Lomba - Suna Rintarou

12 2 0
                                    

Fandom: Haikyuu!! © Haruichi Furudate

Character: Suna RintarouOC + Author: SUGARHMHM

· · ─────── · ─────── · ·

"Ghe, gue ajak lo mengurus adik ya hari ini," suara semi bariton memasuki indera pendengaran Ghea, telepon tersambung tanda Ghea melakukan panggilan kepada seseorang.

Suna Rintarou nama si pemanggil. Pemuda yang biasa di panggil Rintarou merupakan pacar dari Ghea sejak mereka SMA. Tujuan si pemuda menelepon Geha dipagi hari tak lain dan tak bukan adalah meminta bantuan untuk mengurus sang adik.

Awalnya Ghea takut. Takut sang adik tidak suka padanya, untung saja semenjak pertemuan pertama mereka Ghea menjadi dekat dengan adik Suna.

"Boleh, Gue juga mau main sama Ran," Jawab Ghea.

"Oke, gue jemput lo sekarang. Siap-siap ya," ucap Suna.

"Oke."

[]

"Kak Ghea!" panggil seorang bocah yang langsung lari ketika Ghea baru saja turun dari motor. Tentu saja, Ghea menyambut Ran dengan pelukan. Suna hanya menatap keduanya datar, padahal dalam hati nahan gemas si mbak pacar dan si adik akrab.

"Halo Ran! Hari ini kita mau ngapain nih?" tanya Ghea.

"Temenin aku lomba di taman! Kak Rin ga mau nemenin aku kalau gak ada kak Ghea," jawab Ran sambil meledek Suna di belakang Ghea.

"Enak aja. Bocah nuduh mulu," jawab Suna.

"Biarin wle! Emang kak Rin kan gak mau nemenin aku lomba! Katanya males!" jawab bocah perempuan itu lagi.

"Udah-udah, mending kita langsung ke taman aja ya? Ntar telat gak dapat hadiah deh," ucap Ghea melerai pertengkaran kedua kakak adik tadi.

"OH IYA. AYO CEPAT NANTI AKU KALAH," ucap Ran sambil memakai sepatunya terburu-buru. Sedangkan Suna malah menjahilinya dengan menendang-nendang sepatu si bocah.

"Kak Rin! Jahat!" omel Ran. Suna cuma tertawa ngeliat wajah kesal si adik. Ghea cuma geleng heran, adik kakak gak bisa akrab.

Ya, sesuai dengan ucapan Ran tadi. Lomba 17 Agustusan diadakan di Taman komplek perumahan Suna. Sebagai bocah berumur 7 tahun, Ran tentu senang mendengar lomba. Apalagi jika menang akan mendapat hadiah, siapa yang tidak ingin?

Ghea hanya mengikuti Ran dari belakang bersama Suna. Ran berjalan di depan mereka, sambil sesekali mengoceh seberapa lambatnya Suna berjalan.

"Ran jadi adik lo aja gimana?" ucap Suna membuka pembicaraan.

"Hahaha, gaklah. Gitu gitu dia sayang sama lo kali," jawab Ghea.

"Berisik. Dirumah ngoceh mulu," ucap Suna lagi. Sedangkan yang diomongin hanya berjalan, sepertinya tidak mendengarkan si.

"Kaget ya? Padahal lo bahkan ngomong aja suka males. Kayak orang tipes, Hahaha," ucap Ghea, "Wajar aja, umur segitu emang lagi bawel bawelnya. Nikmatin aja, ntar dia gede malah lo kangenin yang kayak gini tuh," lanjut Ghea.

"Sudah sampai! Aku kumpul disana ya?! Kalian gak boleh pergi! Harus liat lombaku sampe selesai, oke?!" ucap Ran kemudian lari menuju kerumunan anak-anak disana. Sepertinya sedang diberi panduan mengenai peraturan lomba.

"Lo gak ikutan, Rin?"

"Gak deh. Ntar bocah lain kalah terus nangis, salah gue."

"Pede banget, lo gerak aja males gimana bisa menang, Hahaha," ejek Ghea.

"Ya gapapa, biar kelihatan keren di mata lo. Kapan lagi punya pacar keren," jawab Suna santai.

"Sudah sarapan belum? Beli nasi kuning yuk?" ucap Ghea mengganti topik.

"Belum si, lo tunggu sini aja. Gue beliin," ucap Suna bangkit dari duduknya. Ghea hanya tersenyum senang.

"Asik, bayarin ya?"

"Iya, iya. Tunggu sebentar oke?" ucap Suna sambil mengusak-usak rambut Ghea pelan. Tentu saja diperlakukan begitu dimuka umum membuat Ghea merona, walau tak ketara.

Suna meninggalkan Ghea, menuju warung dekat taman tersebut untuk membeli nasi kuning. Sedangkan Ghea menonton perlombaan yang ada ditaman. Suasana taman lebih ramai dari biasanya. Maklum saja, banyak yang berpartisipasi untuk merayakan kemerdekaan negara ini. Sorak meriah dari para pendukung maupun orang tua yang menonton.

Ghea memandang Ran dari kejauhan. Gadis kecil itu tersenyum penuh semangat, sebab lomba yang ia ikuti ialah balap karung. Kedua mata mereka bertemu, Ghea memberi isyarat dengan tangannya mengepal sambil berbisik pelan kata semangat. Ran membalas dengan senyuman dan anggukan. Peluit di bunyikan, bersamaan dengan Suna yang datang membawa dua piring dan kantong plastik berisik air mineral.

"Ini, tanpa kacang," ucap Suna memberi piring berisi nasi kuning tanpa kacang kepada Ghea. Ghea menerima piring tersebut, dan mulai memakannya.

"Kok inget gue alergi kacang?" tanya Ghea.

"Pertanyaan aneh. Ya ingetlah, kan lo pacar gue," jawab Suna. Ia menyuapkan sesendok nasi kuning setelah berbicara tadi.

"Iya juga si. Tapi biasanya aja hal sepele lo bakal lupa," jawab Ghea.

"Ini gak sepele. Ini tanda sayang gue, tau?"

"Aduh, chessy banget. Iya deh, love you, haha," jawab Ghea.

"Iya, iya love you too deh. Dah makan tuh," ucap Suna membalas ucapan Ghea, "Ini air mineralnya kalau haus," lanjutnya.

Di hari kemerdekaan, sembari menonton perlombaan anak-anak dua pasangan itu tetap mesra walaupun banyak orang berlalu lalang yang menatap mereka iri. Siapa yang tidak iri? Suna Rintarou yang tampan dan Ghaneeya Qeela yang cantik? Pasangan sempurna menurut orang-orang.

Hari itu, diakhiri dengan kemenangan Ran yang mendapat hadiah sepeda, tentu saja membuat suna terkejut. Sebenarnya adiknya itu ikut lomba atau ikut bansos? Sampai sepeda didapat. Ghea tertawa pelan melihat wajah terkejut Suna dan Ran yang masih tak menyangka kalau dirinya mendapat sepeda. Namanya kakak adik, selalu kompak walau sering bertengkar.

· · ─────── fin ─────── · ·

LokalWhere stories live. Discover now