🌼 TW chapter 36

95.5K 11.4K 1K
                                    

Typo? Silahkan berkomentar!
Vote dan komen di setiap chapter ya guys

Enjoy!!
↓↓↓↓

Reina dan Davero saling diam. Canggung, kata itu yang menggambarkan suasana mereka saat ini.

"Gue-"

"Gue-"

Mereka saling pandang. Davero mengusap tengkuknya. Sedangkan Reina mengalihkan pandangannya. Davin? Balita itu sudah kembali dengan mainannya.

"Lo duluan," ucap Davero.

"Lo aja duluan," ucap Reina.

"Oke, gue mau minta maaf buat yang waktu itu," ucap Davero.

Reina mengangguk, "Iya, gue juga minta maaf."

"Tapi beneran gue nggak suka lo bahas masalah uang lagi," ucap Davero terus terang.

"Thanks lo udah bantuin gue," ucap Reina tulus.

Davero tersenyum dan mengangguk.

"Gimana butik lo? Acaranya masih bisa berjalan kan?" tanya Davero.

"Untung aja masih bisa, ya meskipun nggak semeriah kalo sama RT Montélo, tapi gue masih bersyukur butik Bunda masih bisa ketolong," jawab Reina.

"Terus kapan acaranya?" tanya Davero.

"Besok sore," jawab Reina.

Davero mengangguk paham.

Mereka kembali diam. Reina sangat penasaran ingin menanyakan apa yang terjadi pada Teresa waktu itu. Tapi ia pikir ia tidak mempunyai hak apapun untuk menanyakan itu.

//-//

"Mana bocah itu?!"

"Gue udah kasih lo banyak waktu tapi kenapa tu bocah gak lo bawa ke hadapan gue?!" bentak seorang laki-laki di hadapan seorang perempuan yang terduduk di hadapannya.

"M-maaf," jawab perempuan itu

Laki-laki itu tersenyum miring, "Maaf!? Maaf lo bilang? Gue minta lo bawa anak gue ke hadapan gue! Gue gak butuh maaf lo!"

"A-aku nggak bisa bawa d-dia ke kamu," jawab perempuan itu terbata.

"Oke kalo gitu," ucap laki-laki itu berjalan perlahan mendekati si perempuan.

"Lo udah bikin kesabaran gue habis! Transfer 50 juta ke rekening gue untuk itu!" ucap laki-laki itu menarik rambut perempuan itu agar menatap dirinya.

"Awshhh-"

"Ak-aku nggak punya uang sebanyak itu," jawab perempuan itu.

"Mau gue bongkar kebusukan lo di depan keluarga lo hah?!" tekan laki-laki itu.

"Ja-jangan."

"Kenapa jangan? Lagian mereka juga udah nggak nganggep lo ada!"

"Aku m-mohon jangan hiks."

"I-iya, aku usahain cari u-uang itu buat kamu," ucap perempuan itu.

Laki-laki itu tersenyum dan melepaskan cengkeraman pada rambut perempuan itu secara kasar.

"Bagus."

"Kamu emang terbaik sayang," ucap laki-laki itu membelai pelan pipi perempuan itu lalu berjalan keluar.

THE WAY [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat