1

17.4K 804 18
                                    

IKAN HIU MAKAN TOMAT....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
GAK ADA TOMAT DI LAUT GOBLOK!!














Seorang laki laki mengenakan seragam sekolah, ia membuka kamar seseorang secara perlahan, ia memasukan dirinya menutup kembali pintu kamar itu dengan pelan.

Ia berjalan ke arah gadis yang sedang tertidur pulas. Ia menidurkan tubuhnya di samping gadis itu. Gadis itu sedikit terusik, ia tau siapa yang berada di sampingnya, gadis itu memeluk laki laki itu, mendusel di dada bidang laki laki itu, mencari kenyamanan di sana.

Laki laki itu terkekeh gemes melihat wanitanya ini.

"Chika, bangun udah pagi"ucap laki laki itu, sambil mengelus kepal belakang gadisnya.

Apakah laki laki itu sudah gila? Ia membangunkan gadisnya itu di jam setengah lima pagi. Buat apa?

"Eenghh! Ngantuk arannn"ucapnya di dalam dada Aran.

"Bangun sayang, udah pagi"ucap Aran menepuk pelan pipi Chika.

"Ga mauuu"rengek Chika, mempererat pelukannya di tubuh Aran.

Chika membuka matanya, mendongakkan kepalanya ke atas melihat wajah tampan sang kekasih.

Aran tau apa yang Chika mau.
"Mau gendong?"Chika mengangguk pelan.

Aran pun bangkit, mengendong Chika ala koala. Chika menaruh kepalanya di tengkuk leher Aran, menghirup aroma vanilla yang sangat candu baginya.

Aran mengusap punggung Chika, lama ke lamaan Chika tertidur kembali, terlihat dari dengkuran nafasnya yang teratur, sangat mudah bagi Aran untuk menidurkan gadisnya itu.

Aran mendudukkan dirinya di tempat tidur, terlihat jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Ia pun membangunkan kembali gadisnya itu.

"Chika, bangun yuk"Aran mengelus pipi Chika.

"Engh! Ngantuk...."rengeknya sambil mendusel di tengkuk leher Aran.

"Ini hari pertama kamu sekolah sayang, masa mau telat"ucap Aran menepuk pundak Chika.

"Ga mau sekolah Aran!"rengek Chika.

"Harus sekolah yuk, aku antar ke kamar mandi ya"Chika menganggu pelan, Aran pun berjalan ke arah kamar mandi, ia pun menurunkan Chika yang masih nyawanya belum terkumpul.

Aran yang melihat itu sangat gemas sekali, ia mengunyel pipi chubby milik Chika dengan pipinya.

"Aaaa! By udah.."ucap Chika menjauhkan muka Aran dengan tangannya, namun tidak bisa, karena tenaganya kalah kuat dengan Aran, apa lagi kini ia baru bangun tidur.

"Iihhh gemes banget sih"ucap Aran sambil mencium pipi Chika berkali kali.

"Aaaaa ga mau cium sana, keluar!"rengek Chika, menutupi kedua pipinya dengan kedua tangannya.

Aran hanya terkekeh gemas, ia mengacak rambut Chika, dan mencium bibir pink Chika dengan sekilas, lalu ia berjalan keluar dari kamar mandi itu.

Setelah lima belas menit Chika pun keluar dengan menggunakan seragam sekolahnya. Putih abu-abu, ia baru saja menginjakkan kakinya untuk bersekolah di tingkat SMA.

Chika berjalan menuju meja riasnya, menyisir rambutnya, memakai makeup tipis yang membuatnya menjadi lebih cantik.

Aran yang tadinya duduk di ranjang milik Chika, ia menghampiri gadisnya itu, memeluknya dari belakang. Aran mendusel di tengkuk leher Chika, sambil mencium berkali kali di leher Chika, membuat sang empu kegelian.

"Aran... Geli"ucap Chika, ia mendorong kepala Aran untuk keluar dari tengkuk lehernya itu.

"Wangi"kata Aran Masi dengan mencium leher putih milik Chika.

"Udah by! Geli..."rengek Chika.

Aran pun mengangkat kepalanya, ia membalikan tubuh Chika untuk menghadap ke arahnya.

Aran mencium bibir pink milik Chika, perlahan ia melumatnya, hanya sebentar, lalu ia melepas ciuman itu.

Aran menatap kedua bola mata milik Chika, mata coklat yang sangat indah, dan teduh, membuat Aran sangat candu menatapnya.

"Udah siap kan? Kita kebawah yah, sarapan dulu"ucap Aran sambil mengelus rambut Chika.

Chika hanya menganggukkan kepalanya, lalu ia memanyunkan bibirnya. Aran tau apa yang diinginkan gadisnya itu.

"Mau apa hhmm?"tanya Aran pura pura tidak tau.

"Gendong.."ucap Chika, melilitkan tangannya di leher Aran.

Aran mengendong Chika ala koala, Chika melilitkan kakinya di pinggang Aran, menaruh kepalanya di pundak Aran.

Aran berjalan keluar dari kamar, menuruni tangga untuk mencapai lantai bawah dan menuju rumah makan.

Dari meja makan, terlihat kedua orang tua Chika, yang bernama Aya dan Vino. Mereka tersenyum melihat kelakuan sang putri yang sangat manja kepada pacarnya.

Aran mendudukkan dirinya di kursi biasanya, Aran memang sering sarapan bareng dengan keluarga pacarnya itu. Jadi Aran itu udah di anggap seperti putra mereka sendiri.

"Sayang makan dulu ya"ucap Aran, Chika duduk di pangkuan Aran, ia mengangkat kepalanya, dan membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Aran.

Chika setiap pagi nya kalau ada Aran memang seperti itu, manja kepada laki lakinya.

Lima menit, selesai sudah Chika memakan sarapannya. Aran merapikan rambut Chika yang sedikit berantakan. Masih dengan posisi yang sama, Chika berada di pangkuan Aran.

"Aran, jagain Chika di sekolah ya"ucap vino.

"Pasti pah, Aran bakalan jagain bidadari petakilan yang satu ini"ucap Aran.

Chika yang mendengar ucapan pacarnya itu pun memanyunkan bibirnya, ia kesal kepada pacarnya yang selalu bilang ia petakilan seperti anak kecil.

Aran yang melihat wajah Chika yang sangat gemas itu, ia langsung mencium bibir Chika sekilas.

Kedua orang tua Chika?

Mereka sudah biasa melihat hal itu. Jadi mereka biarkan saja, asalkan Aran tidak meleibihi batasannya.

"Udah jangan cemberut, nanti cantiknya hilang"ucap Aran membelai lembut pipi Chika.

"Emang jelek?"Aran menganggukkan, sambil mencubit gemas pipi chubby Chika.

Chika pun tersenyum, Aran yang melihat itu langsung, mengunyel pipi chubby Chika.

"Iiihh gemas banget sih"

"Udah udah, mending kalian pergi ke sekolah sana, udah mau telat loh kalian"ucap Aya. Aran pun mengangguk kepalanya.

"Mau di gendong atau jalan sendiri?"tanya Aran.

"Jalan sendiri"Chika turun dari pangkuan Aran, ia mengambil tas ransel yang berada di kursi sebelah Aran.

"Mah pah kita pamit ya"pamit Aran dan Chika.

"Iya, hati hati ya"teriak Aya yang dibalas oleh tangan yang berbentuk jempol oleh Aran.










Sebenarnya cerita ini udah lama aku buat. Cuman masih aku unpublis aja😂

Semoga suka sama ceritanya...












TBC....

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang