20

4K 391 22
                                    



























Aran membawa Chika ke meja makan. Aran menggendong Chika ala koala, dan seperti gadisnya itu masih tertidur pulas.

Aran mendudukkan dirinya di kursi biasanya. Ia mengelus kepala Chika yang masih betah bersandar di dada bidang miliknya.

"Masih tidur anaknya?"tanya Aya.

"Iya mah, nyenyak banget malah"jawab Aran.

"Bangunin aja ran, dari tadi siang Chika belum makan"

"Iya"

Aran mengelus pipi chubby milik Chika."sayang bangun yuk, kita makan malam dulu"

Chika yang terusik tidurnya pun semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Aran. Gadis itu enggan membuka matanya, karena masih mengantuk.

"Sayang, makan dulu yuk, nanti baru tidur lagi"ujar Aran menepuk pelan pipi gadisnya.

"Eeenngggkkk ga mau Aran" mendusel di dada bidang milik Aran.

"Makan dulu, kalau enggak Aran pergi lagi nih"ucap Aran ingin melepaskan pelukan Chika.

"Aaaaaa ga mau, Aran ga boleh pergi!"ucap Chika, mempererat pelukannya.

Aran mengelus kepala gadisnya itu."makan dulu yuk"

Dengan terpaksa Chika membuka matanya, menatap kesal kepada Aran. Ia memanyunkan bibirnya sambil mengucek matanya.

"Jangan di kucek matanya"ujar Aran.

"Chika mau makan pakai lauk apa?"tanya Aya.

"Mau semuanya"

Aya mengambil lauk untuk Chika, setelah itu ia memberikan piring itu kepada Aran.

"Aaaaa"ucap Aran, menyodorkan satu sendok ke mulut Chika.

Chika menerima suapan demi suapan dari aran, hingga nasi dan lauknya habis tak tersisa.

"Nih minumnya"Aran memberikan satu gelas air putih.  Chika meminum air putih itu, lalu memberikannya kembali kepada Aran. Chika meletakan kepalanya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana.

Pelukan Aran membuat Chika nyaman dan menjadi ngantuk, jadi ga salah gadis kecil yang satu ini, bisa dengan mudah Aran tidurkan dalam waktu cepat.

"Ngantuk hm?"tanya Aran mengelus punggung gadisnya.

Chika menganggukkan kepalanya. Aran bangkit dari tempat duduknya.

"Aran bawa Chika ke kamar dulu ya pah mah"izin Aran yang di balas anggukkan oleh kedua orang tua Chika.

Aran berjalan menuju kamar gadisnya, Aran membaringkan tubuh mungil Chika di atas kasur.

"Aaaaa Aran mau peluk hiks"ucap Chika merentangkan kedua tangannya.

Aran menidurkan tubuhnya di samping Chika. Ia memeluk erat tubuh mungil gadisnya itu. Tak lupa ia mengelus lembut punggung gadisnya, agar tertidur pulas kembali.

"Aran ga boleh pergi"lirih Chika.

"Iya sayang, Aran ga pergi"sahut Aran.

Aran menatap setiap inci wajah polos Chika saat tertidur. Aran mengelus pipi chubby Chika, setelah itu ia mengecup pipi chubby Chika.

Matanya tertuju pada pergelangan tangan Chika, dimana pergelangan tangan Chika sangat merah dan sedikit luka. Aran mengelus punggung tangan gadisnya itu.

Mendadak emosi Aran memuncak saat tau bagian tubuh gadisnya terdapat luka. Aran akan memberi pelajaran buat orang yang membuat Chika terluka.

Aran tak segan segan membunuh orang itu. Walaupun lukanya hanya sedikit, tetapi Aran tak terima gadisnya itu terluka karena orang lain. Sedangkan dirinya saja tidak pernah sedikitpun melukai gadisnya itu.

***

Aran berjalan keluar dari kamar Chika, ia turun dan ingin berpamitan pulang kepada kedua orang tuanya Chika.

"Mah, pah Aran pulang ya"ucap Aran, bersalaman kepada kedua orang tua Chika.

"Iya, hati hati ya"ujar papahnya Chika.

"Chika udah tidur ran?"tanya Aya.

Aran menganggukkan kepalanya."udah mah, kalau gitu, Aran pulang ya"pamit Aran.

"Iya, hati hati ya nak"ujar Aya.

Aran berjalan menuju mobilnya, ia berpapasan oleh Rian yang baru saja datang. Aran tak menghiraukan pria tua itu. Tetapi Aran teringat dengan ucapan Mirza, kalau Chika di jodohkan oleh kakeknya.

Aran memundurkan langkahnya."em bentar"

Rian menatap datar ke arah Aran.

"Anda ini kakeknya Chika?"

"Kalau iya kenapa, ga suka?"desis Rian.

Aran terkekeh."iya saya ga suka, ga suka anda dengan enaknya menjodohkan Chika kepada laki laki yang kasar"

"Terserah saya, Chika itu cucu saya, dan kamu gak berhak untuk ngatur Chika haru dengan sama siapa!"

"Oh saya berhak dong, karena saya ini pacarnya Chika"ucap Aran santai.

"Masih pacar, belum tunangan kan?!"

"Emang belum, tapi Chika tetap milik saya, dan saya ga bakalan biarkan Chika jatuh ke tangan laki laki brengsek itu!!"desis Aran.

"Saya tidka perduli, saya akan tetap jodohkan chika dengan Rehan, Chika itu ga pantas sama anak berandalan kayak kamu ini!!"

"Hey pak tua, jangan main main ya sama saya"ujar Aran yang sudah terpancing emosinya.

"Emang saya takut sama kamu?!"

"Anda lihat aja nanti apa yang saya akan lakukan jika anda berani bermain main dengan saya"ujar Aran meninggikan Rian.

"Kita lihat aja, kamu akan saya buat terpisah jauh, sangat kau dari Chika!"gumam Rian.






























TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang