Berdua Bersamamu - Hijikata Toshiro

22 1 0
                                    

Fandom: Gintama  © Hideaki Sorachi
Character: Hijikata Toshiro
OC + Author: yuzutsu_yoshikawa

· · ─────── · ─────── · ·

Tangan bergerak menyibak anak rambut yang terjatuh disapa angin, sementara senyum merekah pada bibir lantaran temukan sosok lelaki di ujung tangga; bersandar dengan kepala menunduk menatap layar ponsel.

"Toshiro!"

Insan adam mendongak sebagai tanggapan. Tidak perlu khawatir merasa asing dengan suara ringan yang memanggil sebab selama lebih dari tiga tahun ini dia telah mengenal baik sosok empunya. Netra biru gelap berfokus pada gadis yang tergesa menuruni tangga. Terlalu bersemangat sampai ketika menginjak dua anak terakhir berujung tersandung dan nyaris membenturkan diri ke lantai kalau Hijikata Toshiro telat menangkap pinggang sang wanita, membawa mereka pada pelukan hangat untuk saling melepas rindu.

"Riesha, hati-hati," tegur Toshiro mengingatkan sembari diri sibuk menghidu aroma manis dari sela-sela helai biru langit yang menabrak indra penciuman.

Riesha, di satu sisi, membiarkan kedua tangan mendekap erat tubuh lelaki itu. Ternyata dia memang merindukan sosok yang selalu menjadi batu sandaran utama. Walau hanya berselang dua minggu mereka tidak bertegur sapa akibat dibanjiri tugas membludak serta UAS yang datang tanpa diundang seperti kuyang, eksistensi satu sama lain memang saling menenangkan meskipun sesaat. Riesha sulit memungkiri bahwa dirinya rindu akan sentuhan Hijikata Toshiro, berakhir membiarkan diri tenggelam dakan dekapan miliknya tanpa beri perlawanan.

Selama beberapa saat mereka terlena oleh waktu, memanjakan diri dengan kehangatan tercipta di antara hingga salah satunya melepas rengkuhan guna tunjukkan senyum sambil terpaksa mendongak, sadari tinggi mereka terpaut lebih dari sepuluh senti.

"Hehe, kangen aku, ya?"

Pertanyaan mengandung level kepedean tingkat tinggi dilontarkan, tetapi lawan bicara nampak tidak begitu tertarik beramah-ramah dalam menjawab.

"Biasa saja."

"Dih, jelek!" protes diutarakan karena tidak memperoleh balasan yang diinginkan, bibir pun dimanyunkan demi mendukung aksi. Namun Toshiro tetaplah sama, masih memperlihatkan wajah tenang kendati gadisnya kini tengah merajuk.

"Daripada itu," kalimat dijeda sejenak seraya sebelah tangan mencubit gemas pipi Riesha, "kenapa lama sekali?"

"Aduduh--hwee, itu, dosen tadi tiba-tiba mendongeng panjang lebar tentang cerita hidup yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan materi, tapi kita nggak berani menyela, makanya jadi terlambat keluar kelas!" Susah payah Riesha menjelaskan sambil berusaha menghentikan kekerasan kecil yang Toshiro lakukan terhadap pipi berharganya.

Toshiro tahu. Dia tahu betul bagaimana rasanya berada dalam posisi Riesha. Mendengarkan cerita dosen terkadang bisa menjadi pelepas stres jika materi yang mereka hadapi terlalu berat untuk dicerna, tetapi pada lain kesempatan, justru membuat beberapa mahasiswa kesal kalau topiknya benar-benar keluar dari apa yang sedang dibicarakan. Sebagai sesama mahasiswa, Toshiro dapat pahami perasaan Riesha yang terjebak oleh dosen dan dongengnya.

Namun, lain perkaranya kalu itu adalah kebohongan semata.

Toshiro menatap lurus iris sea green, mengunci pandangannya rapat seakan meragukan apa yang baru saja dikatakan Riesha. Sedangkan perasaan sang hawa dilingkupi kalut, takut-takut balik memandang dan malah melirik pada arah lain yang sana sekali tidak menarik perhatiannya. Tindakn mencurigakan tersebut semakin membenarkan terkaan yang berputar dalam benak.

LokalΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα