Dia Begitu Tulus

1.2K 59 0
                                    

Seminggu kemudian setelah peristiwa Noah bersama Putri di kantin yang membuat Salsa muak sekaligus jijik melihatnya, hari ini Salsa terlihat amat cantik mengenakan jaket hoodie berwarna pink yang dia resleting hingga dada untuk menutupi kaos yang dia pakai karena peraturan di kampus tempatnya menimba ilmu setiap mahasiswa dilarang memakai kaos saat kuliah. Untuk bawahannya dia mengenakan celana kulot berbahan jeans berwarna biru muda serta gesper berwarna hitam, dan tak lupa rambut panjangnya dia kuncir kuda agar terlihat semakin rapih. Setelah puas berkutat di depan cermin kamarnya selama 10 menit, Salsa pun berangkat kuliah dengan menaiki angkutan umum karena orang tuanya selalu saja beralasan sibuk saat di minta untuk mengantarnya ke kampus padahal kampusnya dengan kantor ayahnya searah. Salsa yang tak mau ribut dengan orang tua kandungnya pun memilih diam menghadapi sikap cuek orang tuanya padanya padahal di usianya saat ini dia amat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, Salsa berasa seperti anak yatim piatu jika terus seperti ini.

Sesampainya di lobby kampus Salsa melihat Noah berjalan melewatkannya begitu saja bersama Putri seolah mereka tak saling kenal, Salsa yang melihat hal itu hanya menatap jijik mereka yang terkesan berlebihan karena berjalan bergandengan tangan dengan mesra layaknya Romeo dan Juliet.

"There's a Romeo and Juliet passing in front of me" Salsa berkata sambil menggeleng

Di kelas Salsa duduk bersama Ghea dan teman temannya yang terbilang anak anak rajin hingga di sayang dosen sedangkan Noah duduk bersama anak anak yang masuk kelas hanya untuk sekedar berfoto ria lalu di upload ke sosmed untuk menunjukan bahwa mereka masih kuliah dan anak anak malas yang mengerjakan tugas dari dosen ketika mendekati deadline atau bahkan sudah lewat deadline.

"Noah, tuh Salsa kayaknya galau" Rian yaitu teman sekelas Salsa dan Noah meledek Noah sambil tertawa tawa yang membuat Salsa muak mendengarnya

"Hah? Kenapa Ri?" Noah kaget dan reflek menengok kearah tempat Salsa duduk

"Salsa galau" Rian mengulang kalimatnya namun dengan nada yang agak keras hingga membuat Salsa menengok dengan ekspresi kesal

"Berisik amat sih lu" Salsa berteriak kesal yang dibalas dengan tawa bahagia oleh Rian dan anak anak cowok lainnya

Noah pun berjalan kearah tempat Salsa duduk lalu menanyakan apa yang terjadi hingga membuat Salsa tak seperti biasanya yang selalu ceria, hari ini memang Salsa terlihat murung dan lebih sensitif namun hal itu bukan karena Noah melainkan karena dia kesal pada orang tuanya yang selalu saja cuek padanya dan tak pernah sekalipun menanyakan bagaimana keadaannya di kampus atau berapa nilainya. Dia merasa seperti anak yang tak di inginkan.

"Kamu kenapa, Sal?" Noah berkata lembut yang membuat Salsa sedikit luluh namun dia gengsi untuk menunjukannya

"Bukan urusanmu!" Salsa berkata ketus yang di balas dengan senyuman manis oleh Noah

"Nanti aku tunggu di lobby ya" Noah berbisik di telinga Salsa lalu pergi kembali ke tempat duduknya

Setelah selesai matkul terakhir yang membuat Salsa sedikit mengantuk karena dosen menjelaskan materi seperti sedang membacakan cerita dongeng pengantar tidur, Salsa pun berjalan pelan ke toilet untuk mencuci wajahnya agar rasa kantuk hilang. Dia menatap wajahnya dengan ekspresi kasihan, baginya orang dengan paras good looking tak selalu beruntung seperti yang orang orang kira selama ini. Hal itu dia buktikan dari hidupnya sendiri yang begitu menyedihkan.

Salsa pun menghela nafas berat jika mengingat betapa menyedihkan hidupnya, dia bahkan heran saat teman temannya menganggap dia sebagai orang paling beruntung karena mempunyai orang tua pekerja keras serta posisinya sebagai anak tunggal di keluarga yang notabene anak paling disayang, padahal dia tak pernah sekalipun merasakan kasih sayang dari keluarganya karena keluarganya terlalu cuek padanya. Bahkan ibunya menegurnya hanya ketika menjelang UTS dan UAS untuk menanyakan berapa yang harus ibunya bayarkan untuk biaya kuliah lalu selebihnya kembali cuek.

Setelah mengelap wajahnya menggunakan sapu tangan yang dia bawa, Salsa pun berjalan ke lobby untuk menemui Noah yang mungkin sudah menunggunya. Dan benar saja ternyata Noah sudah menunggunya sambil duduk di lantai, Salsa pun mendekati Noah dan ikut duduk di hadapannya yang membuat Noah tersenyum senang.

"Hai Sal" Noah tersenyum senang melihat kedatangan Salsa

"Ada apa menyuruhku menemuimu disini?" Salsa langsung to the point

"Aku merindukanmu, bagaimana kabarmu?" Noah berkata yang membuat Salsa hanya memutar bola matanya, kenapa juga Noah selebay itu padahal mereka tiap hari bertemu

"Kenapa bertanya hal yang tidak penting? Jelas jelas kita satu kelas dan bertemu setiap hari seharusnya kau sudah tahu keadaanku" Salsa berkata ketus

"Maaf Sal, tapi aku benar benar ingin seharian bersamamu, aku rindu kamu" Noah menatapnya yang membuat Salsa terenyuh

"Kita baru semester 4, masih panjang perjalanan kita untuk menuju kelulusan jadi maaf aku ingin belajar lebih giat agar bisa lulus tepat waktu dan tidak bisa memenuhi permintaanmu untuk menemanimu seharian" Salsa langsung bangkit dari tenpatnya duduk dan berjalan meninggalkan Noah yang masih duduk sambil menatapnya

Noah pun ikut bangkit dan berlari mengejar Salsa, dia menarik tangan Salsa dan menggenggamnya dengan erat yang membuat Salsa semakin jatuh cinta pada Noah namun hatinya masih gengsi untuk mengungkapkan bahwa dia mencintai Noah, Salsa hanya menatap Noah dengan tatapan yang sulit ditebak dan di balas dengan tatapan penuh ketulusan oleh Noah.

"Jangan pulang sendirian, Sal, aku akan mengantarmu pulang" Noah mengajak Salsa pulang bareng yang hanya di balas anggukan oleh Salsa

Sepanjang perjalanan tak ada obrolan diantara mereka, hanya keheningan yang mengisi perjalanan yang terasa panjang. Salsa menatap jalan raya dari jendela mobil Noah dengan tatapan sedih, dia mengingat semua perlakuan buruk orang tuanya padanya juga tentang kebersamaan Noah dan Putri tadi pagi. Semua tergambar jelas dalam ingatannya. Noah yang melihat Salsa melamun pun berniat menanyakan apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Salsa yang biasanya selalu ceria kini berubah menjadi pendiam dan murung.

"Hmm.. Sal" Noah mencoba membuka obrolan dengan nada ragu

Salsa hanya menatapnya dengan tatapan sayu yang membuat Noah semakin khawatir.

"Kenapa kamu murung terus? Ada masalah apa? Cerita aja, Sal" Noah menatapnya dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang

"Gak ada masalah kok, emang lagi males ngomong aja" Salsa menggeleng sambil tersenyum yang dia tahu merupakan senyum palsu

"Hmm.. Sal, soal yang tadi pagi kamu lihat aku bersama Putri di lobby itu bukan apa apa kok, aku berani bersumpah gak ada hubungan apa apa sama dia dan aku hanya menganggap dia sebagai teman seperti aku menganggap Ghea, Fany, dan yang lainnya, kamu jangan salah paham ya" Noah menjelaskan yang membuat Salsa sedikit heran mengapa Noah tiba tiba membahas ini

"Kamu percaya kan sama aku? Aku hanya mencintai satu wanita yaitu kamu, Sal" Perkataan Noah semakin membuat hati Salsa luluh hingga tanpa sadar membuat Salsa tersenyum bahagia

Pada hari itu Salsa melihat ketulusan dalam diri Noah yang membuat hatinya semakin yakin bahwa Noah adalah lelaki yang pantas bersanding dengannya.

Love and PainUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum