15

85 11 0
                                    

Racun Afrodisiak
********

"Ahhh... Lebih cepat!!!"

Dan suara erangan Liu Ye dan Gu Shiyi masih terdengar hingga hampir  beberapa jam.

Chu He sudah hampir mati kaku berbaring di bawah ranjang. Apalagi kondisinya tidak lebih baik daripada ketika dia harus makan sayur hambar.

"Ah-He, apakah kau baik-baik saja?" Xiao Jinli berbisik di telinga Chu He ketika Liu Ye masih mendesah dengan erangan, dan juga suara bisikan Xiao Jinli teredam oleh suara ranjang yang berderit.

"Apakah aku terlihat baik-baik saja?" Chu He sejak tadi sudah menahan emosi. Bahkan dia juga ikut terbawa suasana.

"Sepertinya hanya aku yang tidak baik-baik saja. Bagaimana aku harus menanganinya?"

Suara Xiao Jinli semakin berat. Dan Chu He baru tersadar jika Xiao Jinli terlihat seperti sedang menahan sesuatu. Pria itu menggigit bibirnya. Dan dia juga terlihat sangat menderita.

"Apa yang kau harapkan? Sebentar lagi kita akan keluar. Aku...."

Dan ketika Chu He akan melanjutkan perkataannya, dia baru menyadari sesuatu.

"Xiao Jinli, ada yang tidak beres di sini. Kita harus segera keluar."

Akan tetapi ketika Chu He akan membalikkan badannya, Xiao Jinli tiba-tiba menarik kepalanya, dan di detik berikutnya adalah hal yang tidak bisa Chu He cegah. Xiao Jinli menciumnya. Dan bahkan melumat bibirnya dengan lihai.

'Sial! Aku harus segera pergi dari tempat sialan ini! Pria brengsek ini mengambil kesempatan dalam keadaan yang ambigu!'

Sebelum semua menjadi kacau, Chu He segera mendorong tubuh Xiao Jinli menjauh. Dan dia tidak sengaja mendorong pria itu dengan sangat keras.

Dan tiba-tiba sesuatu terdengar di belakang Xiao Jinli, seperti suara sesuatu yang terbuka. Dan Chu He segera memfokuskan perhatiannya ke arah punggung Xiao Jinli.

Ternyata ada sebuah pintu rahasia di sana. Dan tanpa sengaja Xiao Jinli memicu kunci untuk membukanya.

"Ada pintu rahasia di sini."

"Aku tahu. Segera pergi."

Tanpa pikir panjang, Chu He segera menyuruh Xiao Jinli untuk  masuk ke dalam ruangan itu erlebih dahulu dan baru kemudian dia mengikuti merangkak di belakangnya.

Dengan susah payah akhirnya mereka bisa keluar. Dan ternyata pintu rahasia yang mereka temukan adalah sebuah lorong yang langsung menuju ke arah gunung di belakang gedung kantor pemerintah. Pantas jika lorong itu sangat panjang.

Butuh waktu hampir satu jam untuk keluar dari sana. Dan ada beberapa jebakan yang tidak sengaja mereka picu. Jadi agak sedikit lama untuk ereka segera bisa keluar dari sana.

"Ah-He, aku.... Hah... Hah....!?" Xiao Jinli menahan tangan Chu He ketika dia sudah keluar dari lorong panjang. Dia seperti terkena demam.

Chu He berbalik dan sedikit bingung melihat kondisi Xiao Jinli. Pria itu terlihat sangat kesakitan.

Chu He seketika merasa khawatir. Dia memeriksa suhu tubuh Xiao Jinli dan mendapatkan bahwa dia seperti terkena demam.

"Ah-He,.. panas.. sangat panas...."

Xiao Jinli berusaha membuka bajunya. Chu He yang melihatnya terbelalak. Dia kemudian memeriksa lagi. Dan dia semakin terkejut dengan apa yang dia dapatkan.

"Afrodisiak? Sejak kapan?" Chu He bingung.

Dia tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini sebelumnya.

"Ayo kita segera pulang!?"

Chu He membantu Xiao Jinli berdiri. Dan memapahnya untuk berjalan. Disekitar gunung itu tidak mungkin ada orang yang lewat di tengah malam seperti ini.

Chu He panik. Apalagi saat ini Xiao Jinli benar-benar tanpa tenaga dan hanya bersandar padanya. Badan Chu He yang sejak kecil lemah dan tidak mengenal ilmu bela diri, sudah sangat luar biasa bisa membawa tubuh Xiao Jinli berjalan sejauh ini.

Ketika hampir merasa putus asa dan dia juga akan ikut menyerah, Chu He sudah memikirkan jika dia akan turun gunung dan meninggalkan Xiao Jinli sebentar untuk meminta bantuan ke rumah yang berada di dekat sana, Chu He melihat sebuah rumah tua yang sepertinya sudah lama tidak di huni.

Chu He tahu jika itu adalah sebuah rumah tua walaupun malam gelap karena dia sudah terbiasa dengan bau apak rumah tua.

Ingatkan jika dia sering mengunjungi rumah tua di belakang rumahnya. Rumah seorang dukun yang sudah di tinggal selama lima tahun. Dan hampir roboh di makan usia.

Ketika dia sudah dekat, cahaya bulan membantunya melihat seperti apa rupa rumah tua itu.

Bukan sebuah gubuk seperti bangunan-bangunan yang biasanya berada di gunung. Itu terlihat seperti sebuah kediaman keluarga bangsawan.

Tanpa berpikir panjang lagi, Chu He segera membawa Xiao Jinli masuk dan segera mencari tempat untuk membaringkan Xiao Jinli yang sudah jatuh pingsan ketika dia menginjak halaman depan rumah tua itu.

Setelah dia membersihkan sebuah tempat tidur yang tidak terpakai di dalam sebuah ruangan, dia dengan susah payah membawa Xiao Jinli dan membaringkannya dengan layak.

Chu He yang tahu tentang ilmu medis, segera tahu jika Xiao Jinli demam tinggi. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari sesuatu di rumah tua itu untuk menolong pria itu.

"Jinli, aku pergi sebentar. Jangan kemana-mana, oke."

Chu He segera berlari keluar dari ruangan itu. Dengan membawa sebuah obor kecil di tangannya, dia menggeledah setiap sudut ruangan.

Ketika Chu He kembali, dia sudah membawa selimut, lilin, beberapa buah jeruk yang tidak sengaja dia lihat pohonnya sedang berbuah di tengah halaman utama, dan dia memasukkan semua barang itu ke dalam sebuah keranjang besar. Bahkan dia menemukan beberapa tanaman obat pereda demam yang tumbuh liar di depan halaman dapur ketika dia mengobrak-abrik di sana. Dan juga dia membawa barang-barang yang di lihat matanya, entah itu berguna atau tidak.

Sepertinya rumah tua itu ditinggal dengan beberapa barang yang masih ada di sana. Entah di sengaja atau tidak, yang pasti itu membantu Chu He saat ini.

Chu He segera mengeluarkan baskom air dan mengisinya dengan air yang berada di dalam sebuah ember air yang sempat dia bawa sebelum mengobrak-abrik rumah tua itu.

Dengan teliti, Chu He mengompres dahi Xiao Jinli. Bahkan dia juga membantu melepaskan baju luar pria itu. Akan tetapi setelah sekian lama, demam Xiao Jinli sama sekali tidak menurun.

Akhirnya dia meracik tanaman obat yang tadi dia petik. Akan tetapi ketika akan merebusnya, dia baru tersadar jika obat itu tidak akan bekerja jika tidak di beri air embun. Tanaman ini bukan obat untuk luka luar yang bisa di gunakan setelah di tumbuk atau di hancurkan dengan cara lainnya.  Dan dari mana Chu He bisa mendapatkannya. Apalagi tanaman ini juga perlu di jemur untuk beberapa hari hingga kering.

"Arghhh..."

Dengan putus asa Chu He melempar tanaman obat yang baru saja dia siapkan di dalam baskom berisi air. Dia merutuki kebodohannya.

Dengan keadaan tidak berdaya, Chu He mendatangi Xiao Jinli yang masih tertidur. Keringat dingin menetes dari wajah dan tubuh Xiao Jinli.

Chu He panik, dia segera memeriksa denyut nadi nya. Dia juga mengamati wajah Xiao Jinli yang menyeringai menahan sakit.

Chu He terkejut ketika dia mendapati bibir dan ujung kuku jari Xiao Jinli mulai terlihat memerah dan terdapat bintik biru.

"Sial! Dia keracunan." Chu He mengumpat, dia memijat-mijat pelipisnya yang mulai terasa pusing.

"Bagaimana bisa dia terkena racun dari timur yang dicampur dengan Afrodisiak?!"

*********

[BL] The General and His ForensicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang