak melihat ada kebohongan disana.

Saat ini yang ketiganya lakukan adalah, menyusun rencana untuk membantu ke-empat hantu dari kalangan sad ghost six season two itu.

***

"HUM BALA HUM HUM...CIKI CIKI DAM DAM...BALALLAA" cerocos Riri tidak jelas.

"Lo ngapain si?" tanya Rara bingung sekaligus kesal melihat tingkah gila Riri yang semakin hari semakin meningkat saja.

"Iya gak jelas" sahut Rere.

"SUTT kalian diem! Ini aku lagi baca mantra biar hantu-hantu itu datang"

"Gak usah lo baca mantra juga bentaran mereka dateng, mereka kan yang butuh kita! Ya pasti mereka dateng sendiri nemuin kita"

Riri cemberut kesal. Padahalkan ia sedang berusaha agar keliatan berguna di depan saudara-saudaranya ini, tapi hasilnya malah di hujad.

Beberapa detik kemudian, ke-empat hantu perempuan yang mereka tunggu-tunggu itu akhirnya datang.

"JADI KALIAN MAU MEMBANTU KITA?" tanya Ajeng antusias.

"Mulut lo abis makan thoa apa kaleng si? Berisik amat dah, ampe nembus ke kuping gue, bisa-bisa budek gue! Gak lucu dong gue udah ngesot, budek pula" kesal Sintia.

"Iya, kita mau bantu kalian. Tapi kita gak tau dimana toko itu, dan apa nama toko'nya?" tanya Rara.

Sementara Rere hanya celingukan saja, karna ia tak dapat melihat ke-empat hantu itu.

Meskipun tak dapat melihatnya, tapi sekilas Rere dapat merasakan angin yang berhembus seolah itu pertanda bahwa mereka ada.

"Nama toko'nya TOKO ANTIK CANTIK SIMILIKITIK, ada di daerah Cipatispan" jelas Cipa sedetail-detail'nya.

"Jauh. Kita perlu waktu libur di hari sekolah. Perjalanan kesana bisa 12 jam," ucap Rara.

"Emang dimana Ra?" tanya Rere.

"Buka deh mata batin lo ke ustadz Nurdin, di jamin lo bakalan nyesel karna udah liat hantu-hantu jelek kaya mereka!"

"Kaya lo paling cakep aja." sewot Suketi.

"Diem lo! Gak usah ikut campur. Kalau bukan gue yang ambil keputusan, adek-adek gue gak akan mau bantu lo semua"

"EH UDAH JANGAN PADA RIBUT! Yang jelas kita udah deal, dan kita bakalan nunggu sampe kalian ada waktu" finish Ajeng.

Setelah mengatakan itu, satu persatu para hantu itu menghilang.

Rara sebenarnya kesal juga pada kedua hantu yang bernama Suketi dan Sintia, mereka sangat menyebalkan.

"Dasar 5S!" gerutunya.

"Apa apaan tuh Ra 5S?" tanya Riri

"SUKETI SINTIA SAMA-SAMA SABLENG!"

Riri hanya ber-oh ria saja. Karna ia sama sekali tak mengerti apa arti kata sableng yang Rara maksud.

Rara kembali ke kamarnya.

"Re, sableng apa sih?" tanya Riri yang super duper penasaran.

"Sableng itu... Hmm... Sableng itu imut! Ya, jadi sableng itu imut."

"Oh imut. Berarti Riri juga sableng dong? Kan Riri imut hehe" ucapnya cengengesan. Sementara Rere tersenyum paksa 

"Emang rupa mereka kaya gimana?" Tanya Rere yang sejak lama penasaran.

"Yang dua suster ngesot, tapi kepalanya gak pake topi khas suster, melainkan pake topi kerucut yang terbuat dari daun pisang. Nah yang dua lagi kuntilanak, kalau gak salah nih yang namanya Ajeng bajunya warna pink, sementara yang namanya Suketi bajunya warna polkadot. Muka'nya serem-serem, berdarah semua. Tapi Riri rasa itu jus stowberry, kaya di pilem-pilem!"

"Hm, Ri inikan dunia nyata. Gak mungkin juga mereka pake jus buat nyeremin muka"

"Iya juga sih, ih serem....." Riri bergidik ngeri.

Keduanya segera keluar ruangan, dan pergi menuju kamar masing-masing.

SAD GHOST 6 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang