7.

987 82 9
                                    

"katanya mau ke dokter?" Seora bingung kenapa malah stop dirumahnya Taehyun.

"banyak omong, cepet turun" jawab Sunghoon yang udah mau keluar dari mobilnya.

Seora ikut keluar dan langsung ditarik sama Sunghoon.

"gajadi kedokter kak?" pertanyaan Seora ga dijawab sama Sunghoon.

Mereka berdua masuk kerumah Taehyun.

"hi Seora" sapa Jake yang udah ada didalam rumah Taehyun.

"hi kak" sapa balik Seora sambil senyum kaku.

"Tyun, kamar kosong dimana?"

"njir? udah gila lo?" sahut Jake.

"lo pernah liat gue waras emang?" tanya Sunghoon tanpa ekspresi.

"call aja, jangan pake Seora"
"nanti gue yang bayarin" kata Taehyun tanpa noleh karena dia sibuk main ps.

"dia aja karena udah didepan mata"
"lagian Seora udah dipake sama Jisung" ceplos Sunghoon tanpa ragu.

"kak!"
"engga aku ga pernah ngelakuin hal kayak gitu" jelas Seora ketemen temen Sunghoon yang jelas kenal sama Seora, mereka speechless. Bahkan tadinya Taehyun main ps ngejatuhin sticknya.
"kamu ngomong apa sih kak?! bikin salah paham aja"

"Jisung sendiri yang ngomong ke gue njing!"
"lo mau ngelak gimana lagi?! dia udah ngirimin foto lu dikasur tanpa baju bodoh!" Sunghoon teriak ke Seora.

"tapi aku ga pernah ngerasa ngelakuin itu kak, sumpah" Seora nangis sambil pegangin tangan Sunghoon.

Sunghoon narik kasar Seora keatas dan masuk ke kamar yang dia gatau itu kamar apa, yang penting Sunghoon bisa ngelampiasin emosinya.

"kak apansih! jangan aneh aneh" Seora nahan Sunghoon yang mau ngunci pintu.
"kak jangan dikunci aku mau pulang" Seora nangis makin kejer.
"kak-ah" Seora jatuh karena didorong Sunghoon, Sunghoon kesel karena Seora memperlambat Sunghoon ngunci pintu.

Sunghoon taroh kuncinya diatas lemari yang udah jelas gabakal bisa Seora ambil.

"aku minta maaf"
"maafin aku kak, tolong biarin aku pulang" Seora nangis sambil nyatuin tanganya didepan Sunghoon.

"mau kamu sampai nangis darahpun saya gabakal biarin kamu pulang" Sunghoon nekan setiap kata yang keluar dari mulutnya dan ngejambak Seora lagi.

Seora megangin tangan Sunghoon yang ngejambak rambutnya.

"gue tahan semua kelakuan bejat gue ke lo ra karena gue pikir lo cewe baik baik yang bisa ngubah gue, tapi ternyata lo jalang sialan"

"aku ga pernah ngelakuin hal itu kak" mata Seora merah karena air matanya terus ngalir tanpa berhenti.

"bullshit!" Sunghoon ngelepas jambakanya ganti narik lengan Seora buat bangkit.

Seora udah berdiri dan didorong kasar ke kasur, Seora mau bangun tapi tanganya ditahan dan Sunghoon udah duduk diperutnya.

"kak..please jangan" kata Seora yang ngeberontak karena Sunghoon ngikat tanganya dibesi kasur.
"kalo mau ngebuktiin kita kedokter aja, jangan lakuin ini ya?" Seora berusaha ngomong pelan dan tenang ke Sunghoon.
"kak lepasin aku" Seora narik narik tanganya walaupun ga lepas lepas dari pegangan Sunghoon tapi Sunghoon lumayan kesusahan karena itu.

Seora ngegerakin badanya supaya bisa minggirin Sunghoon yang duduk diperutnya.

plak!

"diam bodoh!" Sunghoon natap tajam mata Seora yang lagi dibawahnya.
"lo berontak gimanapun gabakal gue lepasin"

"aku minta maaf kak"
"apapun bakal aku lakuin tapi jangan ini kak, ini kehormatan aku"

"persetanan sama kehormatan!"
"udahlah ra ngaku aja kalo selaput lo udah dirusak sama Jisung" Sunghoon ngebuka satu persatu kancing seragam Seora.

"kak gue berani sumpah atas nama diri gue sendiri kalau gue bohong gue mati besok, gue ga pernah ngerasa ngelakuin hal rendahan kayak gitu sama kak Jisung"
"kak Jisung juga ga sejahat itu, dia selalu minta aku buat jaga kehormatan"

"ya terus? kenapa bisa dia punya foto lo begitu njing?!"

"it-itu ancaman yang kak Jisung pakai kalau aku ngebangkang"
"kalau aku ga nurut dia selalu bilang bakal ngebocorin foto foto itu" Seora ngejelasin ke Sunghoon masih dengan air mata yang mengalir deres dan suara serak.
"kalo mau cek kita bisa kedokter, kalo kaka lakuin ini"
"..aku rasa lebih baik aku mati aja"

"yaudah mati lo" kata Sunghoon lanjut ngebuka seragam Seora.

Seora cuma bisa diam sambil nutup mata, dia malu dan hina rasanya.

"ra..kok gue gatau body lo kayak gini?" Seora kesentak ngedengar suara yang deket banget sama telinganya, Sunghoon bisikin Seora.
"harusnya dari dulu lo pake seragam ketat aja, body lo bagus"

"kak, please" Seora buka mata natap Sunghoon memohon.

"udah terlanjur bangun ra"

Sunghoon nyiumin leher Seora.

"k-kak mendi-ng a-a-aku mandi dulu"
"k-ita habis seko-lah pasti b-badan aku keringetan"
"ya? please biar-ah!"

"jangan banyak omong" gumam Sunghoon masih sambil gigit kecil kulit leher Seora pakai taringnya.

"aku bj aja ya kak? please jangan lakuin ini" lebih baik Seora yang anuin dari pada Seora yang dianuin.

"kamu bisa?" tanya Sunghoon sambil ngelus perut Seora.

"engga, tapi kak Hoon bisa ajarinkan? lepasin kak aku bj in aja"
"habis itu kita kedokter meriksa selaput aku"

"gue lagi pengen main bukan dimainin, sayang"

"arghhh!" teriak Seora frustasi.
"kak aku mohon" Seora nangis lagi.

"frustasi? saya juga, pengen sekarang tapi gamau buru buru" bisik Sunghoon.

D I S A S T E R.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang