Formerly - Chisei Kuzuryu

13 1 0
                                    

Fandom: Paradox Live  © Avex
Character: Chisei Kuzuryu
OC + Author: nezyen

· · ─────── · ─────── · ·

Derap langkah saling beradu, sorakan orang-orang di lapangan terdengar begitu bising. Menghiraukan itu, ia memilih untuk fokus memperhatikan pertandingan. Keringat yang membanjiri tubuh terlihat begitu jelas, mengundang teriakan dari para gadis. Kali ini dia memilih untuk menutup telinga dengan kedua, terlalu berisik. Apa tidak bisa menonton dengan tenang dan tentram? Dalam hati, gadis tersebut merutuk tanpa kata kasar. Kendati begitu, kenyataannya hati sang gadis tengah ikut berteriak. Diri terdiam kala iris biru gelap mendapati pemuda itu tersenyum setelah berhasil memasukan bola basket ke dalam ring, ini kemenangan bagi tim kelas mereka. Refleks merelakan sebuah senyum, bergerak ke samping kanan sembari mengangkat kedua tangan guna melakukan tos tanda kemenangan dengan sahabat dekatnya.

"Gue keren, 'kan?"

Rei, gadis itu menoleh kala Indra pendengaran berhasil menangkap suara yang cukup berat memasuki telinga. Kendati ia tahu pertanyaan tersebut bukan tertuju padanya, terdiam kemudian melirik sepintas ke arah sang sahabat. Jelas, senyum manis terukir di sana. Anggukan dan ucapan penuh semangat itu berhasil memberi rasa pilu dalam hati, ia ikut mengukir senyum kemudian berlalu pergi tanpa lupa mengucap permisi pada keduanya. Melangkah menuju toilet, kemudian masuk ke dalam sana. Diam membisu di depan kaca, sampai akhirnya mempersilahkan air mata menetes begitu saja. Ditemani sunyi ia menangis, mengeluarkan pilu dan nyeri pada hati. Membiarkan diri dan perasaan nyaman dengan sendirinya kendati tubuh tak henti bergetar, mencoba menahan sebelum pasrah. Jujur, dia menyukai pemuda pirang tersebut, Chisei Kuzuryu namanya. Tetapi, jika memang ada dinding tinggi terbentang apa dia harus mencoba memaksa untuk memanjat walau tubuh tidak akan sanggup?

Miris, itu dulu. Padahal ia jatuh cinta hanya karena teman-temannya menjodohkan tanpa memikirkan dia risih atau tidak, ingin tertawa namun mimik jijik sudah lebih dulu muncul. Rei baru saja terbangun dari tidur, karena mimpi yang baru saja dia alami. Terdiam beberapa saat, sebelum kedua tangan bergerak guna memeluk tubuh. Bergidik ngeri, kemudian menggelengkan kepala sebanyak sepuluh kali.

"Gila. Seriusan itu gue?"

Ia bangkit dari tempat tidur, berdiri mengganti posisi dari duduk sebelumnya. Kaki berayun, menuju kamar mandi. Berniat membersihkan diri sebelum berangkat bekerja, ini baru pukul empat lewat tiga puluh, berpikir mungkin dia akan kedinginan nanti. Tapi, ini bukan masalah besar. Iris biru gelap memandang ke arah cermin, dalam hati merutuk pada masa lalu.

"Padahal cuma cinta monyet anak kelas tiga SMP, tahu rasanya jatuh cinta yang serius aja gue enggak tahu." Ia bermonolog sebelum akhirnya melanjutkan aktivitas yang telah direncanakan. Menimbah air dalam gayung kemudian terdiam, otak berpikir sejenak dan akhirnya berucap, "Tapi, gue ngerasa sakitnya lama banget."

Sudahlah. Toh, masa lalu.

· · ─────── fin ─────── · ·

LokalWhere stories live. Discover now