10. Caddy

592 67 465
                                    

Budayakan FOLLOW sebelum membaca.

COMMENT yang banyak, deal?

🏌🏻

Saat itu juga kilasan memori mengerikan bermain di kepala Fezy. Bermula dari jeritan, makian, kemarahan, minuman tumpah, dan berakhir dengan... muntahan?!

Seketika rasa pusing dan mual menyerang Fezy. Fezy sampai nyaris terjatuh kalau saja tangannya tidak refleks memegang punggung Chloe di depannya.

Chloe memutar wajah sedikit untuk melirik Fezy, "Ada apa, Fezy?" bisiknya pelan.

"Chloe, saya... saya boleh ke WC dulu, nggak?" tanya Fezy.

Wajah Fezy tampak pucat, tapi itu tak lantas membuat Chloe mengizinkannya pergi. Chloe malah dengan teganya menggeleng tegas dan memerintahkan Fezy agar tidak berisik.

Setelah Vigo mengangguk tipis, semua caddies kembali berdiri tegap. Fezy sendiri malah merutuk di dalam hati. Seandainya mereka disuruh membungkuk sepanjang waktu pun rasanya Fezy tak akan keberatan. Tapi, Chloe langsung menyikut Fezy saat merasakan Fezy masih tetap membungkuk hingga mau tak mau, Fezy terpaksa menegapkan tubuh.

Sebagai gantinya, Fezy terus menundukkan kepala sambil berharap topinya dapat menutupi wajahnya dari pandangan Vigo. Ketika para caddies memecah barisan ke masing-masing sisi kiri dan kanan Vigo, Fezy yang berdiri di bagian kiri pun masih terus mencoba menyembunyikan tubuhnya di belakang Chloe, menjadikan punggung Chloe sebagai tameng.

"Gina mana?" tanya Vigo sambil memilih-milih tongkat golf dibantu dua caddies.

Fezy bahkan tak tahu entah kapan Vigo memperhatikan mereka semua sampai-sampai langsung menyadari ketidakhadiran Gina. Apakah Gina ini kesayangan Vigo? Kalau iya, itu malah membuat Fezy waswas karena Fezy menggantikan Gina hari ini.

"Gina balik ke Bandung, Mister, sejak tiga hari lalu karena ibunya sakit keras," jelas Acha. "Tapi, tenang saja, Mr. Diavel. Sudah disediakan pengganti untuk Mr. Diavel hari ini," kata Acha sambil tersenyum sembil mengarahkan tangannya pada Fezy.

Fezy langsung memaki-maki di dalam hati sambil memicingkan mata, sementara Acha dengan tenangnya memberi isyarat sehingga Chloe sigap bergeser untuk menunjukkan Fezy pada Vigo. Tapi, alih-alih menampilkan diri, Fezy justru ikut-ikutan bergerak ke belakang Chloe.

"Fezy, kamu ngapain, sih? Kenalin diri kamu!" bisik Chloe.

Fezy memejamkan mata, sementara Chloe sudah menggeserkan tubuh Fezy sehingga kini Fezy berada tepat berhadapan dengan Vigo yang sudah memutar tubuh menghadap Fezy. Mencoba mengumpulkan segenap keberanian sambil mengosongkan pikiran, Fezy akhirnya membuka suara pelan, "Selamat siang, Mr. Diavel. Saya akan melayani Mister sebaik mungkin."

Vigo menatap Fezy cukup lama sampai kemudian dia mengangkat sebelah alis, heran kenapa gadis ini semakin lama justru semakin menunduk. Kini, tubuh Fezy malah sudah ikut membungkuk.

"Any problem with your back?" tanya Vigo.

"Hah?" Fezzy menggeleng cepat. "Eh, en-enggak kok, Mister."

"Trus, kenapa masih bungkuk?" tanya Vigo. "Berdiri yang tegap!" perintah Vigo tegas membuat Fezy langsung tersentak kaget. "Saya nggak suka postur tubuh yang nggak bagus."

Fezy meringis, tapi akhirnya dia memaksa diri juga menegapkan tubuh sambil tersenyum, berharap entah bagaimana, senyumannya bisa membuat Vigo melupakan kejadian yang pernah terjadi di antara mereka. Well, itu pasti harapan yang berlebihan. Tapi, setidaknya Fezy berusaha.

Billionaire's CaddyWhere stories live. Discover now