CHAPTER - 20

13.7K 2K 584
                                    

Jungkook mencoba untuk bangkit dan berdiri tanpa membuat suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook mencoba untuk bangkit dan berdiri tanpa membuat suara. Pelan-pelan dengan kaki pincangnya dia menghampiri Jimin. Kemudian Jungkook mencengkeram kerah baju bagian belakang, mendorong Jimin hingga membenturkan kepala pada batang pohon.

"Argh!" Buru-buru Jimin berbalik badan, mendaratkan pukulan kuat pada rahang Jungkook.

Jungkook kembali ambruk. Dia terbatuk untuk beberapa kali. Ingin bangkit susah, apalagi melawan.

Jungkook menoleh pada koper yang terbuka. Jungkook berniat untuk mengambil sebuah palu, namun posisi koper tersebut cukup jauh darinya. Selain itu tangannya gemetaran, tak kuat untuk memegang satu barang pun walaupun yang ringan sekali pun.

Jimin berjongkok, menopang dagu dengan satu tangan. "Mau langsung mati atau mati pelan-pelan? Mau yang mana?" Jimin memberikan pilihan.

Jungkook menggertak. Kedua matanya juga memerah. Dari tatapan matanya sudah dapat menggambarkan bagaimana bencinya Jungkook pada Jimin, ada kemarahan yang terpendam.

Jimin mengambil korek api, kemudian kostum badut yang sebelumnya ia gunakan Jimin membakarnya.

"Mau berakhir sama seperti itu?" Jimin menunjuk koper yang ia bakar. Apinya semakin membesar.

Artinya, Jimin mempertanyakan Jungkook mau dan tidaknya di bakar hidup-hidup. Tentu jawabannya tidak. Siapa yang mau mati di bakar hidup-hidup? Semua orang pasti ingin hidup, walaupun mungkin sudah merasa bosan untuk hidup.

Jungkook bangkit pelan-pelan, berdiri di hadapan Jimin lagi. Jungkook belum bisa percaya hal ini. Jimin yang ia kenal orang baik, ceria, berjiwa penolong, lalu juga mempunyai pikiran yang normal seperti manusia lainnya, namun ternyata topeng itu terbuka malam ini.

Inilah Jimin yang sebenarnya. Fakta tersebut tidak dapat diubah.

"Sejak kapan kau mulai membunuh?" Jungkook bertanya demikian. Suaranya lirih tak bertenaga.

Jimin diam untuk beberapa saat. Mereka bersitatap lama. Hingga di detik berikutnya Jimin menjawab,

"Sejak kecil."

Deg! Jungkook meneguk ludahnya dengan susah payah. Jungkook tambah pening mengetahui fakta tersebut.

Jungkook melangkah mendekat pada Jimin. Jungkook mengambil senapan yang Jimin pegang, menjatuhkannya ke bawah.

"Jangan lakukan lebih dari ini. Mengakulah jika kau memang salah, Hyung. Kau harus menebus semua dosa yang kau lakukan. Aku tahu kau orang baik. Sejahat apa pun seseorang, pasti ada kebaikan kecil yang terselip. Begitulah yang sering aku dengar dari Ibuku." Jungkook bicara baik-baik, berharap Jimin sadar sepenuhnya.

Justru respons Jimin diluar dugaan Jungkook. Seringai tipis tercipta. Menurut Jimin, Jungkook ini memang menyebalkan, sok bijak dan sok baik. "Aku benci pura-pura baik!"

In Danger [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang