Mertua yang Baik

1K 73 0
                                    

Seminggu setelah peristiwa melukai diri sendiri yang Salsa lakukan di depan Noah, Salsa di telpon oleh ibu mertuanya untuk datang ke rumah mertuanya. Salsa yakin pasti Noah yang mengadu soal pertengkaran mereka seminggu lalu kepada ibunya sehingga ibunya menelpon Salsa dan menyuruhnya datang. Siang ini Salsa menyuruh Bik Iyah untuk menjemput Celice ke sekolah dan dia pun berangkat ke rumah mertuanya setelah semua pekerjaan rumah telah selesai dia kerjakan seperti memasak dan mencuci piring, Salsa mengemudi mobil dengan hati hati karena tangannya masih terasa nyeri bekas goresan pisau seminggu lalu, bahkan darah masih terlihat merembes keluar perban.

Sesampainya dia di depan rumah mertuanya yang terlihat mewah dan elegan, Salsa pun memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah mertuanya yang luas lalu turun dengan perasaan campur aduk. Dia takut mertuanya khawatir saat melihat luka di tanganya namun dia juga tak bisa menyembunyikan luka yang cukup besar ini.

"Salsa!! Tangan kamu kenapa itu!!" Ibu mertuanya histeris saat melihat luka di tangan Salsa serta darah yang terus saja merembes keluar

"Ini.. ini luka biasa kok ma, sabtu lalu tangan Salsa kena pisau pas lagi masak buat makan malam" Salsa berusaha semaksimal mungkin menyembunyikan semuanya namun mertuanya telah mengetahuinya dari Noah

Salsa melihat ibu mertuanya berjalan ke kamarnya untuk mengambil kotak P3K lalu mengganti perban di tangan Salsa yang sudah seminggu belum di ganti, tanpa sadar air mata Salsa menetes saat dia melihat ketulusan ibu mertuanya padanya yang tidak dia dapatkan dari ibu kandungnya sendiri. Salsa merindukan kasih sayang seoarang ibu dan beruntung dia mendapatkan ibu mertua yang baik serta sangat menyayanginya sehingga sudah dia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri.

"Mama sudah tau apa yang terjadi antara kamu dengan Noah seminggu lalu, Noah yang cerita sendiri pada mama semalam" Ibu mertuanya menatap wajah sedih Salsa dengan tatapan lembut layaknya ibu kandung pada anak kandungnya sendiri

Salsa tak menjawab pernyataan ibu mertuanya barusan, dia terus saja menangis sedih dan mulutnya tak bisa lagi berkata kata. Hatinya terasa nyeri bahkan lebih nyeri dari luka di tangannya jika mengingat peristiwa itu, Noahlah yang telah melukai hatinya.

"Sayang, mama tahu kamu cukup menderita selama bersama anak mama, kenapa kamu masih mempertahankan rumah tanggamu, nak? Kamu berhak bahagia, sayang, mama akan mendukungmu jika kamu berniat menceraikan Noah demi kebahagiaanmu dan Celice" Ibu mertuanya melontarkan kalimat yang membuat Salsa kaget karena biasanya mertua lebih membela anaknya daripada menantunya

"Noah bukan laki laki baik untukmu, jika dia laki laki baik dan bertanggung jawab maka dia tak akan meninggalkan anak istrinya bahkan sampai berselingkuh dengan wanita lain, mama pun geram padanya karena dia telah membuat malu keluarga kita padahal di keluarga kita tak ada yang namanya perselingkuhan namun dia telah mencoreng nama baik keluarga kita dengan melakukan perselingkuhan" Ibu mertuanya berkata dengan nada kesal pada Noah

Salsa masih bungkam dan tak menjawab, dia tetap pada pendiriannya untuk mempertahankan rumah tangganya walaupun harus berkorban nyawa sekalipun. Baginya kebahagiaan Celice adalah yang utama di banding kebahagiaannya sendiri, jika dia sampai bercerai dengan Noah maka Celice lah yang menjadi korban dan dia tak mau hal itu sampai terjadi pada putri semata wayangnya itu. Dia tak akan melepaskan Noah demi Celice walau dia harus mengorbankan perasaan bahkan nyawanya sekalipun.

"Sayang, kamu harus pikirkan lagi masa depanmu dan Celice, mama tahu kamu mempertahankan rumah tanggamu demi Celice karena dia masih begitu kecil untuk menjadi korban perceraian namun bagi mama jika kamu terus mempertahankan rumah tanggamu maka sama aja kamu akan membunuh dirimu sendiri, kamu harus pikirkan lagi dengan matang keputusanmu, jangan takut Celice tak bahagia karena Celice akan selalu bahagia bersama kami kakek dan neneknya" Ibu mertuanya menatap Salsa dengan tatapan kasihan

Love and PainWhere stories live. Discover now