CHAPTER - 16

10.2K 2.2K 213
                                    

"Kita istirahat dulu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Kita istirahat dulu. Kakimu sakit, jangan dipaksakan untuk berjalan terus." Seohee amat mengkhawatirkan keadaan Jungkook. Mereka terus berjalan tanpa henti dengan keadaan yang buruk. Jungkook terluka di bagian kaki, Seohee terluka di bagian kepala.

"Jika terus istirahat, kapan akan menemukan jalan keluarnya? Aku tidak apa-apa, tidak perlu cemaskan aku."

"Wajahmu pucat, jangan terus mengelak mengatakan kau tidak sakit apa pun."

"Kau juga."

"Setidaknya aku berkata jujur jika aku memang sakit."

Jungkook hanya tidak mau membuat Seohee terlalu khawatir padanya, itu saja. Pada akhirnya Jungkook duduk karena dipaksa Seohee. Jujur, Jungkook memang ingin istirahat. Dia tidak kuat berjalan lebih jauh lagi, namun jika diam mereka tidak akan pernah keluar dari hutan tersebut. Jungkook juga memikirkan bagaimana Seohee. Jungkook tahu Seohee ingin cepat keluar dengan selamat, namun di sisi lain Jungkook merasa sangat merepotkan Seohee. Sebab Jungkook jalan kini di bantu olehnya.

Jungkook melihat luka di kepala Seohee. Pelan-pelan Jungkook tiup dan elus. "Pernah luka parah seperti ini sebelumnya?"

Seohee menggeleng, tanda jika dia tidak pernah mengalaminya. Jungkook pun sama, dia tidak pernah mendapatkan tusukan di bagian anggota tubuhnya. Namun kini kakinya terluka dalam sekali tusukan, sekaligus diinjak beberapa kali.

"Luka di kakimu pasti lebih sakit."

"A---"

"Sstt, aku tahu jawabanmu." Seohee mencela. Jari telunjuknya menempel pada bibir Jungkook. "Jangan mengatakan jika ini tidak sakit. Teriris pisau dapur saja sakit, itu pun hanya luka kecil. Perih walaupun lukanya tak seberapa. Jika dibandingkan dengan luka di kakimu, ini sakitnya lebih berlipat-lipat ganda."

Benar. Apa yang Seohee katakan Jungkook akui itu memang benar adanya.

"Kita ganti kainnya, ya. Sudah basah karena darahnya," kata Seohee.

Jungkook mengangguk pelan. Seohee pergi untuk merobek kembali pakaian dari korban.

"Jangan pergi jauh-jauh!" Jungkook berteriak berharap Seohee mendengarnya.

"Iya."

Jungkook dapat mengerang sakit saat kepergian Seohee. Sedari tadi ia tahan, sekuat mungkin mencoba tidak meringis sakit pada kakinya.

"Argh!" Bergerak pun susah, apalagi untuk jalan.

Tak lama dari itu Seohee kembali. Dia melihat Jungkook sedang membuka kain di lukanya. Jungkook mengerang sakit, tidak seperti sebelum-sebelumnya yang terlihat kuat di depan Seohee.

Seohee kembali duduk dan membantu Jungkook dalam membuka kaitan kainnya, lalu Seohee ganti dengan yang baru. Luka yang amat parah. Seohee tidak sanggup untuk melihatnya, apalagi menyentuh. Namun jika bukan dirinya yang mengikatkan kainnya, lalu siapa lagi? Seohee harus terbiasa dengan darah, luka, bahkan mayat yang telah hancur sekali pun.

In Danger [TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant