23. Shopping

341 53 110
                                    

When I'm without you, I'm something weak
And it's killing me when you're away, ooh, baby
When I'm without ya, I'm so insecure
You are the one thing, one thing I'm living for
I just wanna be there where you are
I gotta be your man
Don't give me all that shy shit
No make-up on
That's my sugar
Yes, please
Yeah, you show me good loving
Need a little sweetness in my life
🎶Sugar🎶
                                       
————————————————————
VOMENT-nya jangan ketinggalan, ya!

🏌🏻

Vigo tercengang, tak menyangka gadis itu akan mengungkitnya. Habis kesabaran, Vigo bangkit seraya menggebrak meja hingga Sydney terlonjak kaget. "Keluar!" kata Vigo dengan suara tertahan.

Wajah Vigo mulai memerah. Rahangnya mengeras. Setiap orang akan berlari ketakutan jika sudah melihat Vigo begitu, tapi tidak dengan Sydney.

"Apa yang bakal kamu lakuin kalau aku nggak mau?" tantang Sydney.

"Gue bakal seret lo ke luar," kata Vigo geram. "Lo berhenti tanamin omong kosong ke kepala orang lain buat nutupin kejelekan lo. Bukan kita, Sydney. Lo! Lo yang nggak bener!" sergahnya. "Dan lo harusnya bersyukur gue mau lupain semuanya."

"Kamu nggak lupain apa pun, Vigo. Kamu cuma berpura-pura lupa. Dari dulu, kamu bukan cowok secuek itu. You care too much. That's why you always get hurt."

Vigo mengatupkan gigi, susah payah menahan emosinya. "Gue udah bilang gue bukan orang yang sama. You'll see that in time."

Sydney menggariskan senyum kecil. "Oke. Tapi, sebelum aku lihat pacar kamu dan cincin di jarinya, aku akan tetap jalan di jalanku dimana aku lihat kamu sebagai Rayn," tutup Sydney, lalu berbalik dan meninggalkan Vigo bersama kepalan tangannya.

Sydney.... Vigo bersumpah dia tak akan biarkan dirinya sebodoh itu untuk diperdaya Sydney! Dia tak akan bisa dipermainkan lagi dan dia... akan menjadikan dirinya bad luck untuk Sydney.

📜VF📜    

Baru kali ini Fezy tahu bagaimana rasanya bibir pegal. Ternyata bibir bisa pegal saat dia harus menampilkan senyuman sepanjang jam yang dihabiskannya bersama Mary. Selain untuk menutupi rasa canggungnya jalan berdua dengan Mary, senyuman itu juga dimaksudkan untuk mengambil hati Mary. Setidaknya, jika Mary cukup senang melihat Fezy, Mary tak akan bertanya hal-hal yang ditakutkan Fezy.

Well, Mary memang tak banyak bertanya, tapi yang ada banyak menuntut. Seperti tas LOUIS VUITTON merah itu. Meski Fezy sudah puluhan kali menolak, Mary tetap bersikeras membelikan tas itu untuk Fezy. Itu bukan hanya terjadi satu kali. Itu juga terjadi di butik PRADA dan BURBERRY.

Sekali lagi, Mary memberikan kantong belanjaan pada salah satu dari tiga bodyguards yang sejak tadi mengikuti mereka sambil membawakan belanjaan mereka yang kelewat banyak. Untuk ukuran barang belanjaan yang bukan berasal dari toko ternama saja kantongan itu sudah terbilang banyak untuk ditenteng dan cukup menjadi perhatian orang-orang di mal, apalagi kantongan itu malah berasal dari butik-butik high-end.

Fezy sungguh berkeringat di balik dress-nya. Bukan saja tak pernah mendapatkan perhatian yang sebegitu banyaknya, tapi menurut Fezy, gaya hidup seperti ini sangat tidak aman. Kapan saja orang jahat bisa menguntit mereka. Tapi, melihat Mary santai saja seakan sudah kebal dari tatapan orang-orang, Fezy pun mencoba menenangkan diri.

Setidaknya, Mary tidak mengintimidasinya karena itulah yang sebenarnya paling ditakutkan Fezy sejak awal Mary menghubunginya untuk mengajaknya bertemu. Awalnya Mary malah mau menjemput Fezy. Tapi, Fezy tak mungkin membiarkan Mary tahu tempat tinggalnya. Jadi, Fezy bilang dia akan menemui Mary di mal.

Billionaire's CaddyWhere stories live. Discover now