Keberanian Salsa

1.9K 74 0
                                    

Dulu sebelum dinikahi oleh Noah, Salsa adalah wanita yang berani hingga dia sering diancam oleh orang orang yang tak menyukainya. Namun setelah menikah dengan Noah dan diselingkuhi oleh Noah entah mengapa keberanian itu memudar berganti dengan kelemahan, Salsa tak mengerti mengapa dia jadi secengeng ini. Seperti halnya saat ini dia di panggil oleh dosen kemahasiswaan ke ruangannya karena sebuah kasus, sebenarnya bukan kasus berat ataupun kasus memalukan namun kasus ini membuat Salsa harus menerima kenyataan pahit bahwa nilainya di akhir akan di tulis E dan tidak lulus matkul tersebut.

"Salsabila, anda ini sadar gak udah semester 7 kenapa masih berani melawan dosen!!" Pak Farid yang menjabat sebagai dosen kemahasiswaan yang sangat di takuti oleh sebagian besar mahasiswa karena wajah garangnya pun memarahi Salsa namun tak membuat Salsa takut karena dia merasa perbuatannya sudah benar

"Saya salah dimananya, Pak? Wajar saya kritik dosen karena beliau marah marah kepada satu kelas karena nilai UTS kami anjlok dan seenaknya beliau menyalahkan kami yang tak belajar, sekarang pakai logika saja Pak kalau seandainya yang dapat nilai jelek cuma 1 atau 2 orang ya mungkin mereka yang tak belajar atau kurang memahami materi tapi ini kan satu kelas dapat nilai anjlok berarti yang salah ya dosen pengajarnya" Salsa menatap mata Pak Farid dengan tatapan tegas dan berani, wajar dulu dia terpilih menjadi anggota BEM

"Anda sadar gak bahasa anda ke dosen anda itu kurang sopan!! Anda itu anak sastra loh masa mengkritik dosen pakai bahasa yang kurang sopan!! Dimana etika anda!!" Pak Farid masih tetap ngotot bahwa Salsa lah yang salah

"Maaf, Pak, dimana letak bahasa saya yang gak sopan?? Boleh beritahu saya agar saya bisa memperbaikinya?" Perkataan Salsa sukses membungkam Pak Farid yang notabene dosen paling garang dan tak ada satu mahasiswa pun yang berani menentangnya, hanya Salsa lah satu satunya mahasiswi yang berani menentang Pak Farid

Sore ini Salsa yang tak berniat pulang tepat waktu pun menghabiskan waktu di kafe dekat kampus sambil menikmati wifi gratis, dia merasa lega dapat menghabiskan sore di kafe dengan di temani alunan musik pop setelah seharian di interogasi oleh Pak Farid yang menurutnya tak tegas dan hanya membela sebelah pihak saja. Salsa pun memesan secangkir hot chocolate untuk menghangatkan tubuhnya karena di luar tengah hujan deras di sertai angin kencang, karena bosan hanya menonton youtube di handphone, Salsa pun mengambil laptopnya yang dia taruh di dalam tas ranselnya lalu mengerjakan tugas membuat power point untuk nanti dia presentasikan di depan dosen. Sebenarnya tadi siang dia ada rapat bersama anggota BEM lainnya untuk membahas event teater yang akan mereka adakan pada pekan depan tepatnya hari sabtu namun dia tak bisa menghadiri rapat itu karena harus di interogasi oleh Pak Farid seharian, beruntung teman teman satu organisasinya dapat memaklumi keadaannya dan hanya menyemangatinya.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 8 malam, karena keasyikan membuat power point di laptop membuat Salsa lupa waktu hingga saat tersadar dia kaget melihat waktu sudah hampir larut malam. Salsa pun sedikit terburu buru mematikan layar laptopnya lalu memasukan kembali ke dalam tas ranselnya dan sebelum pulang dia kembali mengecek tasnya takut ada barang yang tertinggal, setelah yakin semua barangnya sudah lengkap dia pun bergegas pulang karena takut tak ada angkutan umum. Di tepi jalan raya yang dilalui banyak motor dan mobil, Salsa pun berdiri sembari sesekali memperhatikan jam di pergelangan tangannya yang kini sudah menunjukan pukul setengah 9 malam. Jika dia tak kebagian angkutan umum maka dia tak tahu akan tidur dimana karena tak mungkin dia pulang dengan berjalan kaki karena jarak dari rumahnya ke kampus sangatlah jauh jika di tempuh dengan berjalan kaki bisa memakan waktu berjam jam, Salsa pun menghela nafas berat dan berharap ada tumpangan gratis atau ada taksi yang lewat.

Namun sepertinya kali ini nasib baik sedang berpihak padanya karena dia melihat taksi yang berhenti tepat di depannya dan menawarkannya untuk naik, karena sudah lelah dan mengantuk Salsa pun naik dan sempat tertidur sebentar sepanjang perjalanan. Setelah sampai di depan rumah Salsa yang terlihat cukup besar dan luas, sopir taksi pun membangunkannya dan berkata kalau mereka telah sampai di alamat yang Salsa sebut tadi. Setelah membayar argo taksi dia pun berjalan pelan masuk ke rumah sambil terus saja menguap lalu berjalan masuk ke kamarnya untuk melanjutkan tidur yang tadi sempat tertunda tanpa berganti baju ataupun mandi dulu, rasa kantuknya telah berhasil mengalahkan rasa gerahnya akibat seharian tak mandi.

Love and PainWhere stories live. Discover now