22.

545 65 26
                                    

Seora diliatin kaka kelasnya karena masuk kearea kelas 12.

"ra? ngapain kesini?" tanya Jisung sewaktu ngeliat Seora.

"ini mau ngaterin surat kak Jake"

"Jake? ada tadi lewat" kata Jisung sambil ngeliatin kelas Jake.

"hah?"

"iya tadi dia lewat, surat apa?" Jisung langsung ngambil amplop yang ada ditangan Seora dan dia buka.
"ini tulisan kamu kan?" gumam Jisung yang fokus sama surat yang Seora bawa, Jisung hapal tulis tangan Seora.
"tadi dia ada, sehat sehat aja"
"ngapain bikin surat sakit kayak gini?" Jisung ngeremas kertas beserta amplop amplopnya.

"o-oh yaudah aku ke kelas dulu ya kak" Seora mau pergi tapi ditahan sama Jisung.

"bibir kamu" Jisung nunjuk ujung bibir Seora.
"kenapa?"

"minum teh, tehnya terlalu panas"

"lo pikir gue bego?"
"Sunghoon mukul lo lagikan? Jake juga dia tonjok makanya lo bikinin surat sakit gini?"

"kak jangan bahas itu disini" Seora melanin suaranya sambil nengok kanan kiri.

"bodoh, gimana ada orang yang bisa nyelamatin lo dari dia kalau lo sendiri nyelamatin Sunghoon?"
"jadi perihal apalagi sampai Sunghoon mukulin kamu?"

"gaada, ini beneran karena teh panas"

"lo ga suka teh, Seora"
"gue emang kasar ke lo tapi gue tau banyak tentang lo gue juga peduli ra sama lo tapi lo-ah njing" Jisung ga ngelanjutin omongannya karena terlalu kesal.

"karena dia sama gue?"

Seora Jisung noleh ke asal suara, ternyata itu Sunghoon bareng Jay.

"lo bilang kita dilevel yang bedakan?"
"emang bener, karena itu lo gabisa rebut Seora dari gue bukan?"

Jisung ketawa pelan dan ngelempar kertas surat yang tadi dia remes ke muka Sunghoon.

"tunggu aja" kata Jisung datar.

Sunghoon senyum.
"gue tunggu"

Jisung pergi.

"ngapain lo disini? segala ngobrol sama Jisung"

"engga itu tadi.." Seora bingung mau jawab apa.

Sunghoon nunggu Seora jawab dan ngambil kertas yang Jisung lepar tadi karena dia sadar dikertas itu ada tulisanya.

"ini-ini kisi kisi ulangan aku kak" Seora langsung ngerebut kertas itu dari tangan Sunghoon.
"aku kekelas dulu" Seora senyum kaku dan pergi.

"amplopnya ketinggalan" kata Sunghoon yang ngebuat Seora berhenti ngelangkah.
"Jake Shim" baca Sunghoon.
"ada mata pelajaran Jake Shim?"

Sunghoon ngelangkah lebar ke Seora dan narik kasar tangan Seora.

Sunghoon berhenti didekat gudang karena ngerasa disitu sepi.

"berhenti peduli kecowo lain" Sunghoon natap Seora dingin.

"harusnya kak Hoon yang berhenti peduliin aku, kak Hoon harus lebih peduliin Jinie"
"gimanapun anak yang Jinie kandung anak kamu juga" Seora natap Sunghoon balik.

"berhenti berlagak kayak gitu Seora"
"gue tau lo sebenarnya gamau kalau gue sama Jinie kan?"

"engga, aku udah balikan sama kak Jisung"

"ah!" refleks Seora sewaktu punggunya ngehantam tembok, Sunghoon ngedorong Seora.

"lo punya gue"

"k-kak.." Seora megangin tangan Sunghoon yang lagi nyekek dia.
"ka-k h-oo-n"

"udah gue bilangkan? lo hidup cuma buat gue" gumam Sunghoon pelan.

Seora berusaha ngelepas tangan Sunghoon dari lehernya.

"apa yang lo harapin ke Jisung? kalo dia nemu yang lebih baik dia bakal ninggalin lo"
"singkatnya kenapa harus milih bekas kalo dia bisa dapet yang masih segel?"

"a aku g-a na-fas" Seora mukul mukul tangan Sunghoon yang makin kuat nyekik dia.
"k-ak" muka Seora mulai merah.

"eh gila lo!" ada yang dateng dan narik paksa tangan Sunghoon.

Seora langsung ngambil nafas, akhirnya dia bisa nafas lagi.

"lo mau bunuh anak orang?" dia ngedorong Sunghoon, Seora tau dia temen Jisung tapi Seora gatau namanya.

"bukan urusan lo"

"njing, gue masih sekolah disini"
"ini tempat nongkrong gue ga lucu kalo ada arwah gentayangan" katanya dengan muka nyolot ke Sunghoon.

Seora sedikit spechless denger omongan tapi yang penting dia udah nolongin Seora.

Sunghoon kelihatan kesal tapi dia males berantem jadi dia milih narik tangan Seora.

"apanih? ga ga" dia ngelepas tangan Sunghoon dari tangan Seora.
"Seora gabakal kemana mana, dia sini bareng gue"
"ra lo tau gue kan? gue Minseo temenya Jisung"

"kalo lo masih ikut campur lo yang bakal jadi arwah gentayangan disini" Sunghoon ngomong didepan muka orang itu.

"berisik lo seo-" kali ini Seora tau siapa dia, dia Yedam.
"lah Seora?" Yedam gantian ngeliatin Seora sama Sunghoon.

"didalam ada kak Ji kak?" tanya Seora yang masih agak lemes.

"ada tuh"

"ayo ra masuk aja" yang dipanggil Minseo narik Seora buat masuk ke gudang.

"urusan kita belum selesai" Sunghoon juga narik Seora.

"jangan disekolah" kata Taehyun yang ternyata udah keluar juga dari gudang.

"jadi maksud lo boleh dirumah lo nanti?" tanya Sunghoon ke Taehyun.

"sinting lo Hoon" sekarang Taehyun yang narik Seora masuk kegudang.

Sunghoon belum nyerah dia tetep mau nyelesain 'masalah' yang dia maksud, Sunghoon mau masuk kegudang tapi dadanya ditahan sama Yedam.

"et..udah cukup lo jadiin rumah Taehyun tempat lo sama temen temen lo nongkrong, padahal dulunya itu tempat kita"
"jangan ngambil ni tempat juga lah"

"yaelah njing gue bisa beli villa buat nongkrong-"

"omongan lo gede kayak dosa" Yedam nutup pintu gudang.
"ga waras bangsat" Yedam ngedekat ketemen temenya.

"di apanin tadi ra?" tanya Jisung yang panik sendiri duduk didekat Seora.
"bilang!" Jisung ninggin suaranya tapi Seora ga jawab juga, dia cuma diam nunduk.

"gagu lo abis dicekik?" tanya Minseo.

"kak Ji ayo balikan" Seora natap Jisung.

D I S A S T E R.Onde histórias criam vida. Descubra agora