15 | Eksplorasi [1]

221 59 0
                                    

Gudang dengan kode WH-05 berada di Gedung I bagian terluar, persis menghadap kebun belakang yang sesekali hanya dikunjungi tukang kebun yang menanam bibit, memanen, dan merawat perkebunan. Sangat jarang mahasiswa BIU atau bahkan staf BIU yang menginjakkan kaki ke wilayah ini. Bahkan hampir tak ada, kecuali yang berkepentingan dengan gudang WH-05 dan tentu saja perkebunan di depannya.

          Pintu logam titanium sebagai akses masuk gudang sedikit terbuka. Tampak jalan berbentuk wajik di tengah-tengah-pintu ini bergerak dengan menggeserkan kedua daun pintu yang bentuknya seperti panah ke kanan-kiri-menandakan adanya manusia yang memiliki keperluan di dalam sana.

          Cahaya di dalam gudang hanya berasal dari neon yang melintang di tiap perbatasan lorong. Tersimpan banyak rongsokan android, robot-robot sejenis, serta benda berteknologi lainnya di dalam sana, yang sempat gagal dibuat dan gagal dijadikan bahan percobaan.

          Vian bertanggung jawab atas pengelolaan WH-05. Kebetulan ia salah satu penyumbang terbanyak atas berbagai rongsokan di dalam sini, meski bukan itu alasan utama yang menjadikannya penanggung jawab. Vian pandai mengelola sesuatu yang berhubungan dengan teknologi. Pandai mengoperasikan benda yang oleh orang awam dianggap tak penting, akan diubah olehnya menjadi sesuatu yang luar biasa berguna. Maka tak salah jika ia menjadi mahasiswa terbaik di dua program studi yang ia ambil untuk berkuliah di BIU: Mikrobiologi dan Bioinformatika.

          Sambil membuat data pada barphone-nya, Vian berjalan perlahan-lahan dari arah paling dalam menuju luar gudang. Neon-neon padam satu per satu beriringan dengan langkahnya yang menjauh. Di sampingnya, berjarak lebih satu langkah di depan, Karen mengawasi sekitar sembari melipat tangan ke belakang tubuh. Ia pastikan lagi gudang ini dalam keadaan aman sebelum benar-benar keluar. Meskipun hanya berupa gudang, terkesan tak bernilai jika dilihat sekilas, tetapi apa yang tersimpan di sini menjadi sesuatu yang penting jika sudah difungsikan kembali. Maka sudah sepatutnya bagi Karen sebagai ketua Dewan Keamanan BIU untuk memastikan keadaannya. Memastikan tempat-tempat rahasia dan penting di BIU aman dari oknum yang ingin mengambil alih. Aman dari Ray.

          Otot-otot wajah Karen menegang saat memunculkan nama itu dalam pikirannya. Ray. Si pengkhianat, ancaman untuk rektor, ancaman bagi BIU. Dan bahkan menjadi ancaman bagi seluruh Indonesia jika berhasil membantu organisasi TDH menguasai BIU. Selama berpura-pura menjadi partnernya, Karen terus memperhatikan gerak-gerik Ray. Bagaimana ia mencari informasi dengan mengintai. Bagaimana ia mempelajari sesuatu untuk mengetahui kelemahannya. Dan, yang masih membuat Karen bergidik, adalah bagaimana Ray menggunakan kekuatan sihir untuk menyerang dan memanipulasi sesuatu.

          Karen sudah sering menjumpai berbagai macam sihir di markas TDH. Ia juga sesekali masih merasa takut, tapi milik Ray menyimpan sensasi kengerian yang berbeda. Seperti, kengerian dari seseorang yang hendak menjumpai ajal.

          Ini tak boleh dibiarkan. Karen setidaknya harus memikirkan cara untuk mengalahkan rasa takut pada kekuatan sihir milik Ray terlebih dulu jika ingin melumpuhkan organisasi TDH.

          "Kabel konektor pada mainframe komputer sudah selesai diperbaiki oleh teknisi dan sedang proses pengalihan jadi benda layak pakai. Sistem autokontrol android pelacak kejahatan masih dalam proses pengecekan ...." Vian menyebutkan satu-satu data yang butuh penyelesaian cepat. "Sisanya tinggal perlu perbaikan sedikit. Cukup aman kalau progres dari tiap sistem yang udah diperbaiki ini nggak mengundang kebisingan."

          "Dan nggak mengundang penyihir buat cari tahu keadaan di dalam sini."

          Vian menoleh. Suara Karen terdengar amat pelan seperti berbisik-seperti bergumam sendiri. "Gimana, Ren?"

KATASTROFEDär berättelser lever. Upptäck nu