Karma

5.1K 170 6
                                    

Salsa hanya menatap kosong langit malam dari halaman belakang rumahnya, dia duduk di bangku yang terletak di tepi kolam renang sambil melamun dan sesekali menghela nafas berat. Entahlah setelah kepergian Noah waktu itu hidupnya terasa berat dan seperti tak ada tujuan, namun dia tetap bertahan demi Celice karena jika dia sampai tumbang maka Celice tak ada yang mengurus. Saat tengah asyik melamun tiba tiba handphone nya berdering dan hal itu membuat Salsa sedikit kaget, dia pun mengambil handphone nya untuk mengangkat panggilan masuk dari orang yang sudah menggoreskan luka padanya.

"Sal, aku.." Noah berkata dengan suara bergetar seperti menahan tangis

Salsa tak menjawab, dia sudah tahu ending dari percakapan menyakitkan ini.

"Aku.. aku sudah sadar" Noah menangis namun tak membuat Salsa iba, dia sudah lelah menghadapi situasi seperti ini

"Apa maksudmu?" Salsa menjawab dengan nada malas, dia sudah tak ingin mendengar suara Noah lagi

Panggilan telpon pun terputus sepihak yang membuat Salsa sedikit heran, tak seperti biasanya Noah menangis di telpon seperti itu namun dia tak mau ambil pusing. Salsa memutuskan masuk ke kamarnya untuk mengistirahatkan matanya yang sudah lelah menangis, dia sangat mengasihani penampilannya yang terlihat seperti zombie dengan rambut berantakan, wajah pucat, mata panda, serta tubuh yang semakin kurus.

Salsa pun tersenyum pahit saat menatap pantulan dirinya di cermin kamarnya, dia merasa semakin depresi namun dia tak ingin berakhir bunuh diri. Dia harus terus melanjutkan hidup walau tanpa Noah demi Celice putri kecilnya yang masih membutuhkan kasih sayangnya, entah bagaimana dia akan menjelaskan pada Celice jika Celice bertanya nanti kemana ayahnya pergi karena tak mungkin Salsa berkata jujur bahwa ayah Celice pergi bersama pelakor namun tak mungkin juga Salsa berbohong dan menutupi kenyataan pahit itu. Setelah puas menatap dirinya di cermin Salsa pun membaringkan tubuhnya di kasur empuknya untuk tidur dan berharap hari esok akan jauh lebih baik, namun matanya yang sudah lelah dan bengkak tidak mau disuruh istirahat hingga membuat Salsa sedikit kesal. Salsa pun memutuskan bangun dan berjalan ke meja riasnya, disana dia melihat binder semasa kuliahnya dulu lalu mengambilnya untuk membaca kembali kenangan indah dulu. Barangkali setelah membaca tulisannya di binder dia dapat tidur pulas.

Salsa tersenyum saat membaca tulisannya yang seperti ceker ayam itu, dulu memang dia hobi menulis keluh kesahnya di halaman belakang bindernya. Betapa bahagianya dia dulu yang hidup seperti tanpa beban, seketika dia rindu masa masa kuliahnya dan menyesal sudah mau dinikahi oleh ketua kelasnya yang sudah membuat hidupnya hancur.

"Bu Salsa, saya boleh masuk" Bik Iyah mengetuk pintu kamar Salsa dan mengagetkan Salsa yang tengah bernostalgia masa indah dulu

"Ya bik, masuk saja pintunya gak di kunci" Salsa menjawab sambil menutup kembali bindernya lalu meletakkannya kembali ke tempat asalnya

Bik Iyah pun masuk dengan wajah khawatir yang membuat Salsa semakin heran.

"Ada apa, bik" Salsa mengerutkan alis

"Pak Noah kecelakaan" Perkataan Bik Iyah sukses membuat Salsa membulatkan kedua matanya, tanpa sadar air matanya pun menetes mendengar kabar buruk itu

"Kenapa nomor telpon ibu gak bisa di hubungi??" Bik Iyah bertanya lagi masih dengan raut khawatirnya

"Saya tadi mematikan handphone saya karena.. karena saya gak mau di ganggu oleh Noah" Salsa berkata dengan suara bergetar dan pandangan kosong kedepan

Salsa merasa kepalanya pusing dan seluruh pandangannya seketika kabur, dia pun jatuh pingsan di depan Bik Iyah dan membuat Bik Iyah kaget. Setelah siuman Salsa baru menyadari dia berada di kamarnya dengan tubuh di tutupi selimut tebal hingga sebatas dada, dia mengedarkan pandangannya menatap sekitar berharap kabar buruk semalam hanyalah mimpi buruknya. Bik Iyah kembali masuk ke kamarnya membawa semangkuk bubur ayam dan segelas air putih, Salsa hanya tersenyum melihat kedatangan asisten rumah tangganya yang sudah rela mengabdi padanya selama bertahun tahun bahkan sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri.

Salsa kembali teringat kabar buruk semalam tentang Noah dan bertanya pada Bik Iyah bagaimana keadaan Noah sekarang, dia masih mencemaskan Noah karena biar bagaimanapun Noah adalah ayah kandung Celice. Salsa bisa melihat ekspresi iba yang ditunjukan Bik Iyah kepadanya saat Bik Iyah melihat keadaannya sekarang, dia sudah terbiasa mendapat tatapan iba dari orang orang yang melihat keadaannya sekarang.

"Bik, bagaimana keadaan Noah sekarang?" Salsa bertanya dengan raut khawatir

"Pak Noah di rawat di RS karena mengalami patah tulang dan cedera kepala" Bik Iyah menjawab dengan suara bergetar semakin membuat Salsa menangis sedih

"Kenapa bik... Kenapa nasib saya begitu sial... Saya hanya ingin bahagia, bik" Salsa memeluk Bik Iyah dengan erat sambil menangis puas disana

Bik Iyah hanya mengelus lembut punggung Salsa sambil menahan air matanya agar tak ikut menetes, dia merasa kasihan melihat majikannya yang sudah seperti anaknya sendiri mengalami nasib buruk seperti ini. Siang ini Salsa berangkat ke RS tempat Noah dirawat seorang diri, dia sengaja tak mengajak Celice karena takut Celice sedih jika tahu ayahnya kecelakaan dan terluka parah. Setengah jam kemudian dia pun tiba di RS tempat Noah dirawat lalu segera mencari parkiran, setelah memarkirkan mobilnya dia pun turun dengan langkah cepat karena tak sabar ingin melihat keadaan suaminya.

Noah sudah di bawa ke ruang rawat inap dan sekarang dia sendirian disana tanpa ada seorang pun yang menjenguknya, bahkan Putri yang selama ini dia bela mati matian pun entah ada dimana. Salsa berusaha mengatur nafasnya saat tiba di depan pintu kamar rawat inap dan masuk dengan langkah sangat pelan, dia melihat Noah tengah berbaring lemah di ranjang dengan kaki dan kepala yang di perban serta tangan yang di infus. Inikah karma dari perbuatannya selama ini yang sudah menyakiti Salsa dan Celice??, Salsa hanya tersenyum pahit jika mengingat tentang karma dan semua perbuatan jahat Noah padanya selama ini.

"Kenapa kamu begitu bodoh hingga bisa menabrak pohon seperti ini!!" Salsa mendekati tubuh Noah lalu berkata pelan

Noah yang tengah tertidur pun terbangun mendengar suara Salsa, dia terlihat bahagia melihat Salsa datang menjenguknya.

"Sayang, kamu datang" Noah tersenyum senang pada Salsa

"Jangan senang dulu karena kedatanganku kesini hanya sebatas rasa kemanusiaan bukan karena aku masih cinta padamu" Salsa membuang muka saat Noah menatapnya sambil tersenyum, dia sudah tak ingin melihat senyuman Noah lagi

"Sal, please forgive me" Noah memohon pada Salsa

"Aku ingin kembali padamu dan memulai semuanya dari awal lagi, please forgive me" Noah tetap memohon pada Salsa namun Salsa sudah terlanjur sakit, dia tak yakin bisa memaafkan Noah

Salsa tak bisa lagi berkata kata hanya air matalah yang menetes membasahi pipi mulusnya, segera dia usap air matanya dan dia ingin terlihat kuat di mata Noah.

"Aku sedang tak mau berdebat denganmu, sekarang kamu istirahatlah" Salsa berusaha tersenyum pada Noah lalu beranjak pergi meninggalkan Noah yang hanya menatapnya dengan tatapan sedih

"Sal, temani aku" Noah menghentikan langkah kaki Salsa, dia sudah tak kuat bila terus menerus bersama dengan Noah

"Kenapa harus aku yang menemanimu? Kemana Putri?" Salsa mengerutkan alis

"I don't know and I don't care about her anymore" Noah seperti malas jika Salsa membahas tentang Putri

"Why?" Salsa balik bertanya, dia sudah bisa mencium pertengkaran Noah dengan Putri

"Karena aku telah sadar bahwa selama ini aku telah menyia-nyiakan wanita sempurna sepertimu dan aku menyesal, Sal, aku ingin kita memulai semuanya dari awal lagi seperti dulu" Noah menatap mata Salsa

"Ingatkah awal mula kita bertemu dulu, aku pernah berjanji padamu aku akan selalu mencintaimu dan menyayangimu selama-lamanya, sekarang aku ingin membuktikan itu semua padamu, Sal, please give me one more chance to be with you" Noah masih terus memohon pada Salsa agar bisa memaafkannya dan memulai kembali semuanya dari awal lagi

Salsa masih terdiam beberapa saat, dia teringat semua perlakuan buruk Noah padanya selama beberapa bulan ini yang membuatnya selalu menangis setiap hari. Noah yang melihat Salsa terdiam pun terus saja memohon pada Salsa agar bisa membuka hatinya kembali untuknya, namun Salsa tetap bungkam dan tak menjawabnya.


Love and PainWhere stories live. Discover now