00:33 [Toko antik]

571 204 12
                                    

Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan akhirnya kini membawa mereka pada tempat tujuan.

"Toko Antik Cantik Similikitik," Rara membaca tulisan toko tersebut dengan jelas. "Namanya unik, pasti yang punya beneran cantik ni" tebaknya.

"Ish Ajeng, Cipa kalian jangan deket-deket aku dong, kalian bau tau!" kesal Riri yang sejak tadi di dekati Ajeng dan Cipa. Kedua hantu itu hanya berani berdekatan dengan Riri, karna jika dengan Rara mereka takut kena semprot berupa bacothan.

Sementara Suketi dan Sintia berada di belakang. Dan Rere berada di samping Rara.

"Ayo masuk kuy!" ucap Sintia.

Rara mengangguk lalu kemudian mengajak kedua adik-adiknya untuk mengikutinya dari belakang.

Ketiganya sudah masuk ke dalam, dari sudut ke sudut terdapat banyak barang-barang antik. Yang dapat Rara simpulkan pada penglihatannya, toko ini sudah berdiri cukup lama dari tahun 70-an. Pemiliknya juga paati sudah tua.

Seseorang menepuk pundak Rere, lantas Rere menoleh terkejut bersama dengan kedua saudaranya, "Astagfirllah. Ngagetin aja mbak" ucap Rere.

"Kalian mau beli barang antik?" tanya sang pemilik.

Rara, Rere dan juga Riri mengangguk.

Wanita paruh baya itu mengulurkan tangannya, "Kenalin saya Ningsih, toko ini saya warisi karna nenek moyang saya pemilik toko ini sudah meninggal dunia"

Rara menjabat tangan Ningsih lalu memperkenalkan namanya, begitupun dengan adik-adiknya.

Mereka berkeliling mencari benda yang harus di beli. Jika Ningsih adalah orang baru di toko ini, maka ia tidak akan tahu asal usul barang yang mereka cari tentunya.

"Disini ada blender mbak?" tanya Rara.

"Pisau, sama panci ada juga mbak?" timpal Riri.

"Kalau barang-barang itu adanya di toko elektronik dek,"

Ah iya juga, tapi para sad ghost itu begitu yakin bahwa memang orangtua mereka menjualnya di toko ini.

Rere yang penasaran mencari dari sudut ke sudut. Lalu ada sebuah kotak cukup besar yang berada di paling ujung, iseng-iseng tanpa sepengetahuan yang lainnya ia berani membukanya.

Saat membukanya rupanya itu benda yang mereka cari.

"RERE PINTAR WALAUPUN TAK DAPAT MELIHAT KEBERADAAN KITA!"

"HOREEEE BARANGNYA KETEMU"

"AYOK BELI"

"BELI BELI BELI"

Mendengar sorak dari ke-empat hantu perempuan itu, Rara dan Riri langsung menghampiri Rere.

"Re, lo kok bisa nemu si?" tanya Rara bingung.

"Aku iseng buka kotak ini"

"Eh ada suratnya!" ucap Riri.

Rara mengambil selembar surat itu, lalu membukanya, ia membacanya pelan di hadapan kedua adik-adiknya dan pemilik toko.

Siapapun yang akan datang membeli barang ini, tidak perlu di beli. Gratis! Barang ini sudah lama di simpan di toko, terkadang mereka bergerak sendiri membuat jantung saya kumat saja. Bawa saja barang ini, sekian dan terimakasih. Salam manis Ayu, pemilik barang antik.

"Jadi kalian pemiliknya?" tanya Ningsih yang kemudian di angguki oleh ketiga gadis itu, "Yaudah bawa aja barangnya, saya pikir tadi kalian bercanda nanyain barang elektronik"

"Kita boleh bawa?" tanya Rara memastikan.

