Sensitif

2.4K 163 14
                                    

***

Hari ini adalah hari yang Lena dan Moreno tunggu-tunggu, mereka berdua saat ini tengah berada di Bandara untuk mengantar kepergian Mike kembali ke Amerika. Dan setelah itu, mereka berdua pun kembali ke Jakarta bersama-sama.

"Papa harus sering-sering kabarin aku, kalau aku lahiran nanti papa harus pulang ke sini ya!" Pinta Lena pada Mike yang saat ini tengah memeluknya.

"Papa pasti pulang ke sini untuk jenguk cucu papa, tapi papa ingin satu permintaan."

"Emang papa mau minta apa? Sekarang uang aku udah banyak, bahkan aku nikah sama pengusaha kaya, kalau papa mau Jet pribadi atau kapal pesiar sekalipun aku pasti bisa beliin buat papa." Ucapan Lena barusan langsung membuat Moreno tersenyum miring.

"Papa percaya, putri tunggal papa ini sudah sangat sukses dan mandiri. Kamu bisa berikan apapun yang papa minta, tapi papa tidak ingin materi apapun dari kamu sayang."

"Lha terus papa mau minta apa dong?" Tanya Lena dengan nada bingung.

"Papa hanya punya satu anak yaitu kamu, putri papa satu-satunya. Karena papa hanya punya satu anak, maka papa ingin sekali punya cucu yang sangat banyak."

"Apa?" Lena tentu saja langsung terkejut bukan main mendengar permintaan sang ayah.

"Ekhem!" Moreno pun berdehem canggung, merasa tak enak hati, namun ia sangat setuju sekali dengan permintaan ayah mertuanya.

"Wkwkwkwkwkwk!" Disisi lain, tawa itu terdengar begitu nyaring, siapa lagi kalau bukan Ody pelakunya.

Heni dan Wira juga ada disana, dan mereka berdua tampak tersenyum geli.

"Kenapa? Ada yang salah? Nggak sulit kan?" Tanya Mike dengan nada bingung.

"Salah dong uncle!" Seru Ody membuat semua orang langsung menatap kearahnya.

"Maksud kamu?"

"Hamil satu anak aja cengengnya setengah mati, bahkan sama anaknya aja egois, gimana kalau punya banyak anak? Emang punya anak semudah itu? Masih dalam kandungan aja udah disakitin, gimana kalau udah keluarnya nanti?"

Semua orang pun langsung terdiam, Moreno tampak menatap Ody dengan tajam, kesal karena sepupu Lena itu benar-benar tak punya perasaan.

"Ha? Kenapa semuanya diem? Aku bener kan? Aku bicara kayak gini supaya kak Lena sadar dan nggak egois lagi sama kandungannya, bukannya aku jahat, aku cuma mau ngingetin aja."

"ODY!!!" Heni yang sudah tidak tahan dengan mulut lemes sang putra pun segera menjewer kuping Ody dengan keras.

"Aduduh... Bun apaan sih? Kenapa aku dijewer? Sakit Bun ampun!" Ody pun memegang tangan Heni namun Heni masih melanjutkan aksinya dan menyeret Ody menjauh. Wira yang melihatnya pun hanya bisa geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan kelakuan anaknya.

"Maafin Ody ya Len, adik kamu itu emang suka ngawur." Ungkap Wira dengan perasaan tak enak. Lena pun hanya diam saja, merasa tersindir dengan ucapan Ody, ia menahan seluruh emosi dan perasaannya kuat-kuat.

"Kayaknya pesawatnya sebentar lagi berangkat, papa harus segera cepat-cepat." Mike pun memeluk tubuh sang putri yang masih diam saja. "Udah jangan terlalu dipikirkan, papa tadi cuma asal aja kok, tapi kalau kamu beneran sanggup papa pasti akan sangat bahagia. Eh, yang penting bisa lihat kamu bahagia saja itu sudah cukup." Imbuhnya.

"Hm." Angguk Lena.

"Moreno!" Mike pun menepuk bahu Moreno.

"Ya pa?"

"Saya titip Lena ya! Tolong jangan pernah menyakiti putri saya, buat dia bahagia." Pesan Mike dengan penuh harap.

"Pasti, papa tenang saja. Saya akan selalu berusaha membuat istri saya bahagia." Ungkap Moreno dengan penuh kesungguhan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Magdalena (Sequel of Passionate) Aktif Di Karyakarsa Where stories live. Discover now