Segara - Draco Malfoy

18 2 0
                                    

Fandom: Harry Potter © J.K. Rowling
Character: Draco Malfoy
OC + Author: Arisacrlight

· · ─────── · ─────── · ·

"Kau tidak bisa masuk ke air dengan baju hijau, Draco."

"Kenapa?"

"Nanti diseret ... Ratu Laut Selatan."

Langkah pemuda pirang yang sudah mau mengarah ke bibir pantai itu baru benar-benar berhenti. Draco Malfoy mengerutkan alis tidak mengerti, netra kelabu jatuhkan pandang pada senyum kecil di paras kekasih hati.

"Ratu Laut Selatan?" Dia mengulang. "Di bawah laut?"

Anggukan diberikan oleh kekasihnya, masih dengan senyuman.

"Ada kerajaan di bawah laut sini?" pihak lelaki tentu belum puas sama sekali. "Maksudmu, seperti putri duyung atau makhluk air apapun itu?"

Kali ini, Lilyanna Holden mengeluarkan tawa. Satu tangan terulur ke depan, meraih lengan Draco dan menariknya perlahan. "Menurut mitos, kira-kira begitu. Aku pernah baca di buku."

Sementara netra biru langit milik Lily terarah ke debur ombak di hadapan sana, Draco masih memandang lekat wajah kekasihnya. Lilyanna memang cerdas, terbukti dengan namanya yang diteriakkan Topi Seleksi untuk masuk Asrama Ravenclaw—tapi gadis itu suka iseng. Dan sangat iseng.

"Jangan bercanda, Lillian."

Mereka sudah pacaran sejak tahun kelima, tapi desir halus di dada Lily tak pernah sirna tiap kali Draco menyebut namanya sedemikian rupa. Sebuah panggilan istimewa, yang diberikan khusus dengan rasa cinta.

Pemilik mahkota merah gelap pun menoleh, pertemukan tatap antara kelabu dengan biru. Lily terkekeh kecil, gemas dengan sikap defensif Draco terhadap kebiasaan jailnya. "Aku bersungguh-sungguh, Tuan Muda Malfoy. Mitos itu sudah melegenda di Indonesia. Kalau kau memakai baju hijau dan masuk ke air, Nyi Roro Kidul bisa membawamu dan kau akan dijadikan budak untuk kerajaannya."

"Aku penasaran dari mana kau membacanya."

"Dunia sihir kita punya perpustakaan, Tuan Muda. Dan aku ini penyihir berdarah-campuran, kalau kau lupa."

Sepasang alis di bawah mahkota pirang platina langsung mengerut, dan dua tangan Draco terangkat guna menangkup pipi sang kekasih. Tentu saja bukan untuk mencium Lily, namun mencubitnya lantaran sebal dengan julukan yang diberikan. "Berhenti memanggilku begitu," dia menggerutu.

Lily tertawa, menyentuh pergelangan tangan lawan bicara, "Oke, oke. Oh, kalau kau mau alasan yang lebih logis—air pantai selatan, salah satunya Pantai Parangtritis ini, cenderung berwarna kehijauan. Seandainya ada yang terseret arus atau tenggelam dengan pakaian hijau, mereka akan sulit ditemukan."

"Begitu," Draco bergumam seraya memandang hamparan air di hadapan. Tampangnya lalu bersungut-sungut. "Tidak mengubah fakta kalau aku sebaiknya tak terjun ke air karena memakai baju dengan warna kesukaanku."

Ah, khas Draco Malfoy sekali. Putra keluarga penyihir berdarah-murni yang acap tak puas apabila keinginannya tidak bisa terpenuhi. Lily sudah biasa, dan ia tahu bagaimana menghadapinya—lagipula untuk hal remeh begini, cukup ia toleransi.

"Aku tahu, karena warna asrama Slytherin hijau."

"Benar."

"Dan warna mata Potter juga hijau."

Mendengar nama musuh bebuyutan disebut, Draco menembakkan tatapan kesal. Lily tertawa, hendak lari menjauh, tapi lengannya sudah dicekal. Kali ini, lelaki pirang itu menarik tangan sang hawa secara asal, berniat membawanya ke tepi air seraya berkata, "Aku sudah mengikuti usul liburanmu ke sini, jangan membuatku menyesal."

"Kau tidak bisa menceburkan aku ke air!"

"Itu yang ingin kulakukan."

"Aku tidak bawa baju ganti, musang albino."

"Jangan bicara seperti kau tidak tahu mantra pengering. Kita juga bisa ber-Apparate dan langsung muncul di hotel."

Draco Malfoy tetaplah Draco Malfoy. Lily tahu pemuda jangkung itu tidak berniat menyakiti apalagi menenggelamkannya—toh menyebut nama Harry Potter itu memang sengaja untuk bahan canda. Senyum kecil terukir di bibir Lily, dan tatkala Draco mendorong sang hawa supaya menginjakkan kaki memasuki air; tawa terlepas di antara mereka berdua, bersama langit Pantai Parangtritis yang berubah jingga menjemput senja.

Satu kenangan lagi, sebagai memori liburan mereka di luar dunia sihir, telah berhasil disimpan.

· · ─────── fin ─────── · ·

LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang