35.

419 60 19
                                    

2 bulan sudah Seora pacaran dan harus bagi waktu buat Sunghoon Jisung ngebuat Seora cukup stress, sampai sampai yang dulunya Seora anggap kalau ngerokok itu dosa sekarang malah ngerokok udah kegiatan setiap malam Seora.

Seora ngehela nafas, sekarang udah jam 12.04 malam dan Seora baru aja balik dari rumah Taehyun.

Seora bergerak ngebuka laci buat ngambil rokok, sewaktu Seora ngebuka kotak rokoknya ternyata udah kosong.

"cepet banget?"

Seora bangkit ngambil cardigan beserta dompetnya. Seora jalan keluar kamarnya sambil buka dompet, sama kayak kotak rokok dompet Seora juga kosong.

Seora ngegaruk kepalanya sambil ngebuang nafas kasar. Tanpa mikir panjang Seora ngambil uang dari laci meja ruang tengah, uang uang dari kaka tirinya.

Seora lanjut jalan tapi dia naroh dompetnya dimeja ruang tamu dulu.

Seora ngebuka pintu rumahnya sambil ngerapiin cardigannya.

"semoga masih ada yang buk-"

Jantung Seora berdetak lebih cepat dari pada sebelumnya sewaktu ngeliat siapa yang lagi berdiri didepan rumahnya. Mereka berdua sama sama kaget.

"ada apa kak?"

"engga" jawab Jake dan ngebalik badanya mau pergi.

"kaka mau nginap?" Seora nahan tangan Jake.

Seora tau Jake gabisa pulang karena sekarang mukanya lagi lagi banyak luka dan Jake juga gabisa ke rumah Taehyun karena besok orang tua Taehyun kerumah itu dan bakal tinggal disana sampai Taehyun selesai ujian kelulusan.

Jake ga ngejawab pertanyaan Seora.

Seora ngelepas tangan Jake.
"kaka bisa masuk kalau mau nginap"
"aku mau beli obat dulu" kata Seora dan ngelewatin Jake.

Seora nunduk dan senyum tipis, ini pertama kalinya Jake kerumah Seora lagi setelah hampir 1 bulan mereka ga pernah ngobrol.

Dijalan Seora cuma nunduk bahkan sampai masuk tokopun Seora masih nunduk.

"sampoerna mild" kata Seora sambil ngambil uang.
"sama panadol"

"siapa yang ngerokok mbak?"

"abang saya mas" Seora senyum dan ngasih uangnya, Seora bohong.

"ohh, lain kali suruh abangnya beli sendiri ya mbak"
"mbak cewe masa keluar malam gini"

"ahaha iyaa mas, makasii ya" Seora ngambil kembalian dan pergi.

Dijalan Seora mainin kotak rokoknya.
"sekarang atau nanti aja?" gumam Seora.
"nanti aja, takut kak Jake nyium baunya" Seora mau masukin rokoknya kekantong tapi dia baru ingat cardiganya gaada kantong.

Seora mutusin buat naroh rokoknya disela sela celana bagian pinggang kirinya karena ketutup sama cardigan.

Galama Seora sampai dirumahnya dan ngebuka pintu, diruang tamu Jake lagi ngobatin lukanya sendiri.

Seora ngedekat dan naroh obatnya dimeja.
"sini kak aku bantu" Seora ngambil kapas dari tangan Jake.

Seora ngobatin Jake sambil ditiup tiup padahal Jake ga ngerasa sakit tapi emang ini udah kebiasaan Seora. Jake natap Seora yang fokus dan hati hati ngobatin lukanya.

"dek"
"..kaka kangen"

Semua pergerakan Seora kehenti karena omongan Jake kecuali jantungnya yang malah berdetak lebih cepet bahkan Seora takut Jake bisa ngedengar detak jantung Seora.

"maaf ya jarang bareng kamu lagi"

Seora lanjut ngobatin Jake.
"gapapa kak" Seora senyum.

"kamu gamau tau kenapa kaka sering sama Jinie?" Jake natap mata Seora.

"kenapa emang?"

"kaka ngedapetin Jinie hampir pakai sabu-bukan dari kaka barangnya" ngedengar itu Seora ga bergerak lagi.
"dia bilang dia capek dan udah ga kuat sama keadaan makanya mau pake padahal dia hamil"
"jelas kaka marahlah, itu berdampak buruk buat kandunganya"

Seora lanjut lagi ngobatin Jake.

"dia ngeluapin semuanya ke kaka"
"..abangnya udah tau dia hamil, abangnya tau karena Jinie aneh-selalu pakai baju oversize padahal Jinie bukan tipe orang yang suka pake baju kayak gitu Jinie juga beberapa kali mual karena bau tertentu"
"akhirnya Jinie dibawa kedokter"
"abangnya marah dan minta Jinie buat kasih tau siapa yang hamilin dia tapi Jinie gaberani ngasih tau, dia takut Sunghoon diapa apain sama abangnya"
"abang Jinie itu boss kaka dek"
"abangnya bisa aja bunuh Sunghoon karena Sunghoon gamau tanggung jawab"

"boss?" gumam Seora dan berhenti ngobatin Jake terus ngebenerin duduknya.

"iya abangnya Jinie sama om kaka itu boss, mereka bandarnya"
"kaka percaya sama kamu" Jake natap mata Seora.

"i-iya aku gabakal bilang ke siapapun"

"pinter" Jake ngacak ngacak rambut Seora sambil senyum.

"Jinie sayang banget sama kak Sunghoon?"

"kayaknya, setiap pergi sama kaka yang dia bahas selalu Sunghoon"
"semua foto kaka yang dia post disosmednya katanya buat bikin Sunghoon cemburu"
"padahal Sunghoon peduli aja ga kan? dia tetep fokus ke kamu ra"
"paling parahnya kalau Sunghoon post foto kamu dia suka mukulin dirinya sendiri"

Seora natap Jake kaget.

"serius, itu kenapa kaka suka bawa dia kerumah Taehyun atau pergi sama kaka supaya dia ga aneh aneh"
"gimanapun Sunghoon itu temen kaka dan anak itu anak Sunghoon"

Seora diem sebentar tapi kebesit pertanyaan.
"orang tua Jinie? orang tua Jinie udah tau dia hamil?"

"belum, karena orang tuanya jarang dirumah kalau ada dirumah juga Jinie sukanya ditempat abangnya"
"hubungan Jinie sama orang tuanya emang kurang baik"
"Jinie juga bilang, kalau nanti dia ketahuan hamil anak Sunghoon dan Sunghoonya masih tetep gamau tanggung jawab dia yang bakal dibunuh sama orang tuanya"

Seora diem karena Seora sekarang lagi mikirin banyak hal, termasuk apa Seora harus bantu Jinie buat lebih deket ke Sunghoon?

"itu kenapa kaka sama dia mulu, kaka beneran cuma ga tega sama Jinie kaka gaada perasaan apapun ke dia"
"tapi kalau ke kamu kaka bukan sekedar kasian sama kamu ra, tapi kaka beneran cinta" Jake natap dalam mata Seora.

Seora panik dan langsung mutusin kontak mata.

"kaka lagi bahas perasaan ra, tatap kaka"

"se-sebentar" Seora bangkit tanpa natap Jake.
"mau minum dulu"

Jake ngeliatin Seora yang pergi kedapur.

Sampai didapur Seora mukulin kepalanya pelan.
"harusnya fokus kemasalah Jinie sama kak Sunghoon dulu"

Seora beneran minum air putih dan balik lagi keruang tamu tapi sewaktu Seora muncul tatapan Jake berubah, Jake natap Seora serius dan agak marah. Jake lagi megang kotak rokok.

Seora gigit bibir dan ngusap pingganya, bener aja rokok yang tadi dia beli udah gaada.

"mau jelasin apa dan buat apa ini?"

D I S A S T E R.Where stories live. Discover now