•39•

2.4K 218 341
                                    

Saat di lantai atas, Queen memasuki kamarnya, ia tidak langsung mandi, ia mengerjakan tugas kantornya yang menumpuk.

Karena tadi sekretarisnya menelponnya untuk melihat berkas yang dia kirim.

Queen pun duduk di ruang bacanya, ia membuka komputernya untuk melihat kantornya.

Banyak berkas yang mengajukan kerja sama kepada A'Q company, karena merasa tidak bebas untuk meneliti berkasnya, Queen pun menelpon sekretarisnya untuk ke sini.

"Hallo Queen"

"Kak bisa bawa ke sini gak, ke mansion Pradipta, Queen mager mau ke sana, ya ya ya, tapi jangan sampai orang sini tau, oke makasih!"

"Tap.."

Tut

Sedangkan di kantor, Rina menyumpah serampahi Queen, yang menutup telpon mereka dan berbicara tanpa cela itu.

Ia menghembuskan nafasnya, untung adek dan bos batinnya.

Tapi tak urung Rina menurutinya, ia membawa semua berkas yang telah di  ajukan kepada kantor mereka.

Ia menaiki mobil yang dibelikan Queen untuknya, jujur ia sangat bersyukur atas Queen, nyawanya saja tidak cukup kalau dibayarkan kepada Queen.

Sesampainya di gerbang mansion PRADIPTA, Rina menghubungi Queen untuk memberitahukan dirinya bahwa sudah sampai di depan.

"Queen, kakak udah di depan gerbang mansion kamu" ucap Rina memberitahu Queen.

"Hm, aku ke situ"

Tut

Rina menghembuskan napasnya kemudian merapikan pakaiannya yang berantakan karena berlari ke gerbang mansion Queen.

Karena Rina memarkirkan mobilnya di gerbang luar mansion Queen, ia berpikir, kenapa tidak langsung saja ia memasukkan mobilnya di gerbang masuk begitulah batinnya yang meruntuki kebodohannya.

Tak lama, gerbang dalam pun terbuka lebar, nampaklah Queen memakai pakaian khas kesukaannya.

Ya itu, kaos putih polos dan celana jeans dengan rambut yang di cepol ke atas, meninggalkan beberapa helaian rambut.

"Mana?" tanpa dosa, Queen mengadahkan tangannya ke Rina.

"Nih" Rina memberikannya dengan muka masam, bagaimana tidak, setelah menerima telepon dari Queen, ia langsung meninggalkan makanannya yang di atas meja kerja.

Dengan seenak jidatnya adiknya mengadahkan tangannya kepada dirinya, untung adik batinnya mendengus sebal.

Krruuyyuuukkk

"Sial!!" runtuk Rina ketika suara perutnya yang berbunyi, mana nyaring lagi, malulah kita batinnya meringis malu.

Queen mengulum bibirnya, berusaha menahan diri untuk tidak tertawa.

"Ekhemm, masuk yuk kak, Queen tau kakak belum makan" ajak Queen, kemudian berlalu dengan membawa tumpukan berkas kantor di kedua tangannya.

Rina menurut saja, ia pun mengikuti Queen, setelah di dalam gerbang dalam, muncullah rumah besar, hampir sama dengan mansion milik Queen sendiri.

Rina berdecak kagum dengan mansion yang menjulang tinggi ke atas, rumah yang berlantai 4, terkesan elegan dan mewah.

Tak lupa dengan halamannya yang sangat luas, dari mula masuk gerbang dalam atau utama itu, ditepi jalan di penuhi oleh bunga, pohon, serta beberapa kursi khusus di halaman dan air pancuran yang berbentuk seperti menara.

QUEEN SECRET [END] || TAHAP REVISIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora