Independence, Bloom! - Tsuzuru Minagi

19 1 0
                                    

Fandom: A3! © LIBER Entertainment
Character: Tsuzuru Minagi
Author: Kazaremegamine_

Warning: bahasa tidak konsisten, slight harshword

· · ─────── · ─────── · ·

Pagi hari yang cerah, juga rusuh adalah hal yang biasa di asrama Mankai. Ada yang siap-siap berangkat sekolah, kerja atau yang pengangguran. Namun, semua berbeda untuk hari ini. Karena hari ini semua orang terbebas dari kegiatan membosankan mereka di pagi hari.

"Bangun, semua bangunn!" Suara teriakan memenuhi seisi asrama. Sang pelaku berteriak sambil menggedor tiap pintu kamar dengan rusuh.

"Adohh, berisik banget, sih," celetuk seorang pria berambut cokelat cerah sambil membuka pintu kamarnya.

"Minggir, Settsu," kata teman sekamarnya yang berambut ungu sambil menguap.

"Jalanan masih lega," balas Banri tidak santai.

"Kau menghalangi pintu," balas Juza sambil menggertakkan gigi.

"Pagi kawan-kawanku. Ayo sarapan sebelum (Name)-chan teriak lagi." Taichi datang sambil menyeret Banri menuju ruang makan. Juza mengikuti mereka di belakang.

Saat melewati tangga, mereka bertemu dengan Tsumugi, Hisoka, dan Homare yang baru saja turun tangga. Karena tujuan mereka yang sama ̶ ruang makan ̶ mereka berjalan beriringan. Begitu tiba di ruang makan, kerusuhan lah yang menyambut mereka.

"Sankaku~ Onigiriii~" Misumi datang dengan sedikit berlari, menghampiri Omi yang membawa nampan berisi banyak onigiri.

Ckrek!

Seperti biasa, Kazunari yang selalu siap dengan kameranya mulai mengabadikan momen-momen random yang terjadi pagi ini. "Guys, ayo gaya biar menang lomba foto Agustusan," katanya yang masih terus memotret segala kerusuhan yang ada.

"Hadehh." Itu terucap dari mulut pemuda berambut cokelat dan bermanik pirus. Hal tersebut disahuti dengan helaan napas lelah oleh pria berkacamata berambut pirang.

"Ayo makan, duduk yang rapi," seru seorang gadis kemudian menaruh beberapa menu untuk sarapan di meja makan.

"Setelah ini upacara, siapa yang jadi petugasnya?" tanya Omi setelah semua duduk di kursi masing-masing.

Tidak ada yang menyahut, hanya ada keheningan yang menyambut. Mereka saling lirik satu sama lain dan melempar tuduhan.

"Kan lu yang disuruh jadi petugas," kata Banri yang ditujukan untuk Masumi.

"Mager," sahut Masumi.

"Bukannya Banri-san juga jadi petugas?" tanya Tenma sambil melahap satu onigiri.

"(Name) noh." Tunjuk Banri pada (Name) yang tengah mengunyah sosis.

"Dih, putra semua. Masih ada putra kok gak digunain," balas (Name) sambil lanjut mengunyah. Sesaat kemudian, ia cengengesan karena ditatap datar oleh hampir semua orang di sana.

"Kalau gak ada petugasnya, ya gak usah upacara," sahut Itaru yang masih fokus pada game di ponselnya.

"Nah, boleh tuh!"

"Aku mau tidur."

"Tahun depan aja upacaranya."

Sakyo menghela napas kembali, kemudian berucap, "Yasudah, kalau tidak mau ada upacara."

LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang