Dia Adik Tingkatku

1.4K 86 0
                                    

Setelah berusaha untuk tidak menangisi nasib pernikahannya yang sudah di ujung tanduk itu, Salsa pun memutuskan untuk mencari tahu asal usul Putri yang telah menjadi duri dalam rumah tangganya. Dia akan membuat perhitungan pada wanita itu karena telah membuat keluarga kecilnya berantakan, dia hanya tak ingin Celice menanggung semua penderitaan ini. Penderitaan karena perceraian.

Salsa pun menelpon Andri yaitu sahabat karib Noah untuk menanyakan keberadaan Noah ataupun Putri, dia tahu pasti Noah dan Putri sudah tinggal serumah walaupun belum sah menjadi suami istri. Setelah beberapa kali menelpon akhirnya Andri pun mengangkat panggilan telpon darinya, awalnya Andri yang memang lebih memihak Noah dan Putri berusaha menyembunyikan keberadaan Noah dan Putri dari Salsa namun setelah Salsa memaksa akhirnya Andri menyerah dan memberitahu keberadaan Noah dan Putri. Senyum pahit Salsa pun mengembang setelah mengetahui alamat rumah Noah yang baru, dan dia langsung bergegas menemui suaminya yang sudah hampir satu bulan pisah ranjang dengannya.

Siang ini setelah menjemput Celice dari sekolah, Salsa pun langsung bergegas menuju alamat yang di beritahu oleh Andri dengan mengemudi mobil sendirian. Sejam kemudian Salsa pun tiba di pintu gerbang perumahan tempat Noah dan Putri tinggal dan dengan perasaan campur aduk dia terus memperhatikan setiap rumah sambil mencocokkan alamat yang dia tulis di kertas dengan alamat yang tertera di tembok rumah-rumah minimalis itu, dari segi ukuran pun rumah itu jauh lebih kecil daripada rumah yang Salsa tempati bersama Noah. Salsa bahkan sampai menggeleng tak percaya dengan apa yang dia lihat, yang dia tahu Noah adalah type cowok yang suka kemewahan bahkan dulu saat mereka baru menikah pun Noah yang memilih rumah mewah dengan konsep western untuk mereka tempati. Namun kini yang Salsa lihat adalah kebalikan dari sifat Noah yang suka kemewahan, bahkan rumah di perumahan ini bisa dibilang terletak di pinggiran kota dengan pemandangan yang kurang bagus di tambah kata warga setempat perumahan ini sering banjir jika turun hujan deras karena tak ada serapan air.

"Inikah yang kamu cari, Noah Alexander?" Salsa tersenyum pahit

Setelah berputar putar di sekitaran perumahan selama 15 menit akhirnya Salsa berhasil menemukan alamat yang Andri sebut, dengan perasaan campur aduk dia pun memarkirkan mobilnya di depan rumah ber cat putih susu itu. Setelah menenangkan diri selama 5 menit di dalam mobil Salsa pun turun dan berjalan dengan langkah pelan namun pasti menuju pintu rumah itu, rumah itu tidak ada pagar sehingga Salsa dengan mudah bisa masuk ke halaman rumah yang cukup sempit itu.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu dengan pelan akhirnya ada yang membukakan pintu untuknya, namun orang itu bukanlah Noah ataupun Putri seperti yang dia cari melainkan seorang perempuan paruh baya dengan wajah letih. Perempuan itu tersenyum ramah pada Salsa dan menyuruh Salsa masuk kedalam rumah namun Salsa menolak dengan alasan tidak bisa berlama lama disini karena masih ada urusan lain.

"Maaf, apakah Putri ada didalam?" Salsa bertanya dengan nada sopan

"Bu Putri dan Pak Noah sedang keluar kota, Ibu siapanya Bu Putri ya?" Perempuan itu tersenyum ramah pada Salsa

"Saya temannya Putri, kalau boleh tahu kemana mereka pergi ya?" Salsa berusaha menahan air matanya mendengar penuturan perempuan paruh baya itu bahwa Noah dan Putri tengah berlibur ke luar kota

"Saya juga kurang tahu ya bu, soalnya mereka tidak bilang apa apa pada saya hanya bilang mau pergi keluar kota selama seminggu, oh ya bu silahkan masuk dulu disini panas" Perempuan paruh baya itu mempersilahkan Salsa untuk masuk dengan nada sopan dan ramah

"Maaf bu, saya masih ada urusan lain jadi tidak bisa berlama lama disini, oh ya tolong sampaikan ya kepada Noah dan Putri bahwa saya datang kesini, nama saya Salsa" Salsa tersenyum

"Baik Bu Salsa, nanti akan saya sampaikan" Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum

Salsa pun memutuskan pulang dengan perasaan hancur setelah mendengar penuturan wanita paruh baya yang sepertinya adalah asisten rumah tangga Noah dan Putri, tega sekali Noah berkhianat sampai sejauh itu mengajak wanita yang bukan istri sah nya pergi keluar kota apalagi sampai menginap. Salsa harus mencari tahu siapa sebenarnya Putri dan dimana mereka bisa saling kenal.

Malam harinya Salsa memutuskan menemani Celice mengerjakan PR matematika di kamar Celice, sudah lama sekali sejak peristiwa surat cerai itu dia tidak fokus mengurus Celice padahal Celice adalah segalanya untuknya. Celice sebenarnya adalah siswi berprestasi di sekolah, hal itu sering sekali diucapkan oleh wali kelasnya kepada Salsa. Namun mengapa akhir akhir ini Celice menjadi lebih pendiam serta tidak konsentrasi saat gurunya sedang menjelaskan materi sehingga membuat nilainya menurun, wali kelasnya bahkan sampai menelpon Salsa untuk menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga membuat Celice sering menangis di kelas dan saat di tanya alasan dia menangis dia hanya menjawab dia tidak betah dirumah. Salsa merasa telah gagal menjadi ibu yang sempurna untuk anak semata wayangnya itu, dia bahkan tak tahu kondisi psikologis Celice yang mungkin saja tertekan akibat ulah ayahnya yang egois dan jahat itu.

"Celice, mommy boleh bicara?" Salsa mengelus rambut panjang Celice dengan lembut

Celice hanya menatap nanar Salsa yang menunjukan bahwa dia tengah tertekan batinnya akibat ulah kedua orang tuanya yang sudah tak lagi memperhatikannya.

"Mommy sayang padamu, nak, maafkan mommy jika mommy selama ini kurang memperhatikan keadaanmu di rumah, mommy egois nak, mommy hanya mementingkan perasaan mommy sendiri tanpa mempedulikan kondisimu yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari mommy, sekali lagi maaf" Salsa tak bisa lagi menahan air matanya, dia pun menangis di depan Celice yang membuat Celice ikut menangis

"Mommy kenapa selalu pergi dari rumah dan pulang larut malam? Apa mommy sudah tak sayang lagi pada Celice?" Celice menangis sesegukan di pelukan Salsa membuat Salsa semakin tak bisa menahan air matanya untuk terus mengalir dengan deras

"Maaf nak, maaf" Salsa sudah kehabisan kalimat sehingga hanya kata maaf lah yang terucap dari bibirnya

Seminggu kemudian Salsa mendapat telpon dari nomor tak di kenal namun tak dia angkat karena dia sedang sibuk memasak untuk makan malam Celice dan bik Iyah, memanglah Salsa selalu memasak untuk bik Iyah yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri. Setelah selesai memasak dia pun menelpon balik nomor itu dan yang mengangkat adalah seorang perempuan dengan nada agak genit, Salsa amat mengenal suara perempuan itu karena dia pernah bertemu dengan perempuan itu di rumah sahabat suaminya saat dia memergoki perempuan itu dan suaminya tengah berciuman mesra di depan matanya.

"Putri ya" Salsa tersenyum miring sebagai tanda kebenciannya yang amat mendalam pada Putri

"Iya Kak Salsa hahaha" Putri berkata dengan nada seperti orang yang sedang menghina

"Kenapa manggil gue 'Kak' gue bukan kakak lu" Salsa setengah membentak karena saking kesalnya

"Lu gak inget Kak, dulu kan gue pernah dateng ke kelas lu pas lu masih semester 4 mau pinjem binder lu" Putri tertawa jahat

Salsa berusaha mengingat ingat kenangan semasa kuliah dulu dan siapa Putri ini, setelah lama mengingat dia baru ingat ternyata dia pernah bertemu Putri saat masih kuliah dulu. Putri adalah adik tingkatnya yang sama sama satu fakultas serta satu prodi namun hanya berbeda 2 semester dengannya. Salsa pun membulatkan mata karena sekarang dia tahu mengapa Noah dan Putri bisa saling kenal bahkan berselingkuh.

"Gimana kak? Sudah ingat?" Putri mengulang kembali kalimatnya

"Gue gak inget lu siapa karena terlalu banyak adik tingkat yang deket sama gue, lu juga ga sepopuler gue sih jadi gue lupa deh siapa lu hahaha" Salsa tertawa lebih jahat sebagai pembalasan dendam

Putri pun memutus sambungan telpon dengan kasar karena kesal setelah Salsa berkata seperti itu padanya, namun Salsa merasa cukup puas sudah membuat Putri kesal bahkan mungkin sakit hati padanya.

Love and PainOù les histoires vivent. Découvrez maintenant