14

90 13 0
                                    

Kenapa Harus Di Tempat Seperti Ini?!
***************

Dan ketika Xiao Jinli dan Chu He akan melanjutkan percakapan mereka tentang kematian wanita itu, tiba-tiba dari luar ruangan terdengar suara langkah yang sedang menuju ke arah mereka.

Dengan sigap, Xiao Jinli segera mematikan lilin kecil yang menjadi satu-satunya sumber penerangan mereka berdua. Chu He menutupi tubuh wanita itu kembali dengan kain putih. Barang-barang lain sudah selesai mereka bereskan.

Xiao Jinli menarik tangan Chu He. Mereka mencari tempat untuk bersembunyi di dalam ruangan itu. Dan akhirnya mereka sekarang berada di bawah tempat tidur yang sedikit berbeda dari tempat tidur yang lain di dalam ruangan penyimpanan mayat itu. Ukurannya seperti tempat tidur biasa yang di miliki di setiap rumah.

Chu He tidak ingin berpikir kenapa ada tempat tidur seperti ini di ruangan yang menyimpan mayat. Dia hanya ingin tidak terlihat saat ini.

Kolong tempat tidur tidak terlalu tinggi. Jadi dua orang pria besar berdesakan di atas lantai dingin di bawah tempat tidur.

Xiao Jinli berada di belakang Chu He sedangkan Chu He berbaring membelakangi Xiao Jinli. Dan dia bisa melihat keadaan di luar kolong tempat tidur dari sela-sela kain putih yang menutupi bagian bawah tempat tidur. Xiao Jinli juga bisa melihat melalui bagian atas kepala Chu He.

"Shiyi...."

Suara lembut seorang perempuan terdengar begitu pintu di buka dan ditutup.

"Ye'er, bukankah sudah ku bilang jangan datang ke sini." Dan kali ini yang menjawab adalah seorang laki-laki.

"Ayah mertua tidak akan mengetahuinya. Dia terlihat benar-benar sangat terpukul dengan kematian putranya. Lagipula aku ke sini untuk mengantarkan pesanan ayah mertua."

Dan bercakapan mereka berlanjut dengan penuh semangat. Dan dari percakapan mereka, akhirnya Chu He dan Xiao Jinli tahu siapa mereka.

Si wanita adalah Liu Ye, istri Gu Wen yang baru saja meninggal tadi pagi. Dan laki-laki yang bersamanya tidak lain adalah adik iparnya sendiri, Gu Shiyi.

'Mereka berdua benar-benar sangat lihai dalam menyembunyikan perselingkuhan ini.' Chu He menyuarakan isi hatinya, dan tanpa dia sendiri sadari, itu keluar dari mulutnya.

"Sebaiknya kau diam atau mereka akan membunuhmu untuk menghilangkan bukti perselingkuhan mereka." Xiao Jinli berkomentar dengan suara yang terdengar sedikit sumbang. Tanda bahwa dia sedang tersenyum.

Menyadari kebodohannya, Chu He segera menutup mulutnya dan kembali mengamati.

"Gu Wen baru saja meninggal. Dengan dirimu berada di sini, orang-orang akan mencurigai kita." Suara Shiyi tidak tampak seakan dia sedang mengkhawatirkan apa yang baru saja dia katakan, dan malah sebaliknya, di tersenyum di sela-sela pembicaraan mereka.

"Bukankah wajahmu sama sekali tidak menunjukkan bahwa kau benar-benar peduli dengan hal itu." Liu Ye tertawa.

Mereka berdua berjalan semakin mendekat ke arah tempat tidur tempat dimana Chu He dan Xiao Jinli bersembunyi. Akan tetapi kemudian mereka berhenti di meja tempat biasa forensik berada untuk menulis laporan dan meletakkan barang-barang. 

'Aku benar-benar salah memilih tempat untuk bersembunyi.'

Chu He mengumpat dalam hati menyesali pilihan yang tadi dia buat. Dan dia sebenarnya hanya mengikuti Xiao Jinli jika ingin berkata jujur.

"Aku sudah menunggu saat ini." Suara Shiyi terdengar senang.

"Aku tahu." Liu Ye terdengar tenggelam dalam pusaran ketika mengucapkan kata itu dan kemudian dia melanjutkan. "Jika bukan karena pria itu, hidupku tidak akan pernah menjadi seperti ini. Bersembunyi dalam kegelapan dan kepalsuan yang menyedihkan."

[BL] The General and His ForensicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang