Tak Akan Melepaskannya

1.3K 83 2
                                    

Beberapa hari kemudian setelah pertemuan menyakitkan dengan sang pelakor yang berakhir sakitnya hati Salsa, siang ini Salsa ingin bertemu dengan Noah yang masih berstatus sebagai suami sahnya. Sudah sebulan sejak surat cerai itu tiba Noah tak pulang ke rumah, bahkan Salsa sudah lupa bentuk tubuh polos Noah saking lamanya mereka tak melakukan hubungan suami istri. Mungkin sekarang Noah sudah tak ingin melakukannya lagi dengan Salsa dan lebih memilih melakukannya dengan Putri, Salsa pun tersenyum pahit saat membayangkannya. Setelah mengantarkan Celice ke sekolah dan membeli beberapa jenis sayur dan buah untuk menu makan siang dan malam mereka, Salsa pun pergi menemui Noah di rumah baru Noah dan Putri. Sebelum berangkat dia sempat berpamitan dengan bik Iyah yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri dan meminta tolong bik Iyah untuk menjemput Celice ke sekolah serta mengolah sayur dan buah yang sudah dia beli di fresh market tadi pagi, bik Iyah yang akhir akhir ini sering melihat Salsa pergi sendirian pun menjadi khawatir terjadi sesuatu pada Salsa namun sungkan untuk bertanya karena dia tahu Salsa type orang yang tertutup yang tak akan menceritakan permasalahannya kepada semua orang.

Salsa pun melajukan mobilnya menuju rumah Noah dan Putri dengan kecepatan standar, sepanjang perjalanan dia tak henti hentinya berdoa semoga Noah ada di rumah karena dia ingin sekali bertemu dan berbicara banyak pada orang yang telah mencampakkannya begitu saja. Setelah tiba di depan rumah ber cat putih susu yang pernah dia kunjungi sebelumnya, dia pun memarkirkan mobilnya di depan rumah tanpa pagar itu lalu berjalan pelan dengan langkah lambat. Salsa merasa hatinya semakin sakit saat dia tiba di depan pintu rumah itu yang tertutup rapat, rasanya seperti mimpi buruk. Dengan tangan bergetar Salsa pun mengetuk pintu rumah dengan pelan dan setelah beberapa kali mengetuk akhirnya ada yang membukakan pintu rumah dan Salsa masih hapal sosok itu, dia adalah wanita paruh baya yang waktu itu dia temui.

"Selamat siang" Salsa berusaha menyunggingkan seulas senyum ramah di bibir tipisnya pada wanita paruh baya yang terlihat kelelahan itu

"Siang juga, ibu yang waktu itu pernah datang kesini kan? Apa ibu mau mencari Bu Putri?" Wanita paruh baya itu bertanya sambil tersenyum ramah yang membuat Salsa respect padanya karena kesopanannya pada tamu

"Saya ingin bertemu Pak Noah, apa dia ada di dalam?" Salsa berkata lembut

"Kebetulan Pak Noah ada didalam dan Bu Putri sedang ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan, apa ibu ingin bertemu Pak Noah?" Ucapan wanita paruh baya yang mengatakan bahwa Putri sedang tak ada di rumah pun membuat Salsa tersenyum senang karena itu artinya dia bisa puas mengobrol permasalahan rumah tangganya bersama Noah tanpa adanya pengganggu diantara mereka

"Iya bu, bisa tolong panggilkan?" Salsa menjawab dengan nada senang

"Baik bu, oh ya silahkan masuk dulu bu" Wanita paruh baya itu mempersilahkan Salsa untuk masuk kedalam rumah dan kali ini Salsa tak menolak

Salsa pun masuk ke dalam rumah minimalis itu lalu duduk di sofa yang berada di ruang tamu, dia melihat dekor ruang tamu rumah itu sangat sederhana serta tak banyak furniture yang tersedia disana. Salsa pun sempat membandingkan dekor ruang tamu rumahnya dengan rumah ini, sangat jauh berbeda bagai langit dan bumi.

Tanpa sadar wanita paruh baya itu sudah tiba dengan membawa segelas teh hangat untuk Salsa lalu kembali beranjak menuju kamar Noah, Salsa merasa kasihan padanya karena dia dapat melihat raut wajah lelah akibat perlakuan buruk majikannya. Salsa sudah hapal tabiat Putri yang hobi menyuruh asisten rumah tangganya serta terkadang memperlakukannya dengan kasar dan tak manusiawi sehingga wajar asisten rumah tangganya terlihat begitu lelah dan sedikit depresi, karena keasyikan melamun memikirkan nasib malang asisten rumah tangga Noah dan Putri tanpa sadar Noah sudah berdiri menghadap Salsa dan menatapnya dengan tatapan kesal, entah kenapa Salsa merindukan tatapan hangat dan manis Noah seperti saat mereka masih kuliah dulu. Apa sifat orang bisa berubah drastis setelah berumah tangga seperti yang terjadi pada Noah saat ini, bahkan Salsa tak menemukan senyuman manis Noah yang dulu biasa dia tampakkan saat akan menggoda Salsa di kelas. Saat ini yang ada hanya raut kemarahan yang Noah tampakkan padanya yang membuat nyalinya seketika ciut, namun dia sudah bertekad untuk menemui Noah maka dia harus menemuinya.

