Hadiah Wisuda

1.6K 75 0
                                    

Setelah berjuang selama 4 tahun setengah demi mendapatkan gelar Sarjana Sastra akhirnya Salsa berhasil mendapat gelar itu, lihatlah betapa bahagianya dia memakai kebaya di hari wisudanya dan juga tulisan "Salsabila Meili, S.S" yang melingkar di pinggangnya dengan anggun. Hari yang dia dan juga teman temannya tunggu telah tiba, hari kemenangan baginya karena tidak sia sia mereka berjuang selama ini dari pagi ketemu pagi lagi.

"Selamat ya Sal, udah jadi Sarjana Sastra aja" Keivin yaitu teman seangkatannya namun belum di wisuda pun mengucapkan selamat padanya

"Lu juga Vin, semoga cepet sidang ya biar bisa nyusul gue" Salsa tersenyum bahagia

"Doain aja Sal biar skripsi gue gak ada revisi lagi" Keivin tertawa

"Aamiin semangat Vin pejuang Sarjana" Salsa menyemangati temannya yang memang dari awal kuliah sudah malas mengerjakan tugas dari dosen sehingga lulusnya pun tertunda

Di hari bahagianya Salsa tak melihat kehadiran Noah disana, dia pun mengerutkan alis karena tak seperti biasanya Noah tak hadir di acara yang ada dirinya. Memang Noah belum di wisuda seperti Salsa karena belum sidang padahal mereka satu kelas, berkali kali Salsa menanyakan keberadaan Noah pada Ghea namun Ghea yang juga hari itu di wisuda seperti dirinya tak tahu dimana keberadaan Noah. Ingin sekali Salsa menghubungi Noah namun dia gengsi mengingat dia begitu dingin dan cuek pada Noah walau sebenarnya dia mulai jatuh cinta pada Noah, cinta sungguh membuatnya tersiksa seperti ini.

"Ghe, Noah gak dateng?" Untuk kesekian kalinya Salsa bertanya dengan raut penuh harap

"Mana gue tau, coba lu telpon aja sih" Ghea menjawab cuek, memang hari itu Ghea pun tengah menunggu kehadiran seseorang yang menurutnya begitu spesial. Mungkin gebetan barunya lagi

"Males gue, biarin aja-" Belum selesai dirinya bicara pada Ghea, dia melihat dari kejauhan Noah datang bersama kedua orang tuanya menghampiri dirinya

Seketika Salsa mematung melihat pemandangan di depan matanya, mengapa Noah datang bersama kedua orang tuanya padahal sebelumnya dia tak pernah sekalipun di kenalkan kepada kedua orang tua Noah. Bahkan alamat rumah Noah pun dia tak tahu tapi apa yang hari itu dia lihat sungguh pemandangan tak biasa dan di luar ekspetasinya, apa maksudnya Noah mengajak kedua orang tuanya sedangkan ini bukan acara wisuda dirinya tapi acara wisuda Salsa. Salsa berusaha semaksimal mungkin menepis kemungkinan kemungkinan yang dia pikirkan tentang Noah, dia berusaha tersenyum manis di depan kedua orang tua Noah walau sebenarnya dia cukup canggung.

"Kamu Salsabila ya? Noah sering cerita ke saya tentang kamu" Ibu Noah menyapa Salsa membuat Salsa hanya tersenyum canggung

"I-Iya tante, saya Salsa teman sekelas Noah, tante apa kabar?" Salsa tersenyum

"Alhamdulillah baik, kata Noah kamu hebat dan pintar makanya dia begitu mengagumimu bahkan dia memaksa saya dan papanya untuk datang ke acara wisuda kamu, iya kan Noah" Ibu Noah begitu bahagia melihat Salsa, seperti menemukan anaknya yang lama menghilang

Salsa tambah canggung dan sedikit bahagia saat ibu Noah menceritakan semua yang Noah ceritakan tentang dirinya, apa Noah sesayang dan secinta itu padanya hingga semua tentang dirinya pun di ceritakan pada ibunya. Ghea yang melihat pemandangan itu hanya mengerutkan alis pada Salsa seolah meminta penjelasan apa maksud semua ini.

Sebulan berlalu sejak acara wisuda itu yang membuat Salsa bahagia bukan main, hari ini adalah hari yang di tunggu tunggu oleh Noah karena pada hari ini dia akan sidang skripsi di temani oleh Salsa. Salsa yang memang mulai membiarkan hatinya mencintai Noah pun menuruti apa yang Noah mau, dia yang seharusnya hari ini ada janji temu dengan Ghea pun harus dia cancel karena menemani Noah sidang.

"Thanks ya, Sal" Noah menggenggam tangan Salsa saat mereka telah selesai dan Noah dinyatakan lulus

"Thanks for what? " Salsa mengerutkan alis tak mengerti perkataan Noah

"Kamu sudah meluangkan waktumu untuk menemani aku sidang, aku lulus Sal!! Sebentar lagi aku wisuda and after that kita bisa menikah" Noah tertawa berbinar binar saking senangnya

"Lalu aku mau tanya sama kamu, kenapa kamu ajak orang tuamu datang di hari wisudaku sebulan lalu? Aku masih belum paham maksudmu yang itu" Salsa teringat peristiwa sebulan lalu yang ingin sekali dia tanyakan pada Noah

Noah hanya tersenyum manis padanya dan tak menjawab pertanyaan Salsa, hal itu semakin membuat Salsa bingung. Dia tak mengerti maksud senyum Noah, seharusnya Noah menjawab pertanyaannya bukan malah tersenyum yang membuatnya semakin bingung.

Keesokan harinya Salsa mendapat telpon dari Ghea sahabatnya dan lagi lagi Ghea curhat padanya sambil menangis tentang cowok yang baru saja mendekatinya ternyata sudah beristri, Salsa sudah bosan mendengar curhatan sahabatnya yang tak pernah berubah padahal mereka sudah bukan lagi mahasiswa seharusnya pemikiran Ghea sudah bukan lagi seperti saat masih jadi mahasiswa. Jika saja Ghea bukan sahabatnya maka Salsa sudah tak mau lagi berteman dengan Ghea karena Ghea selalu tak pernah mau mendengar nasihat orang lain, itulah sifat buruk Ghea jika sedang dimabuk asmara.

Setelah puas curhat dan sambungan telpon pun telah terputus sepihak oleh Ghea, Salsa memutuskan menelpon Noah karena dia ingin mendengar suara Noah. Sebenarnya dia tak pandai berkata kata apalagi mengingat dulu betapa bencinya dia pada Noah namun dia rindu Noah apalagi setelah mereka sama sama lulus kuliah mereka tak bisa bertemu setiap hari lagi seperti dulu, hal itu yang Salsa rindukan.

"Kenapa Sal?" Terdengar suara Noah dari seberang telpon, sepertinya Noah baru bangun tidur

"Gak apa apa kok, iseng aja aku" Salsa gugup saat untuk pertama kalinya dia mendengar suara Noah melalui sambungan telpon, sebelumnya mereka tak pernah telponan

"Mau main gak? Aku free nih hari ini" Noah berkata pelan namun terdengar merdu dan manis

"Hmm, aku masih penasaran alesan kamu sebulan lalu itu, boleh gak kita bertemu untuk menjelaskan semuanya?" Salsa menggigit bibir bawahnya, dia begitu grogi

"Bilang aja sih kangen hihi, boleh kok apa sih yang ngga buat kamu mah" Noah tertawa semakin membuat Salsa salah tingkah dan tanpa sadar ikut tersenyum

Setelah menyemprotkan parfum mahal ke tubuhnya, Salsa pun bersiap berangkat menemui Noah di kafe tempat mereka janjian untuk bertemu. Sebelum berangkat sekali lagi Salsa berkaca untuk sekedar memastikan tak ada yang kurang dari penampilannya atau sekedar merapihkan rambutnya agar rapih, dia ingin terlihat cantik hari itu.

Setengah jam kemudian dia pun tiba di kafe itu dan langsung mencari Noah, dia melihat Noah telah menunggunya. Salsa begitu terpesona melihat ketampanan wajah Noah dari jarak dekat seperti ini dan lagi lagi jantungnya deg deg an, sebisa mungkin dia terlihat normal di depan Noah dan menyembunyikan perasaan takjubnya.

"Kamu masih penasaran?" Noah membuka obrolan saat mereka telah duduk bersama

"Iya" Salsa mengangguk

"Kenapa aku ajak kedua orang tuaku ke acara wisudamu sebulan lalu adalah sebagai hadiah wisudamu dari aku, itu juga sebagai bukti keseriusanku padamu" Noah menatap mata Salsa semakin membuat Salsa salah tingkah

"Maksudmu? Aku tak paham" Salsa menggeleng tak mengerti

"Aku mencintaimu, Sal, sejak pertama kali kita sekelas aku sudah jatuh cinta padamu, aku ingin terus bersama denganmu bahkan ketika kamu terpilih menjadi anggota BEM pun aku berusaha ikut seleksi menjadi anggota BEM juga agar bisa selalu dekat denganmu dan aku berhasil Sal, aku terpilih menjadi anggota BEM di kampus kita yang artinya aku bisa selalu bersama denganmu" Noah tersenyum manis sambil menggenggam tangan Salsa dengan erat

Salsa berusaha mengingat kejadian 4 tahun silam dimana ketika itu dia mengikuti seleksi menjadi anggota BEM di kampusnya dan dia pun terpilih, namun di saat yang bersamaan dia melihat Noah juga ikut seleksi dan Noah juga terpilih yang mana hal itu membuat dia kesal karena menurutnya Noah tak pantas menjadi anggota BEM karena Noah pun di kelas bukanlah mahasiswa aktif seperti dirinya. Noah termasuk mahasiswa pasif yang kalau di tanya baru menjawab, berbeda dengan Salsa yang selalu aktif di kelas saat dosen menjelaskan materi.

Tanpa sadar senyumnya mengembang, Salsa tersenyum mengingat semua kenangan manis itu dan Noah yang sedari tadi terus memperhatikannya pun ikut tersenyum.

Love and PainWhere stories live. Discover now