9. New Job

599 68 435
                                    

Budayakan FOLLOW sebelum membaca.

COMMENT yang banyak, deal?

🏌🏻

Seharusnya Vigo punya sedikit rasa takut. Ya, seharusnya Vigo berjaga-jaga menyadari Vigo bisa saja terjebak lagi dalam permainan Sydney.

Sydney mendominasi seperti biasa dan dia... tahu caranya menarik orang ke dalam dunianya. Sydney begitu menghipnotis sampai-sampai Vigo sendiri nyaris melupakan segala hal buruk yang pernah terjadi di antara mereka.

Dan itulah... bagian yang paling memuakkan tentang gadis ini.

Untunglah kehadiran Mary cepat menyadarkan Vigo dari lamunannya. Pada Sydney, Mary bersikap sangat hangat.

Tentu saja. Sydney terlihat mudah sekali dicintai seperti yang biasa terjadi di mana pun Sydney berada.

Vigo mengatupkan rahang dengan kuat. Kesal. Ingin sekali Vigo meneriakkan bahwa ini tidak benar. Sydney tidak sesempurna kelihatannya. Tapi, siapa pun pasti tak akan percaya omongan yang keluar dari mulut Vigo karena pada kenyataannya, bagian luar Vigo dan Sydney jauh berbeda.

Sementara Vigo dikenal sebagai pribadi arogan yang senang menyulitkan orang lain, Sydney justru tampil sebagai gadis impian bak malaikat. Tak ada yang peduli warna asli di dalam diri Sydney karena di dunia ini, yang paling penting hanyalah apa yang tampak di luar. Jadi, bagaimana bisa Vigo melawan Sydney dalam pertarungan yang tidak adil ini?

"Gammy ke sini pengen lihat produk perhiasan yang mau diluncurkan itu, Vigo. Gammy juga pengen kamu nunjukin mahakarya istimewa itu ke Sydney. Mungkin juga kalian bisa kerja sama. Sydney bisa bantu kamu kenalkan produk kita dengan diperagakan models dari agency-nya sambilan mengusung karya-karya fashion-nya juga," tutur Mary bersemangat. "Kalian bisa collab...."

Belum sempat Mary menyelesaikan kalimatnya, Vigo sudah lebih dulu menyela, "Atau aku bisa langsung aja beli agency dan perusahaannya. You know, do some acquisition and then tear the company apart and everything in it as I always did."

Suasana berubah hening. Sementara Sydney menatap Vigo tanpa ekspresi, Mary justru mendelik, tak percaya Vigo bisa bicara seperti itu dengan sikap setenang itu.

"Vigo! Jaga bicaranya," tegur Mary. "Vigo ini bicara apa, sih?"

Vigo mengedikkan bahu. "Just telling you how I run my business. I'll do it my way."

Wajah Mary tampak memerah menahan emosi ketika berkata, "Vigo...."

"Nggak usah dengerin Vigo, Gammy," sela Sydney cepat-cepat, terutama ketika Sydney melihat Mary mulai kesulitan mengontrol emosinya.

Sydney menyentuh lengan Mary halus sembari memberi Vigo tatapan peringatan. "Palingan Vigo cuma bercanda aja, kok. Ya, kan, Vigo?" sahut Sydney penuh arti.

Vigo abai dan malah terseyum sinis. "Kenapa mikir gue becanda?" tanyanya angkuh. "Lo nggak liat media? Gue terkenal dengan pengusaha yang gila akuisisi. Gue suka beli perusahaan-perusahaan untuk ngehapus dan menangin persaingan bisnis."

Mary baru saja akan menegur Vigo kembali ketika personal assistant Mary muncul dan memberitahu bahwa laporan yang Mary inginkan sudah dipersiapkan untuk dilihat. Sebelum pergi, Mary sempatkan memberi Vigo tatapan peringatan.

"Gammy pergi sebentar," ujar Mary. "Vigo, behave!"

Sepeninggal Mary, Sydney menatap Vigo dengan tatapan menuntut penjelasan. Vigo balas menatapnya dengan kilatan kejam di mata.

Billionaire's CaddyWhere stories live. Discover now