Photocard - Sakata Gintoki

11 1 0
                                    

Fandom: Gintama © Hideaki Sorachi
Character: Sakata Gintoki
OC + Author: venoffyra

· · ─────── · ─────── · ·

Kanna menggigit bawah bibirnya, jari sibuk menggulir pada layar ponsel. Mencari barang yang dia inginkan selama ini, namun belum juga menemukannya. Ia frustasi sendiri.

"Kenapa langka banget sih, barangnya!" Kanna memekik kesal. Riesha yang duduk di sebelahnya terheran-heran melihat kelakuan temannya itu.

"Nannan kenapa? Dari kemarin gitu terus. Nyari apa emang?" Tanya Riesha penasaran.

Kanna seketika berhenti memainkan ponselnya, kemudian menoleh ke arah Riesha. "Sesuatu yang penting." Balas Kanna lalu melanjutkan menggulir sosial media.

Jawaban Kanna sama sekali tidak membantu pertanyaan Riesha. Riesha membuka mulutnya, kembali ingin bertanya. Namun, langkahnya terhenti kala sebuah suara nyaring dan jelek menginterupsinya. Riesha yang mengetahui siapa pemilik suara itu mendecih. "Hadeh, balik lagi orang gila itu."

"Kanna! Pacarku lagi apa?" Gintoki yang baru saja datang ke kelas Kanna menyapa dengan ceria. Tangannya mendorong jauh Riesha yang duduk di sebelah Kanna, ia mengambil ahli tempat itu.

"Gintoki kampret! Main dorong aja!" omel Riesha.

Gintoki tak mengindahkan Riesha yang sudah dipastikan akan mengamuk dan memulai pertengkaran dengannya. Untung saja pawang Riesha—Toshi datang menarik Riesha sebelum terjadinya pertumpahan darah di kelas MIPA 2.

"Kannaaa, kok diem aja? Aku nanya, nih."

Kanna kembali menghentikan aktifitasnya, ponsel ia taruh pada meja dan menorehkan kepala pada Gintoki, "Ki." Panggil Kanna.

Gintoki senyum-senyum sendiri, "Iya, Na?"

"Mau bantuin aku enggak?"

"Apa? Apa? Mau dong, masa enggak!" Gintoki balas dengan semangat mengebu-ngebu. Tumben Kanna tidak mengabaikannya, biasanya kan harus dipanggil berkali-kali dulu, baru Kanna menyadari eksistensi Gintoki.

"Cariin aku Johnny Jum'atan."

Apa?

Mata Gintoki berkedip berkali-kali. Dia meragukan pendengarannya soal permintaan Kanna. "Jo-Johnny Jum-jum'atan?" ulang Gintoki.

Kanna mengangguk, "Iya."

Apa itu? Siapa Joni? Kenapa Kanna mencari pria itu? Kenapa pria itu jum'atan? Dia mau ibadah di hari Jum'at?

Gintoki memasang senyum kecil, terlihat begitu terpaksa. Karena tak ingin mengecewakan Kanna, Gintoki ikut mengangguk mengiyakan seolah mengerti apa yang dimaksud Kanna. "O-oke, aku cari ya."

Gintoki menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia benar-benar bingung. Jadi, sekarang Gintoki harus mencari pria bernama Johnny yang tengah jum'atan kemudian mengambil gambarnya dan memberikan kepada Kanna? Baiklah jika itu memang keinginan Kanna. Demi sang kekasih, apapun akan dilakukannya.

Gintoki lantas memulai pencarian pria bernama Johnny. Diawali kelas 10 hingga kelas 12, Gintoki tak kunjung menemukan siswa yang bernama Johnny. Gintoki begitu lelah menyelusuri satu persatu kelas, ia berhenti sejenak pada bangku taman sekolah.

"Sialan. Kenapa gue mau aja ya lakuin ini." Gumam Gintoki sembari mengibaskan tangannya.

Di tengah-tengah asiknya Gintoki beristirahat, sebuah tangan menepuk pundak Gintoki dari belakang. Gintoki menoleh, dilihatnya Kanna mengulurkan sebotol air. "Capek, ya?"

Gintoki tersenyum—menerima minuman yang dibawa oleh Kanna untuknya. "Capek. Tapi, enggak apa-apa buat kamu, mah."

Kanna balas dengan kekehan kecil, lantas ikut mendudukkan diri di sebelah Gintoki. "Makasih, aku hargain bantuan kamu, Ki. Tapi ...,"

Gintoki melepas tutup botol pada minuman;meneguknya—menunggu Kanna melanjutkan ucapan.

"Tapi, aku udah ketemu sama Johnny Jum'atan."

Mendengar itu Gintoki menyembur keluar air yang ia minum, dirinya juga tersedak hingga terbatuk-batuk. "K-kok bisa?"

Kanna menunjukan ponselnya pada Gintoki, "Iya. Lihat, ada yang nawarin murah lagi! Cuma empat puluh ribu." Ujar Kanna begitu senang.

"Tu-tunggu, sebenernya Johnny Jum'atan itu apa?" tanya Gintoki, punggung tangannya mengusap ujung bibir. Kenapa mencari orang sampai dihargai empat puluh ribu? Semakin saja Gintoki tidak paham dengan yang dibicarakan Kanna.

"Itu photocard. Dinamain gitu, kebetulan Johnny pakai kemeja kayak yang biasa dipakai orang jum'atan dan itu langkaaaaa banget. Makanya aku pengen, ganteng." Balas Kanna masih tak dapat berhenti tersenyum.

Gintoki meneguk ludah. Jadi selama ini yang dicari Kanna adalah sebuah foto? Lalu mengapa Gintoki malah mencari orang yang tidak pernah ada, orang yang melakukan ibadah Jum'at pula. Ah, mengapa dirinya begitu bodoh.

Gintoki tiba-tiba tertawa keras membuat Kanna mengalihkan fokus padanya. "Ki? Kamu kenapa?"

"Enggak apa-apa. Lucu aja aku bego banget." Gintoki berhenti tertawa—menatap Kanna dengan tatapan lembut. Ia mengangkat tangannya, menaruh pada atas kepala Kanna;mengacaknya perlahan. "Tapi enggak masalah, yang penting kamu seneng udah nemu barang yang dimau."

· · ─────── fin ─────── · ·

LokalDär berättelser lever. Upptäck nu