Nostalgia Dulu - Hijikata Toshiki

11 1 0
                                    

Fandom: Fake Motion © Stardust Promotion
Character: Hijikata Toshiki
OC + Author: laniakean

· · ─────── · ─────── · ·

Bet ping pong milik adiknya ia pegang di tangan kanan. Sebisa mungkin meniru pose siaga yang dia lihat tiap menonton sang adik bertanding di klub tenis meja. Lawannya seorang bocah laki-laki, sekitar dua tahun lebih tua dibanding dia, pemilik helai ungu dan netra merah yang terlihat lebih siaga dan tanggap memegang pemukul tenis meja di tangan kanannya. Sedang sebelahnya bersiap melambungkan bola kuning; servis.

Satu pertandingan sebelumnya, Moka beruntung mendapat lawan yang sama sekali tidak mengerti permainan ini. Namun sekarang ... bahkan adiknya pun mengakui kemampuan lawan gadis itu. Walaupun awalnya tiada sedikitpun niat yang mengendap di hatinya, tetapi mendadak ia agak merasa menyesal telah menerima tawaran temannya.

.

.

.

Moka terdiam. Bingung. Sedang dua temannya berdiri di hadapannya dengan posisi memohon di depan pintu rumah keluarga Inoue.

"Monta kan pemain inti ekskul tenis meja SD Ebisu. Jadi, Moka pasti bisa bermain tenis meja juga." Salah satunya menukas.

"Kok gitu?"

"Kan kalian kembaran," celetuk yang lain.

Benar juga, Moka dan Monta merupakan saudara kembar. Ia sering melihat, kadang menyemangati, sang adik saat kebetulan lewat ruangan latihan ekskul tenis meja. Bahkan mungkin sekarang, bocah lelaki itu sudah menjadi penghuni balai desa guna mengikuti lomba tenis meja antar SD. Namun, gadis mungil itu, kakak kembar dari sosok Monta yang dibicarakan barusan, belum pernah mencoba barang sekali pun bermain tenis.

"Tapi, kan ...."

"Coba aja dulu. Kan Moka enggak bakal tahu kalau belum coba," potong orang pertama. Ada benarnya walaupun sedikit sesat. Mendengar itu, Moka termenung sambil berpikir.

Iya juga.

Gadis bermanik cokelat akhirnya mengiyakan tawaran tersebut. Dibalas oleh teriakan syukur dari dua temannya.

"Nanti jam satu, ya, tandingnya! Jangan sampai enggak berangkat, loh!"

"Eh, hari ini?" Panik, lah, dia.

"Iya!"

Dan tanpa rasa bersalah, dua orang tersebut pergi meninggalkan Moka dengan perasaan lega. Berbanding terbalik dengannya yang kini malah cemas. Lantas berpikir, setidaknya, sekarang dia harus berangkat ke balai desa terlebih dahulu. Urusan lain? Belakangan.

.

.

.

"Lucu banget, enggak, sih?" ungkap hawa berambut hitam setelah bercerita seputar masa lalu. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak setelah sekali memukul pundak pemuda di sampingnya.

Lelaki dengan wajah mirip menanggapi, "Lebih lucu lagi, waktu itu Hijikata kalah, dong! Enggak percaya saja sekarang malah jadi wakil kapten klub ping pong Hachioji!" Suasana ramai warung pecel lele tidak dihiraukannya. Bisa menggoda seorang Hijikata Toshiki merupakan prioritas utama kini.

"Hah? Aku kalah?" protes orang yang menjadi subyek pembicaraan.

"Iya! Dasar cinta monyet!" ejek Monta, pengejek sebelumnya, lagi. Nyaris membuat Toshiki naik pitam mendengarnya jika seseorang tidak membuka suara.

"Sudah, sudah, yang penting sekarang kamu sudah bisa menang melawan Moka, kan?" Sang kapten, Kondo Isami, berhasil menurunkan emosi wakilnya.

Kemampuan Hijikata Toshiki memang tak bisa dibandingkan dengan dirinya yang dulu. Berkebalikan dengan Moka, tentu saja, yang stagnan saja walaupun circle yang ia miliki hampir semuanya para imba tenis meja. Wajar, ia hanya seorang pacar dari Hijikata Toshiki, bukan pemain reguler klub tenis meja. Walaupun karenanya, dia jadi bisa mendapat traktiran pecel lele akibat taruhan "kalau Toshi menang, jajanin aku pecel lele".

Dan kini, pecel lele yang akhirnya terhidang di hadapan masing-masing menutup pembicaraan dan pertikaian mereka. Berganti menjadi suara klatuk-klatuk khas sekumpulan cowok yang sedang mabar 'makan bareng'.

· · ─────── fin ─────── · ·

LokalWhere stories live. Discover now