"Ada apa datang kesini?" Noah berkata dengan nada sedikit keras membuat Salsa reflek menggeleng tak percaya

"Aku ingin bertemu denganmu karena rindu" Salsa meniru ucapan Noah dulu saat mereka masih kuliah, anggaplah saat ini dia merindukan kenangan kebersamaan mereka dulu

Kali ini giliran Noah yang memutar bola matanya dan memilih duduk berhadapan dengan Salsa, tak apa jika Noah sudah tak mencintai Salsa asalkan jangan sampai mereka bercerai karena mereka sudah mempunyai anak yang masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Salsa tak ingin apa yang dia rasakan juga di rasakan oleh Celice yaitu rasa sakit, tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipi mulusnya dan segera dia usap air matanya sebelum Noah melihatnya menangis namun Noah sudah melihatnya menangis.

"Ada apa kesini?" Noah mengulang kembali pertanyaannya dengan nada yang sedikit lembut dibanding tadi

"Aku... Aku tak ingin bercerai denganmu, aku sudah merobek surat cerai itu di hari yang sama ketika surat itu tiba di rumah orang tuamu, aku akan sekuat tenaga yang ku punya untuk mempertahankan rumah tangga kita, bukan karena aku mencintaimu namun karena Celice masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya juga karena aku ingin wanita jalang itu merasakan sakitnya mencintai" Salsa berkata dengan suara bergetar menahan tangis yang hampir pecah

Noah hanya diam tanpa bergeming yang membuat Salsa merasa heran, dia berharap ada jawaban dari Noah tentang nasib rumah tangganya.

"Kau jangan egois, Noah, kau harus pikirkan anakmu yang masih berusia 6 tahun, bahkan sudah satu bulan kau tak pulang menemuinya hingga dia selalu mengigau memanggil namamu setiap malam" Salsa berkata lagi dan dari sorot matanya yang tajam dia berharap ada jawaban dari teman kuliahnya yang kini menjadi suaminya

"I'm sorry, aku tak bisa kembali lagi padamu, disini aku sudah menemukan cinta sejatiku yaitu Putri" Jawaban Noah membuat Salsa membulatkan matanya dan menggeleng tidak percaya, jawaban macam apa itu

"Kau sudah gila, Noah!! Kau bahkan tak lagi mempedulikan anak kandungmu dan lebih memilih jalang sialan itu!!" Salsa menunjukan kemarahannya yang selama sebulan ini dia pendam

"Aku tak peduli kau mau sebut Putri jalang atau apa tapi yang pasti aku tak akan pernah lagi kembali padamu, kau harus mengerti" Noah menatap mata indah Salsa dengan tatapan yang sulit di tebak

"Terserah kau mau pulang ke rumah atau tidak tapi yang pasti jangan pernah menggugat cerai aku!! Silahkan kalian berpacaran bebas di belakangku asal jangan pernah ada lagi surat gugatan cerai yang tiba ke rumah kita ataupun rumah orang tuamu, paham!" Salsa kali ini terlihat lebih ganas dari yang Noah bayangkan hingga tanpa sadar membuat Noah sedikit takut

"Baiklah, kita buat kesepakatan baru saja, aku tak akan menceraikanmu dan kamu harus membiarkan aku bersama dengan Putri, kamu tak boleh mengganggu aku dan Putri lagi dengan datang berkunjung kesini, bagaimana?" Noah membuat kesepakatan yang menurut Salsa sangat tidak masuk akal

"Tapi kamu harus pulang kerumah untuk sekedar menengok Celice setiap seminggu sekali, bagaimana?" Salsa menaikan satu alisnya sambil tersenyum miring

"Baiklah, aku akan pulang seminggu sekali untuk bertemu dengan Celice dan aku akan tetap menafkahi kamu dan Celice sampai Celice menikah, sekarang pulanglah sebelum Putri datang" Noah mulai melembutkan nada bicaranya pada Salsa

Salsa pun pulang dengan perasaan lega karena dia berhasil mempertahankan rumah tangganya walau harus berbagi suami bersama wanita lain, tak masalah jika Noah tetap memilih tinggal serumah dengan selingkuhannya yang terpenting mereka tak akan pernah bisa menikah selamanya karena Noah masih berstatus sebagai suami sah Salsa secara hukum dan agama. Salsa teringat ucapan Putri yang ingin segera di nikahkan oleh Noah dan menyuruh dirinya mengalah dengan menceraikan Noah, namun Salsa tak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Sekarang sang pelakor itu pasti akan marah besar pada Noah karena Noah tak jadi menceraikan Salsa, Salsa pun tersenyum senang sekaligus lega.

Love and PainWhere stories live. Discover now