"Iya bawa aja, gak perlu bayar. Barang-barang itu di masukan ke dalam kotak bermantra sama nenek saya, karna sering bergerak sendiri di atas udara"

Para hantu itu tertawa lirih, menandakan bahwa merekalah yang melakukannya. Habisnya mereka bingung bagaimana cara membuat sang pemilik mengerti bahwa barangnya itu harus di kembalikan.

"Udah barangnya jelek, susah laku. Cuman nyempetin tempat aja" kesal Ningsih.

"Hilih biar begitu kan itu barang tersayang milik Cipa!" jawab Cipa yang tak dapat di dengar Ningsih.

Ningsih segera mengambil pelastik besar untuk memasukan barang-barang itu, lalu Rara menerimanya dan mereka cukup berterimakasih.

Tidak sulit rupanya datang ke toko ini, tidak ada drama-drama aneh dan hal yang membahayakan. Hanya saja mungkin perjalanan membuat mereka kelelahan.

Mereka harus pergi ke tempat dimana orangtua Cipa tinggal sekarang.

Ribet, seperti kisah cinta para readers dan si dia.

____

"TERIMAKASIH YA KALIAN SUDAH MAU DATANG JAUH-JAUH UNTUK KAMI" senang Ajeng.

"Iya, kami sangat bahagia karna barang itu akan di kembalikan ke tempat kami" sambung Cipa.

"Kita semua nolong kalian karna risih, bukan kasian!" kesal Rara.

Padahal kenyataannya Rara kasihan pada ke-empat hantu itu, hanya saja ia gengsi mengatakannya.

"Bilang aja lo gengsi ngomong kasian'nya" celetuk Sintia.

"Sintia kita gak boleh galak lagi sama Rara, biar bagaimanapun dia mau nolong kita" ucap Suketi.

"Noh denger temen lo ngomong, dasar hantu sableng!"

"IYA BENAR KALIAN HANTU SABLENG, sama seperti Riri. Riri juga sableng" ucap Riri senang.

Rara melirik Riri aneh, dimana-mana tidak akan ada orang yang menyebutkan dirinya sendiri sableng atau dalam kata lain sinting. Tapi mengapa Riri begitu bangga?

Rere menepuk jidatnya kasar, ia lupa memberitahu Riri arti sebenarnya.

"Emang menurut lo, sableng itu apa?"

"Imut kan? Riri imut."

"SABLENG ITU SINTING RI!"

"A-apa? Tapi kata Rere..."

"Rere ngerjain lo"

Riri cemberut kesal, "Maaf Ri aku gak bermaksud abis kamu kan gak boleh ngomong kasar" ucap Rere merasa bersalah.

"Yaudah deh gapapa. Tapi Riri gak sableng kan?"

"Sedikit sih"

"IHHHHH"

Mereka tertawa terbahak melihat ekspresi Riri yang jengkel sendiri.

Kepolosan Riri inilah yang mungkin sulit baginya mengetahui mana pria baik-baik dan tidak. Ia hanya melihat dari rupa, siapapun pria yang menurutnya tampan, itulah yang ia sukai termasuk...

Daniel.

Tapi Rara menentang keras jika Riri menjalin hubungan dengan Daniel, sebab firasatnya mengatakan bahwa Daniel bukanlah pria yang baik untuk Riri.

Riri sih menurut saja, biarpun ia suka sekali bertengkar dengan Rara tapi ia mau menuruti apa yang menurut kakaknya baik.

"Maafin gue ya Ra" lirih Sintia.

Rara menoleh, mengangkat sebelah halisnya bingung, "Seriusan ini lo minta maaf sama gue?"

"Iya, sorry ya gue suka kasar. Abis lo gitu sih"

"Gue maafin. Kan sebentar lagi lo mau pergi ke alam lo, jadi takut nanti lo gak tenang kalau gue naro dendam sama lo."

"Duh jadi pengen meluk"

"Gak bisa, kan lo ber-empat hantu"

Mereka hanya bisa berkomunikasi tapi tidak bisa bersentuhan. Sama seperti author dan para readers, kasihan sekali ya kita💔

SAD GHOST 6 ✓Where stories live. Discover now