Bab 4: Tanpa Sengaja Menciumnya

154 18 1
                                    


*******

"Gubuk dibelakang kediaman Chu?" Xiao Jinyu mengulang kalimat Chu He dengan nada suara yang tidak bisa diperkirakan. Dan kemudian mata pria itu bertemu dengan tatapan Xiao Jinli yang memandangnya juga.

Chu He yang masih mabuk mengangguk dengan konyolnya. "Ya. Gubuk dibelakang kediaman keluarga Chu ku. Bekas rumah dukun. Kau pasti tidak akan berani pergi ke sana, kan? Dasar penakut. Kau... Kau seorang pengecut."

Chu He berusaha bangun dari pelukan Xiao Jinli. Akan tetapi yang terakhir disebutkan masih mengartikan tatapan Xiao Jinyu.

Merasa tidak diperhatikan, Chu He meraih dagu Xiao Jinli dan mengguncangnya dengan sembrono.

"Kau... Kau... Kenapa kau tidak memperhatikanku ketika aku sedang berbicara." Chu He semakin bertingkah sembrono, "Kau pengecut! Jenderal mesum! Kau pikir kau siapa berani menyentuhku seenaknya! Brengsek! Sialan!"

Rahang Xiao Jinyu dan Chuchu jatuh seketika. Apalagi Chuchu. Sangat langka melihat tingkah konyol dan sembrono Chu He. Sekarang dia tahu kenapa ayahnya selalu melarang Chu He minum.

Berbeda dengan Xiao Jinyu dan Chuchu, reaksi Xiao Jinli sama sekali tidak terlihat terkejut sama sekali. Bahkan dia terlihat tertawa kecil melihat tingkah konyol orang yang masih berada di pelukannya itu. Hal itu menimbulkan beberapa pertanyaan di kepala Xiao Jinyu. Akan tetapi dia hanya bisa diam dan harus segera menghentikan kejadian tidak terduga ini sebelum semakin kacau.

"Ayo! Ayo!" Xiao Jinyu segera memimpin jalan di depan bersama dengan Chuchu yang berjalan disampingnya.

"Hei!! Apa kau yakin? Setiap malam di sekitar rumah tua itu akan terdengar suara yang menyeramkan dan merusak telinga. Seperti seorang wanita yang tengah menangis di dalam kematiannya." Chu He masih bicara omong kosong.

"Chu gongzi, ternyata kaulah yang penakut." Xiao Jinli berbicara di samping telinga Chu He, dan orang yang masih mabuk itu tentu saja mendengarnya dengan jelas.

"Peih! Kau yang penakut! Seluruh leluhurmu penakut!" Umpat Chu He dengan marah.

Dan perdebatan kecil antara Xiao Jinli sang penggoda dan si Chu He sang pemabuk yang tersulut emosi karena terus digoda.

Singkat cerita, ketika mereka sudah sampai di rumah tua yang sudah tidak dihuni selama kurang lebih lima tahun itu, Xiao Jinli segera melakukan penyelidikan.

Dan dari penyelidikannya itu, mereka berhasil membongkar sebuah tembok dan gundukan batu yang entah difungsikan sebagai apa, dan tanpa basa-basi Xiao Jinyu meminta kakak laki-lakinya untuk merobohkan tumpukan batu itu dan juga tembok yang dibangun persis di depannya.

Struktur dan bentuk serta cara pembangunan tembok dan gundukan itulah yang menyebabkan suara seperti orang menangis yang dihasilkan melalui celah-celah batu. Xiao Jinyu yang menjelaskan hal itu kepada dua makhluk yang hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Sedangkan Chu He duduk dengan patuh dan hampir jatuh ke atas tanah jika Xiao Jinli tidak dengan sigap menahannya.

Tanpa basa basi, Xiao Jinli segera membantu Chu He bangun dan memapahnya.

Ketika mereka akan pergi dan meninggalkan gundukan tembok batu yang sudah mereka robohkan dengan seenaknya, tiba-tiba mata Xiao Jinyu melihat sesuatu di dasar reruntuhan. Sebuah kain putih yang membungkus sesuatu yang panjangnya sekitar seukuran tinggi Chuchu.

Xiao Jinli menangkap tingkah aneh adiknya. Dan pada khirnya dia melihat juga kain putih yang sudah usang karena terlalu lama di timbun di dalam tembok. Xiao Jinli kembali mendudukan Chu He, menyandarkannya dengan nyaman.

Xiao Jinli berdiri di samping Xiao Jinyu dan tanpa pikir panjang lagi dia segera menarik sedikit bagian atas kain putih lusuh itu. Mereka bertiga sedikit terkejut dengan penemuan mayat yang sudah diawetkan di dalam kain itu.

[BL] The General and His ForensicsWhere stories live. Discover now