Bukan Ngamen - Shugo Meian

19 1 0
                                    

Fandom: Haikyuu!! © Haruichi Furudate
Character: Shugo Meian
OC + Author:  CUPACUPSIE

Represent :
Shugo Meian as Sura
Momoko Meian as Momo

cameo :
Miya Atsumu as Yanto
Bokuto Koutaro as Koko

· · ─────── · ─────── · ·

Malam di Semarang tampak cerah, tak ada setitik awan menutupi binar bulan baru. Malam di Semarang sangat berisik lantaran deru mesin transportasi masih terdengar sampai kos putri di ujung kota.

Momo tak mampu mengumpulkan fokus, meskipun ini hari sabtu ia masih berkutat dengan tugas. Mahasiswi s1 itu mengelus pelipisnya, mencoba mengusir pening yang mengganggu pikirannya.

"MOMOO!!"

Suara bariton mengusik indra pendengarannya, sontak Momo mencari sumber suara tadi. Keluar ke balkon kos, Momo menemukan Sura dan ... temannya?

Si lelaki datang dengan 3 temannya dan gitar di tangannya. Senyuman lebar terlukis di wajah Sura meskipun atensi penghuni kos kini tertuju padanya dan temannya.

"Ngapain kalian? Perasaan di depan pagar kos ada tulisan dilarang ngamen." Tegur Momo.

"Kami eh maksudnya Mas Sura bukan ngamen tau! Mau ... Kita mau apa tadi?" Salah seorang adam bersurai dwi warna menyenggol kawannya, "Mau nyanyi goblok." Jawab pemuda bersurai pirang.

Momo memijat dahinya, bukan menghilang tapi malah tambah parah peningnya. "Pulang ga."

"Ih dengerin dulu mbak!!"

Pertikaian berhenti karena genjrengan gitar Sura. Nampaknya lelaki bersurai hitam itu telah menguatkan mentalnya tuk bernyanyi.

"Aku bisa membuatmu~ Jatuh cinta kepadaku meskipun kau tak cinta~ Kepadaku~"

Dua anak adam tadi mengeluarkan ponsel mereka dan menyalakan musik penggiring. Terlalu mendalami peran mereka sebagai figuran.

Momo memangku dagu, ga ada salahnya menghargai perjuangan sang adam. Bibir memerah karena digigit gemas oleh sang empu. Denial mengacaukan Momo. Tak dapat dipungkiri kalau dia menyukai sosok lucu itu. Setidaknya dia bisa rehat sejenak, mendengarkan suara fals Sura. Namun, tak dapat dipungkiri pula dia sedikit malu mendengar samar tawa penghuni kos yang lain.

"Beri sedikit waktu~" Sura hanya mentatap Momo seorang, dunia selain Momo ia hiraukan seolah-olah mereka tidak penting. Gugupnya yang menyesakkan dada lambat laun sudah tak terasa. Pemuda bernetra obsidian itu bernyanyi dengan percaya diri.

"Biar cinta datang karena telah terbiasa—"

Nyanyian terhenti lantaran sang wanita pujaan mengundurkan diri dari balkon, menghilang masuk ke dalam kos. Sura terdiam tidak tahu harus apa, genggamannya pada gitar mengerat sebab panik melanda sanubarinya.

"Waduh gimana ni pak ustad?" Bisik pemuda bernetra emas.

"Lo diem dulu bisa ga sih ko?"

Pintu depan kos terbuka memperlihatkan Momo berbalut pajama, surai pirangnya dikuncir bun, netra oranye keabu-abuan berlindung dibalik kacamata.

Sura menelan ludah, tidak menyangka Momo akan turun menemuinya. "Hei Momo ... Ga suka ya ...?"

Momo menghela napas, "Gak. Besok senin di depan gedung fk, kutunggu." Usai berkata, Momo kembali masuk tanpa menutup pintu.

Benar, ucapan itu bermaksud positif. Kalau tidak, tidak mungkin tiga bujangan ini bersorak gembira bagai memenangkan lotre.

"OKE SAYANG TUNGGU MAS SURA YA!"

Yanto menepuk pundak Sura, gembira terlukis jelas lewat raut wajah lelaki berusia 23 tahun itu. "Tuh 'kan, tak bilang juga apa mas. Pasti seneng mbak'e!"

Tiga adam tersebut bercakap seraya berjalan keluar dari teras kos. Koko melipat tanganya, "Halah, yang ngasih ide Mas Sura buat pake lagu ini juga aku."

"Wes-wes, ojo tukaran[1]. Ayo ngopi, mas traktir!!"

"Alhamdulillah nabung 25 ribu hari ini."

Malam di Semarang terasa damai, jam Indonesia bagian barat menunjukkan pukul 10 malam, raungan kendaraan juga mulai tenggelam dimakan bisu.

Momo menidurkan diri di atas kasur, kekehan lepas dari bibirnya sebab teringat kejadian tadi. Tangannya meraih ponsel, kata demi kata ia ketik namun dihapus kembali. Ragu membuat jarinya hanya bergerak acak di atas keyboard.

"Mending ga usah kali ya ...."

Momo dalam mood yang bagus, senyuman tak mau lepas dari parasnya. Memandangi ponselnya, ia tak sabar menunggu senin tuk datang.

"Harusnya ku kasih uang 3 ribu kali ya?"

· · ─────── fin ─────── · ·

LokalWhere stories live. Discover now