17 | Ancangan [1]

179 57 5
                                    

Rerumputan tampak berkilauan di halaman BIU yang luas. 

          Rusa-rusa berpencar mengendusi kualitas terbaik dari santapan mereka, sambil sesekali menyapa mahasiswa yang berlari-lari kecil atau hanya sekadar berjalan santai. Mereka mendekat, meminta untuk sekadar dibelai, atau melenguh berharap para manusia peka untuk memberi mereka sayuran panjang seperti wortel misalnya. Terkadang rusa-rusa ini bosan dengan rerumputan BIU meski kualitasnya selalu terjaga.

          Irene baru saja selesai memberikan empat buah wortel, masing-masing hampir sepanjang 100cm pada rusa betina yang sedang menyendiri di dekat pelataran pintu masuk Gedung I. Wortel-wortel itu ia ambil dari kebun dekat halaman. Ia elus kepala sang rusa yang menikmati sentuhan itu dengan memejamkan mata. Lalu, rusa melenguh, mengisyaratkan bahwa ia sudah kenyang lantas beranjak pergi. 

          Usai melepas perhatian dari rusa itu ia segera menyemprotkan handsinitizer pada kedua telapak tangan. Pandangannya melayang pada sekumpulan mahasiswa yang berbondong-bondong mengerubungi mading digital di dalam Gedung I, yang permukaan besarnya terlihat jelas dari luar karena pintu masuk utama yang terbilang raksasa terbuka amat lebar. Ada banyak bagian-bagian informasi terpajang di sana. Irene tak kuasa menahan rasa penasaran, jadi tungkainya dengan ringan melangkah menuju mading.

          Desas-desus topik utama dari mading itu terdengar sebelum penglihatan Irene mencapai secara jelas pemberitaan di sana. Terlalu ramai untuk lebih mendekatkan diri. Tapi ia sudah tahu, yang mereka ributkan saat ini adalah mengenai pesta perayaan ulang tahun BIU ke-45.

          Perayaan ... ulang tahun?

          Irene mengulang pernyataan itu dalam hati. Dadanya berdebar, teringat ucapan rektor tiga hari lalu, tepat setelah terjadinya hujan yang diawali dengan keabnormalan di langit Buru. Rektor menjawab pertanyaan yang sebelumnya tersimpan dalam benak Irene dan saat itu Irene mengira tak akan menjadi sepenting ini. Pendaran cahaya merah yang berkedap-kedip pada stiker pemberian rektor, merupakan sinyal tanda bahaya. Sang rektor sebelumnya luput memberitahu Irene jika stiker tersebut bisa mendeteksi energi negatif di sekitar pemakainya, hanya saja memiliki respon yang lambat, karena masih dalam proses pengembangan untuk fungsi tersebut.   

          Rektor menjelaskan untuk sementara waktu belum ada malapetaka yang terjadi pasca hujan abnormal itu. Irene masih selamat, masih bisa diamankan, tetapi sudah tidak bisa lagi dilepaskan dari perhatian. 

          Dan, tentu saja rektor menanyakan dengan siapa atau dengan apa Irene berinteraksi selama perjalan menuju Distrik 10. Kala itu Irene berkeringat dingin. Takut-takut menjawab jujur. Takut jika Ray dicurigai sebagai pembawa energi negatif itu. Meski demikian, rektor tentu sudah tahu jawabannya. Namun, tanpa diduga, sang rektor juga tidak percaya jika Ray mempunyai motif jahat. Tidak serta merta percaya. 

          Sejak saat itu ia mengerahkan tenaga prajurit BIU untuk melakukan penyelidikan secara ketat. Dan dalam jangka waktu satu hari, ditemui fakta bahwa terdapat penyusup dalam BIU. Penyusup ini bisa memanipulasi alat pemindai yang terpasang di berbagai sudut di sekitaran BIU. Oleh karena itu, rektor memberitahukan pada Irene bahwa ia memiliki rencana untuk memancing penyusup ini dalam waktu dekat, hanya saja tidak mengatakan seperti apa rencana tersebut, dan Irene sama sekali tidak boleh berpartisipasi. 

          Ternyata rencana itu adalah sebuah perayaan ulang tahun. Irene tidak begitu yakin. Tapi jika memang benar, ia tidak bisa membayangkan bagaimana atmosfer yang seharusnya diliputi oleh kebahagiaan, justru menjadi tempat pencarian orang yang berbahaya. Kenapa harus perayaan itu? Ia butuh penjelasan.

          Irene melirik ke sudut-sudut gedung. Laki-laki berbadan tegap terus mengawasinya dari jauh, dari saat ia memberi makan rusa-rusa di luar. Ia sebetulnya ingin mengacukan saja bersikap seperti biasa. Tapi kegamangan saat ini membuatnya terkekang.

KATASTROFEWhere stories live. Discover now