🌼 TW chapter 21

114K 13.5K 744
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Enjoy!!
↓↓↓↓

"Gue di depan."

Dengan raut bingung Reina segera mematikan sambungan teleponnya. Ia turun ke bawah dan berjalan keluar butiknya.

Ia melihat Davero bersender di kap mobilnya sambil bersedekap. Masih dengan style kantorannya membuat dia semakin tampan. Jas yang sudah ditanggalkan menyisakan kemeja putih yang digulung sampai siku. Tak lupa kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. Udah kayak CEO muda di wattpad-wattpad.

Oh iya, tapi Reina belum mengetahui dimana sebenarnya Davero bekerja.

Reina memutar bola matanya. Gaya banget tu cowok.

"Ngapain?"

"Udah jam makan siang, waktunya pulang."

Astaga Reina lupa dengan ucapannya. Ia janji dengan Davero akan menyelesaikan pekerjaannya di butik hanya sampai jam makan siang. Karena jika tidak seperti itu ia tidak boleh pergi ke butik. Padahal pekerjaannya masih cukup banyak.

"Bentar lagi ya," pinta Reina, tanggung tinggal sedikit lagi pekerjaannya selesai.

"No!"

"Ish!" Reina menghentakkan kakinya kesal. Ia balik ke ruangannya untuk mengambil tasnya.

"Mau makan apa?" tanya Davero sembari fokus menyetir.

Reina diam sebentar untuk berfikir.

"Anterin gue belanja aja, tadi Mama Karina bilang suruh makan di rumah," jawab Reina.

Davero mengangguk paham. Ia melajukan mobilnya ke salah satu pusat perbelanjaan.

Mereka turun dari mobil secara bersamaan. Tapi mereka berjalan dengan sedikit berjarak.

Davero menarik tangan Reina agar berjalan sejajar dengannya.

"Jangan jauh-jauh, keliatan banget kalo lagi ngambek." bisik Davero.

Reina menghela nafasnya lalu berjalan sejajar dengan Davero. Bukan tanpa alasan Reina berjalan jauh dari Davero, tapi jantung Reina selalu berdegup kencang saat berada di dekat Davero.

Sepertinya ia juga lupa dengan ucapannya kalau ia akan menganggap semua perhatian Davero hanya empati. Karena nyatanya ia tidak bisa berbohong dengan perasaannya sendiri. Buktinya hanya dengan bisikan Davero itu Reina tidak bisa menyembunyikan senyuman di bibirnya.

Setelah selesai dengan belanjaan rumahnya mata Reina tertarik dengan pakaian anak-anak yang tergantung di sebuah etalase toko khusus keperluan anak. Dan sekarang sudah lebih dari setengah jam Reina memutari toko itu tapi tidak ada tanda-tanda kalau dirinya akan selesai berbelanja.

Davero yang mulai lelah mengikuti Reina sedari tadi ia memutuskan untuk duduk di bench sofa yang ada di sana.

"Dav?" sapa seseorang dari belakang.

Davero menoleh, "Res?"

"Ngapain disini?" tanya Teresa bingung.

"Ne-"

"Dav bagus nggak?" tanya Reina antusias. Ia terlalu fokus melihat sepatu putih yang ada di tangannya sampai tidak menyadari kalau Davero sedang berbicara dengan seseorang.

"Lucu-" Reina tidak meneruskan ucapannya saat mengetahui ada seseorang lain di depannya.

Hening.

"Nemenin cewek gue belanja," Davero meneruskan ucapannya.

Reina tidak salah dengar kan? Asli rasanya Reina mau terbang sekarang juga.

THE WAY [END]Where stories live. Discover now