CHAPTER - 09

11.1K 2.3K 237
                                    

"Jadi, kanan atau kiri? Depan atau belakang?" Taehyung menunjuk beberapa sisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi, kanan atau kiri? Depan atau belakang?" Taehyung menunjuk beberapa sisi. Mereka kini berhenti melangkah, tak tahu harus berjalan ke arah mana. Menggunakan feeling saja tidaklah cukup.

"Ke depan, mungkin?" sahut Seohee kurang yakin.

"Ke kiri," kata Jungkook.

"Tapi aku mau kembali, alias ke belakang," kata Taehyung.

Beginilah susahnya. Adanya perbedaan pendapat di antara mereka menghambat perjalanan.

"Terserah mau ke mana." Jungkook pada akhirnya akan ikut-ikut saja kemauan mereka. Jungkook cukup kapok. Taehyung sebelumnya menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi, dibilang sok pintar dan ini-itu.

"Jalan lurus saja, bagaimana? Siapa tahu pilihanku benar," kata Seohee.

"Kau bisa menjamin keselamatan kami?" Jungkook justru berkata demikian.

Seohee memang kurang yakin dengan pilihannya, namun apa salahnya mencoba? Jika diingat-ingat, Seohee yang telah banyak menurut pada kemauan Jungkook. Masa untuk kali ini Jungkook tidak bisa menuruti Seohee?

"Sudahlah, kita jalan lurus saja," ucap Taehyung pada akhirnya. Taehyung kembali melanjutkan langkahnya, begitu pun dengan Seohee. Kemudian Jungkook menyusul mereka.

Terjadi keheningan lama saat di perjalanan. Hingga kini mereka menghentikan langkahnya saat menyadari sesuatu.

"Lihat, kita bolak-balik ke sana ke mari tak tentu arah. Ujung-ujungnya kita kembali ke tempat yang sama," kata Jungkook. Mereka kini ada di lokasi di mana mayat Jiheon ada bersama dengan yang lainnya.

Seohee menyisir rambutnya ke belakang. Dia menggigit bibir. Berpikir dengan perut kosong ternyata bukanlah hal yang bagus.

Jungkook melihat tiga mayat yang masih ada di lubang yang sama. Jungkook mengangkat tubuh Jung Saerom untuk dibawa ke permukaan. Pelan-pelan Jungkook keluarkan mereka di dalam lubang.

Sumpah, Taehyung ngeri. "Kau ini tidak ada takut-takutnya," heran Taehyung pada Jungkook.

Jungkook awalnya takut, ngeri, tak sanggup juga iya. Namun apalah daya Jungkook, dia justru tidak tega teman-temannya seperti itu walaupun sudah tak bernyawa sekalipun. Jimin yang paling parah. Kepalanya hancur, Jungkook ragu untuk mengambil Jimin. Jasadnya sudah tidak dapat dikenali. Jungkook biarkan Jimin di dalam lubang. Jika dipaksakan untuk di bawa ke permukaan, Jungkook takut jika antara kepala dan badan akan putus, alias memisah.

Amis darah begitu menyengat. Taehyung pergi lima langkah menjauh, memuntahkan isi perutnya.

"Huek! Iihh, ngeri!" Taehyung mual. "Apa kita kubur mereka semua saja? Agar mereka lebih tenang, mungkin?" ujar Taehyung kurang yakin.

"Mau digali pakai apa? Kita tidak punya apa pun," jawab Jungkook.

Benar juga. Bukannya mengubur temannya, yang ada Jungkook, Taehyung, dan Seohee yang akan dikubur hidup-hidup oleh badut psikopat itu.

In Danger [TERBIT]Where stories live. Discover now