Kesempatan Hidup

1.1K 148 54
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Tak butuh waktu yang lama bagi Moreno untuk bisa sampai di Bandung, tak sampai satu jam ia sudah berada di kota Paris Van Java itu dengan perasaan yang sangat kacau. Dengan segera ia pun langsung mencegat taksi dan menuju rumah sakit tempat Lena dirawat. Sejak tadi Moreno terus menghubungi Ody, namun sayangnya Ody tidak segera mengangkat-angkat teleponnya, membuat Moreno semakin cemas dan takut.

Jika terjadi sesuatu pada Lena dan calon anak mereka, Moreno benar-benar tak akan bisa mengampuni dirinya sendiri. Sekarang, Moreno tak akan ragu lagi untuk mengakui jika anak yang dikandung Lena adalah anaknya, darah dagingnya. Ikatan batin yang ia rasakan begitu sangat kuat, pantas saja ada perasaan aneh yang ia rasakan ketika ia ia menyentuh perut Lena.

Perasaan haru, bahagia, sayang, cinta dan rindu seolah menjadi satu di dalam hatinya. Itu semua bukan suatu kebetulan, ia yakin, Tuhan sudah merancang semua takdir ini, ia dan Lena sudah digariskan takdir, dan Lena adalah jodoh kedua baginya.

Ia juga baru menyadari, jika hanya dirinyalah yang bisa menenangkan anaknya, saat ia mengusap perut Lena bayi itu langsung tenang dan tak lagi membuat ibunya merasa sakit. Masih didalam kandungan saja, bayi itu begitu responsif, tau siapa ayahnya. Namun bodohnya, ayahnya yang tolol ini baru menyadari keberadaannya.

***

"Sayang... Akhirnya... Akhirnya kamu sadar juga, ya Tuhan Lena, Tante takut banget, sangat-sangat takut." Ungkap Heni dengan tangisan pilu, wanita itupun langsung memeluk keponakannya, airmata bahagia tak bisa ia bendung lagi, melihat Lena kembali membuka matanya membuat hati Heni benar-benar sangat lega.

"Tante Heni!" Panggil Lena dengan suara lirih, ia tak tahu sudah berapa lama ia pingsan. Rasanya sekujur tubuhnya terasa begitu sakit, demam, lemah dan tak berdaya.

"Iya sayang iya, ini Tante, kamu mau apa? Mau minum? Makan? At-"

"Aku pikir aku udah mati..." Ucap Lena membuat Heni langsung mengatupkan bibirnya.

"Lena..."

"Aku tadi ketemu sama Oma, dia bilang mau ngajak aku lihat bintang dan hamparan bunga Lavender yang luas, aku udah mau pergi, tapi tiba-tiba ada anak kecil yang narik tangan aku."

Isakan Heni pun mulai terdengar, ia tak menyangka jika Lena akan memimpikan hal yang menurutnya sangat mengerikan seperti itu, ya Tuhan... Lena baru saja akan bertemu dengan ajalnya jika saja anak kecil yang dimaksud oleh Lena itu tak datang untuk menyelamatkannya.

"Anak kecil itu bilang, mama jangan pergi, aku masih pengen disini, aku mau disini sama mama, aku mau kita ketemu sama papa." Tangisan Lena pun sudah tak bisa ia tahan lagi, Heni langsung memeluknya, mereka berdua menangis bersama.

"Nggak apa-apa sayang nggak apa-apa, jangan nangis terus, kita semua disini ada untuk kamu."

"Maafin aku Tante, aku... Aku... Udah nyusahin Tante, aku udah buat semuanya sedih, padahal semua orang pengen aku hidup, anak aku juga mau aku hidup, tapi aku..."

Magdalena (Sequel of Passionate) Aktif Di Karyakarsa Where stories live. Discover now