Bab 5: Bukankah Kau Selalu Lapar Pada Jam Seperti Ini?

141 18 2
                                    


**********

Waktu berlalu begitu saja tanpa memberi peringatan. Dan tiga bulan berjalan dengan cepat tanpa mereka sadari. Bahkan seperti hari yang sulit baru terjadi kemarin dan hari ini mereka harus mencari masalah baru agar hidup tidak berjalan dengan monoton.

Xiao Jinli dan Xiao Jinyu mendapatkan apa yang selama ini menjadi tujuan mereka datang ke Qingzhou. Setelah melalui begitu banyak hambatan dan rintangan serta konflik dan intrik dari pejabat setempat, akhirnya mereka berhasil mengungkapkan alasan hilangnya ayah mereka dan juga rahasia di balik pemberontakan yang terjadi pada delapan belas tahun yang lalu. Bahkan mereka akhirnya menemukan mayat dan pesan terakhir Xiao Heng yang terkubur di dalam rawa selama lima tahun terakhir.

Walaupun harapan untuk bertemu ayah mereka yang masih hidup hilang, Xiao Jinli dan Xiao Jinyu sangat berterima kasih kepada surga bahwa mereka masih bisa membawa jasad ayah mereka secara utuh. Akhirnya ibu mereka, Putri Xiping, mendapatkan kepastian walaupun hal tersebut membuyarkan angan bahwa suaminya masih hidup. Setidaknya dia tahu dan tidak lagi mengharapkan sesuatu yang tidak pasti. Setidaknya juga dia bisa memberikan pemakaman yang layak dan bisa mengucapkan kata-kata perpisahan dengan penuh keyakinan.

Berkat petunjuk yang ditinggalkan Xiao Heng sebelum kematiannya, Xiao Jinli dan Xiao Jinyu, mereka berdua akhirnya berhasil menyingkap misteri para kasim yang menyebabkan pemberontakn yang dipalsukan itu. Bahkan fakta bahwa Chuchu adalah anak dari salah satu perwira kepercayaan Xiao Heng yang dituduh memberontak. Xiao Jinyu juga mengungkapkan dan melaporkan fakta ini kepada kaisar secepatnya.

Berawal dari kasus uang palsu di Qingzhou, akhirnya mereka mengungkapkan pemberontakan perebutan tahta Kaisar. Bahkan didalangi oleh orang yang bahkan terlihat tidak mungkin akan melakukan hal itu. Tersangka utamanya adalah Guru Xiao Jinyu sendiri, Jing Guo.

Banyak hal terungkap akibat kasus itu. Dari kenyataan bahwa Chuchu bukan anak kandung Chu Ping. Bahkan kematian ibu Chuchu. Pemberontak ayah Chuchu yang merupakan konspirasi para Kasim yang saat itu merasa sombong dan bisa menjadikan Kaisar boneka.

Bahkan kenyataan bahwa Xiao Jinyu bukan saudara kembar Xiao Jinli, melainkan juga anak dari pemimpin pemberontak saat itu yang dituduh. Dan pada akhirnya di selamatkan oleh putri Xiping.

Akan tetapi walaupun sudah terungkap seperti itu, putri Xiping tetap menganggapnya putra sendiri. Bahkan Xiao Jinli masih menganggapnya adik kembarnya yang perlu dilindungi. Mereka telah saling menjaga selama delapan belas tahun. Jadi tidak ada alasan untuk menjadi orang asing.

Bahkan Xiao Jinyu mengorbankan pernikahannya dengan Chuchu untuk memancing keluar Guru Jing. Dan pada akhirnya semua berakhir dengan meninggalnya Guru Jing dan semua kasus berakhir dengan kejelasan yang nyata.

Akhir bahagia untuk kisah Chuchu dan Xiao Jinyu. Akan tetapi setelah semua hal itu, itu merupakan permulaan pengejaran Xiao Jinli kepada Chu He.

Selama ini dia terlalu sibuk dan terlalu fokus dalam kasus yang diselidiki adiknya itu hingga harus mengesampingkan sasaran.

Hari ini setelah menangkap pemberontak Jing, Chuchu dan Xiao Jinyu akan melaksanakan pernikahan yang sesungguhnya.

"Gege, apakah aku terlihat bagus dengan pakaian merah ini?"

Xiao Jinyu sudah menanyakan hal yang sama kepada Xiao Jinli sebanyak sepuluh kali, ditambah dengan yang baru saja menjadi sebelas. Wajah adiknya terlihat sangat gugup.

Xiao Jinli yang awalnya ingin berteriak tepat di depan wajahnya, segera mengurungkan niatnya itu. Pada akhirnya dia juga harus menghibur adik kesayangannya yang akan segera menikah. Dia belum pernah merasakan perasaan akan segera menjadi pengantin, jadi dia mungkin akan menghibur seadanya.

"Tampan, tampan. Adikku terlihat sangat tampan." jawab Xiao Jinli sembari memutar kedua bola matanya.

"Benarkah? Tapi kenapa aku merasa masih ada yang kurang?" Xiao Jinyu mengerutkan dahinya sembari menatap kakaknya dan kemudian kembali memandangi pantulan dirinya di cermin.

"Sudah, kau sudah berdiri dan berjalan mondar mandir di depan cermin terlalu lama. Ayo, kita harus segera datang ke aula depan. Semua orang sedang menunggu." Xiao Jinli menarik adiknya dan segera keluar dari dalam kamar.

"Tungu, tunggu!" Xiao Jinyu menarik lengannya yang dipegang kakaknya. Langkah mereka berdua terhenti di tengah ambang pintu.

"Apa lagi, Ah-Yu?!" Xiao Jinli menahan untuk tidak menjitak kepala adik kesayangannya.

"Apakah penampilanku benar-benar tidak memalukan kediaman Xiao?"

Dan habis sudah kesabaran Xiao Jinli. Dia pada akhirnya melanjutkan acara tarik menarik dengan adiknya yang manis. Akan tetapi setelah mereka melewati hampir setengah jalan menuju aula depan, Chu He terlihat dari arah berlawanan.

"Ah-He!"

Mendengar teriakan dari orang yang menurut Chu He paling menyebalkan di seluruh dunia membuat kedua bola matanya berputar dan menghela nafas dengan sangat berat, baru kemudian dia berhenti berjalan dan pada akhirnya dia melihat juga orang itu yang tidak lain adalah Xiao Jinli.

"Kau akan pergi kemana? Bukankah acara pernikahan sebentar lagi akan dimulai? Kenapa kau masih mempunyai waktu untuk berjalan-jalan di luar?" dan dengan bodohnya Xiao Jinli menanyakan pertanyaan yang tidak perlu.

Chu He memelotot marah ke arah Xiao Jinli. Xiao Jinyu sang pengantin hanya menjadi saksi diantara mereka berdua.

"Kau kira aku ingin keluar dan berjalan menginjak tanah rumah mu yang tidak tahu lebih luas mana dari hutan di belakang rumahku. Xiao Jinli, kutanya sekali lagi, apakah otakmu terbuat dari udang atau batu? Kenapa kau sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan adikmu? Apa aku terlihat seperti orang yang akan berlarian ke sana kemari tanpa tujuan seperti dirimu? Jelas-jelas aku sedang berjalan ke arah kalian berdua dan coba kau pikir apa yang sedang ku lakukan?" Chu He berkata dengan kesal tepat di wajah Xiao Jinli yang masih diam dan memperhatikan Chu He hingga pria itu selesai bicara.

Diam-diam Xiao Jinyu kagum kepada kakak laki-lakinya ini. Jujur saja ketika berhadapan dengan Chu He, pada awalnya dia tidak tahan. Hingga Chuchu yang akan terus menjadi tamengnya keti berhadapan dengan pria ini. Mungkin hanya anggota keluarga Chu dan kakaknay yang bisa tahan dengan perlakuan Chu He yang terlihat seperti janda yang ditinggal kabur suaminya.

"Kukira kau sedang keluar untuk mencari dapur." jawab Xiao Jinli dengan tatapan polos.

Xiao Jinyu dan Chu He bingung seketika.

"Dapur?" Chu He mmengerutkan dahi bingung dan kembali bertanya. "Menurutmu kenapa aku keluar dan tujuan pertamku harus mencari dapur?"

"Bukankah kau sudah merasa lapar pada jam seperti ini."

BUUKKKK!!!!!!!

*********

[BL] The General and His ForensicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang