13 | Pertolongan

204 63 2
                                    

Aroma rempah-rempah menggelitik indra penciuman Irene. Lapis Palaro25) miliknya sudah selesai dimasak, dan kini siap dihidangkan. Mata Irene berbinar kala makanan itu dituangkan pada piring melanin berbentuk daun. Ia teguk saliva beberapa kali, hampir-hampir tak kuasa menahan lapar, terlebih dihadapkan dengan Lapis Palaro yang sudah matang itu.

          "Sudah siap. Silakan dinikmati." Sang koki meletakkan sepiring Lapis Palaro di hadapan Irene, yang kemudian Irene pindahkan ke atas nampan. Ia bergeser untuk menepi dan memberi jalan pada antrian di belakang. Nampan berisi Lapis Palaro masih Irene letakkan di meja konter. Ia menggosok-gosok tangan sejenak, tak sabar menyantap hidangan itu, tapi ia perlu mengambil sendok-garpu dan saus terlebih dulu di ujung meja konter.

          "Ini buat aku aja. Boleh?"

          Irene baru saja menaruh saus beserta alat makan di atas nampan, ketika mendapati sepiring Lapis Palaro-nya tiba-tiba diangkat oleh seseorang. Ia naikkan pandangan. Perutnya menegang. Rosalind, dengan kedua teman yang tampak lebih layak disebut dayang-dayang, memberi tatapan intimidasi padanya. Tetapi Rosalind lebih lunak. Lebih sedikit memelas. Meski memasang tampang selayaknya hewan peliharaan yang sedang meminta makan, Rosalind tetap terlihat seperti nenek sihir bagi Irene.

          "Aku punya penyakit mag. Sekarang udah telat banget buat makan. Kalau mesti ngantre dan nunggu lama lagi, bisa-bisa dada aku sakit dan muntah-muntah terus."

          Irene hendak mencoba memberi perlawanan-memberi argumen kuat atas tindakan yang bisa disebut sebagai penindasan itu. Tapi lidahnya tetap kelu. Tak ada barang satu kalimat pun yang berani ia utarakan. Pikirannya bergumul dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi-apakah pantas berucap begitu, apakah suaranya akan jelas terdengar, apakah mereka akan memahaminya. Karena yang sering terjadi adalah ia mempermalukan diri sendiri dengan tuturan yang salah atau tuturan yang benar tetapi tak begitu jelas diucapkan sehingga terkesan salah.

          Takut-takut Irene melirik Rosalind. Melirik dayang-dayang di belakang Rosalind. Refleks ia mundur satu langkah, merasa diserang secara mental.

          "Kamu diam, berarti tandanya boleh, kan?" Trik suara serta ekspresi manis itu kembali Rosalind berikan. Sementara Irene tetap diam. Tetap mengulum ucapan dalam dinding mulutnya. Tiap kali melakukan ini, detakan di dadanya mengencang, seperti akan meledak dan mendorong ia untuk mengungkapkan semua kelumit dalam pikiran, mendorong ia untuk segera bicara.

          Dayang yang lebih tinggi dari Rosalind melangkah maju. Ia tersenyum ramah-seakan-akan ramah, lalu menyerahkan sebotol air mineral pada Irene. "Ini sebagai gantinya. Maaf kami cuma sempat beli air mineral. Nanti kalau aku udah pesan makanan, kamu juga sekalian aku beliin, ya."

          Patuh Irene mengambilnya, yang kemudian didekap ke dada. "Maaf udah ngerepotin. Tapi ... kayaknya nggak perlu." Ucapan pertama yang keluar dari mulut Irene, dengan suara amat pelan. Ia lantas teringat dengan penuturan Karen saat gadis itu menolongnya dari Rosalind di kantin ujung barat Gedung I.

          "Saya harap, kamu tidak mengumbar-umbar maaf untuk sesuatu yang bukan kesalahan kamu, atau suatu hal kecil yang memang sudah sewajarnya terjadi. Nanti esensinya jadi hilang."

          Itu potongan kecil dari apa yang pernah dikatakan Karen. Jika disandingkan dengan penyataannya barusan, maka kata maaf tidak ditempatkan dengan semestinya. Irene tidak salah. Bukan ia pelaku di sini. Kata maaf yang diutarakannya tadi bukan sebagai perwujudan atas rasa bersalah, tetapi atas manifestasi rasa takut yang ia alihkan.

          Rosalind beserta dayang-dayangnya beranjak pergi. Sepeninggal mereka, perut Irene mulai terasa sakit. Ada sesuatu yang bergejolak naik ke lambung, dan itu membuat ia mual. Sangat mual. Sontak tangan yang bebas-tak menggenggam botol-bergerak menutupi mulut. Sedetik kemudian, sensasi panas menjalari ulu hatinya.

KATASTROFEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz