10

5.1K 477 36
                                    

Yuhu...
Saya kembali cayang cayang ku 🤢

Mau nanya!!
Kalian tau “Posesif Aran” dari mana sih!!!





























Aran berjalan menuju kelas Chika, ia mengetuk pintu itu. Terlihat pandangan semua murid menuju padanya.

"Chika"ucap Aran, guru itu menganggukkan kepalanya.

"Chika, kamu boleh keluar duluan"ujar guru itu.

Sebenarnya bel istirahat belum berbunyi, hanya saja kelas Aran sudah di izinkan keluar duluan sebelum bel istirahat berbunyi.

Chika menoleh ke arah Dey, yang di tatap hanya menganggukkan kepalanya. Chika membereskan buku-buku dan pena nya ia masukan ke dalam laci.
Ia berjalan menuju Aran dengan muka kesalnya.

"Permisi"ujar Aran menutup kembali pintu kelas itu.

"Jangan pernah iri, atau pun menyentuh Chika sedikit pun, kalau kalian ga mau terkena masalah sama Aran"ujar guru tersebut. Semua murid hanya menganggukkan kepalanya. Orang tua Aran adalah pemilik sekolah ini, jadi tidak ada seorang pun yang berani untuk menentang perbuatan Aran.

***

"Aran kenapa Chika di panggil tadi, kan belum bel istirahat"gumam Chika, mendongakkan kepalanya, menatap wajah Aran.

"Kenapa, Chika ga mau sama Aran, hm?"ucap Aran mengelus pipi chubby Chika.

"Tapi kan ga sopan sama gurunya"ujar Chika memanyunkan bibirnya.

"Uuuu gemes banget sih, pacarnya siapa sih ini?"tanya Aran merapikan rambut Chika yang sedikit berantakan.

"Pacarnya Aran"ucap Chika memeluk pinggang Aran.

"Emang Chika pacarnya Aran, bukan deh kayaknya"Chika melepaskan pelukannya, ia menatap Aran dengan mata yang berkaca-kaca.

"Eh, jangan nangis, aku cuman bercanda sayang"Aran menarik Chika ke dalam pelukannya, mengelus punggung Chika.

"Aran punya Chika, ga boleh diambil sama orang lain"ujar Chika dengan suara anak kecilnya.

"Iya, Aran punya Chika, selamanya punya Chika"ucap Aran mengecup kepala Chika.

"Mau makan?"Chika menganggukkan kepalanya.

"Ya udah yuk ke kantin"ajak Aran.

"Gendong"ucap Chika merentangkan kedua tangannya.

Aran menggendong Chika ala koala, dan mengelus punggung Chika. Chika menaruh kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana.

***

Aran menghampiri meja salah satu kantin yang sudah terisi oleh teman temannya, ada satu orang yang baru Aran lihat duduk di antara teman temannya.

"Wih om, dateng juga nih sama anaknya"celetuk Arya.

"Om, anaknya mau makan ya"ucap Mirza sambil menahan tawanya.

Aran menatap datar seluruh temannya. Ia mendudukkan Chika di sebelah kiri Mirza, dan Aran mendudukkan dirinya di sebelah kanan Chika.

"Mau makan apa?"tanya Aran kepada gadisnya itu.

"Mau batagor, boleh..."ujar Chika menunjukkan puppy eyes nya.

Aran menghela nafasnya."iya, tapi jangan sering makan batagor ya"

Chika mengangguk kepalanya seperti anak kecil. Aran beranjak pergi untuk memesannya batagor untuk gadisnya.

"Mir, siapa dia?"tanya seseorang, ia bernama Reza, temennya Mirza di IPS 2.

"Sepupu gw, kenapa Lo tertarik sama sepupu gw, kalau lu tertarik, mending Lo cari cewek lain aja deh ya"jelas Mirza.

"Kenapa?"tanya Reza.

"Dia udah punya Aran, dan kalau lu berani beraninya buat nyentuh Chika, sepupu Mirza ini, siap siap aja tangan Lo besok di amputasi"ujar Zee.

Reza bergidik ngerih, yang tadinya ia tertarik dengan aura kecantikan Chika, ia urungkan untuk ke utuhan anggota tubuhnya.

Aran kembali membawa sepiring batagor dan sebotol air mineral.

"Nih batagornya"

"Mau di suapin"ucap Chika memanyunkan bibirnya.

Aran mengambil piring itu kembali. Menyodorkan satu sendok berisikan batagor ke gadisnya. Chika menerima suapan demi suapan dari Aran.

"Mau minum"ucap Chika. Aran membukakan botol air mineral, dan memberikannya kepada gadisnya.

Aran melirik ke arah Reza yang berkali kali mencuri pandangan ke arah gadisnya itu. Aran menyuruh Chika naik ke pangkuannya, mengarahkan lengan gadisnya melingkar di lehernya. Lalu Aran mengendong Chika ala koala.

"Suruh temen lu pada itu, ga usah natap natap punya gw!"ujar Aran menatap tajam ke arah Reza. Reza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mirza yang melihat itu hanya tersenyum miring ke arah Reza.

"Sudah gw duga"

***

Aran berjalan menuju kelas Chika. Ia berjalan masuk kelas itu, masih dengan menggendong Chika ala koala. Teman teman Chika hanya menghela nafasnya melihat keromantisan Chika dan pangeran sekolah.

"Turun"ucap Aran ingin menurunkan Chika,tapi Chika malah memeluknya makin erat, enggan untuk melepaskan kekasihnya itu.

"Ga mau, mau ke kelas Aran aja"gumam chika, mendusel di tengkuk leher Aran.

"Belajar sayang!"kata Aran sedikit memaksa untuk melepaskan pelukan Chika.

"Aaaaa! Ngantuk..."rengek Chika. Aran menghela nafasnya. Begini kalau gadisnya itu udah dalam mode manjanya.

Aran kembali berjalan keluar kelas Chika, sambil mengelus punggung gadisnya itu agar tertidur pulas.

Dey, Eli dan Jinan yang melihat itu merasa iri dengan Chika. Mempunyai pacar yang sangat perhatian, dan selalu di manja itu pacar yang sangat di impi - impikan banyak orang.

***

Aran berjalan menuju mobilnya, ia masih menggendong Chika ala koala, mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur pulas.

Aran menyetir mobilnya, dengan posisi memangku Chika. Gadisnya itu sudah tertidur pulas karena kenyamanan pelukan dan elusan dari Aran.

Tak berapa lama, mobil Aran sampai di rumah mewah Chika. Ia turun dari mobilnya, berjalan secara perlahan agar gadisnya tidak terbangun.

Saat ingin memasuki rumah Chika, Aran berpapasan dengan Rian, kakeknya Chika. Aran menatap sekilas wajah Rian, lalu ia berjalan terus memasuki dirinya ke dalam rumah itu, tanpa memperdulikan Rian.













"Liat aja, sampai berapa lama kalian bertahan"gumam Rian tersenyum licik.



























































TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang