🌼 TW chapter 26

107K 12.7K 1.6K
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Banyak yang minta banyakin scene Davinnya, and this is for you guys<3

Enjoy!!
↓↓↓↓

"Davin au andi cama Papa," ucap Davin saat mereka memasuki kamar Davero.

Reina yang berada di mereka masih bisa mendengarnya, "Davin mandi sama Mama aja ya?" berjalan lebih cepat ke arah mereka berdua.

Kepala Davin menggeleng kuat, "No! Davin au cama Papa!" ucapnya.

"Papa capek–"

"Udah nggak papa," sela Davero.

"Siapin bajunya aja di kasur," ucap Davero membawa Davin ke kamar mandinya.

"Kalo bisa punya gue sekalian!" ucap Davero sedikit berteriak karena ia sudah menutup pintunya.

"Yang bener aja?" gumam Reina.

"Ambil sendiri! Baju Davin gue taro di paper bag!" teriaknya kemudian.

Reina kembali menatap kamar gelap itu. Kepalanya menggeleng kecil. Bisa-bisanya Davero hidup di kamar penuh kegelapan seperti ini. Reina meninggalkan paper bag berisi keperluan Davin di atas kasur Davero.

Ia kemudian turun ke bawah, tak enak berlama-lama di kamar cowok itu. Bukan karena kamarnya, tapi karena ia tadi belum sempat bertemu Mama Karina. Ia turun mencari keberadaan Mama Karina.

Ia memutuskan untuk ke taman belakang karena Davin tadi muncul dari sana. Dan benar saja Mama Karina tengah sibuk dengan bunga-bunganya.

"Ma," panggil Reina.

"Eh sayang, maaf Mama nggak ikut nyambut kamu. Nanggung keburu sore ini." ucap Mama Karina.

Reina tersenyum, "Iya nggak papa Ma."

Reina mengangkat tangannya hendak salim pada Mama Karina, tapi Mama Karina melarangnya karena tangannya kotor.

"Davinnya mana?" tanya Mama Karina. Tangannya kembali menatap bunga-bunganya.

"Ikut mandi Davero," jawab Reina. Mama Karina mengangguk paham.

"Maaf ya Ma tadi Davin ngerepotin," ucap Reina duduk di sebuah kursi yang ada di sana.

"Enggak papa sayang, namanya juga anak kecil."

"Davin juga cucu Mama."

Hati Reina menghangat mendengar ucapan Mama Karina. Mama Karina sangat menerima keadaan Davin. Bahkan Mama Karina juga memperlakukan Davin seperti benar-benar cucunya.

"Mamaaa!" pekik Davin dari dalam rumah.

Reina menoleh, ia melihat Davin berjalan tertatih ke arahnya. Dengan sigap Reina mengambil Davin dan duduk di tempatnya semula.

"Cucu Nenek ganteng banget," puji Mama Karina.

Davin tersenyum hingga menampilkan lesung pipitnya, "Maaci enek."

THE WAY [END]Where stories live. Discover now