28

3.4K 333 21
                                    



Enjoy ngab!




































Sudah dua hari ini Aran tidak ada kabar, membuat Mirza ollan dan Zee kalang kabut mencari Aran. Bahkan Chika, ia sudah sangat kacau karena Aran meninggalkannya tanpa kabar.

"Sekarang kita harus gimana, udah dua hari Aran ga balik"ujar Zee.

"Gw juga bingung, dia ga ada bilang mau kemana, terakhir kali, Aran pulang dari rumah Chika, habis itu ga ada kabar"jelas Mirza.

"Aneh, ga mungkin kan Aran di culik"ucap ollan.

"Tapi bisa jadi Aran di culik"

"Tapi sama siapa?"tanya Zee.

"Emang Aran ada punya masalah sama seseorang?"tanya ollan.

Mereka semua terdiam, memikirkan kemana Aran menghilang. Sontak Mirza mengingat tentang perjodohan Chika dan Rehan, ia merasa, hilangnya Aran ini, ada sangkut pautnya dengan kakeknya itu.

"Gw inget sesuatu"ujar Mirza.

"Apa?"tanya Zee dan ollan berbarengan.

"Pas Aran pergi ke Bali, Chika di jodohkan sama anak rekan bis bis kakek gw"

"Apa?! Terus gimana? Chika setuju?!"tanya Zee.

"Ya enggak lah, lo kan tau Chika gimana sama Aran, ga mungkin dia mau pisah sama Aran"jelas Mirza.

"Iya juga, terus terus!"

"Gw yakin, hilangnya Aran ini, ada sangkut pautnya sama kakek gw, soalnya kakek gw itu ga suka banget sama Aran"ucap Mirza.

"Bisa jadi, secara kan Aran itu ga bakalan biarin Chika di sentuh, atau di miliki sama orang lain"ujar Zee.

"Tapi kita ga boleh nuduh sembarangan dulu, gw bakalan cari tau dulu, apa benar ini perbuatan kakek gw atau bukan"jelas Mirza yang di balas anggukan oleh ollan dan Zee.




***



Tok tok!

Mirza mengetuk pintu kamar Chika, karena Aya memberi tahu kepada Mirza kalau Chika ga keluar dari kamarnya dari kemarin, bahkan ia juga belum makan.

"Kakak masuk ya"ujar Mirza membuka pintu kamar Chika.

Terlihat, kamar itu yang sangat berantakan seperti kapal pecah. Mirza mengedarkan pandangannya ke arah seseorang yang tengah terduduk melamun dia atas kasur.

Matanya sembab karena menangis dari dua hari yang lalu. Kelopak matanya yang menghitam karena kurang tidur. Gadis itu nampak terlihat sangat kurus, seperti tak terawat.

Mirza menghampiri Chika, hatinya sangat sakit saat melihat adiknya sepupunya yang sangat ia sayangi menjadi seperti ini, seperti orang yang tak ada kehidupan.

"Adek, kakak Mirza bawa makanan nih, Chika makan ya"ujar Mirza, namun tak di gubris oleh Chika.

Mirza menyodorkan satu sendok makan ke arah Chika, namun di tepis halus oleh Chika.

"Aku ga mau"ujar Chika.

"Kamu harus makan, kali kayak gini Aran pasti marah sama kakak dan juga Chika"jelas Mirza.

"Aran udah ga sayang sama Chika lagi"lirih Chika, air matanya kembali keluar membasahi pipinya.

"Enggak, Aran sayang sama Chika, cuman..."ucap Mirza terhenti.

"Cuman apa? Aran ga sayang kak sama Chika, Aran ninggalin Chika, Chika mau di peluk sama Aran tapi Aran ga ada, hiks Aran jahat!!"ujar Chika tangisnya semakin kencang.

"Sssstttt, Aran ga jahat, hanya saja, Aran menghilang dan kakak ga tau dimana Aran"ujar Mirza.

Chika tak menjawab ucapan dari Mirza, gadis itu kembali menatap kosong ke arah depan. Mirza menghela nafasnya, ia harus segera mencari keberadaan Aran dimana.




***



"Gw bawa orang yang bisa ngelacak keberadaan Aran"ujar Zee datang ke markas, diman tempat mereka kumpul.

"Siapa dia?"tanya Mirza menatap seorang pria yang berada di samping Zee.

"Dia Alex, anak rekan kerja papah gw, kemarin gw minta bantuan sama papah gw, dan yah akhirnya gw di kasih tau untuk jumpai Alex"jelas Zee.

"Lo beneran bisa ngelacak keberadaan temen gw?"tanya Mirza.

"Tergantung, kalaui kartu SIM card punya temen kalian ga rusak"jawab Alex.

"Gw harap sih ga rusak"ucap Zee.

"Ya udah mulai aja"ucap ollan.

Alex berkutat dengan laptopnya, melacak keberadaan ponsel Aran. Sudah dua jam Alex mencoba melacak keberadaan ponsel Aran, namun hasilnya nihil.

"Giman?"tanya Zee.

Alex menggelengkan kepalanya."kayaknya kartu SIM card punya temen kalian rusak, sudah beberapa kali gw coba, tapi gagal"

Mirza mengusap wajahnya kasar."ahk! Lo keman sih!"

"Sabar za, kayaknya kita harus mantau kakek lo deh, firasat gw Aran hilang karena kakek lo"ujar ollan.

"Gw bakalan mantau gerak gerik kakek gw dan Rehan"ujar Mirza, mengepal tangannya kuat-kuat.






***





Plak!

"Lo berani nampar gw!"

"Kenapa! Ga suka?!"

"Kenapa Fiony, bukanya lo duluan yang mulai bermain main dengan gw?"

Fiony menatap tajam."lo kira, gw bakalan buat Chika mati babak belur kayak yang lo buat ke Aran!, Enggakkan?!!"

Rehan tertawa remeh."lo tau, gw bakalan bunuh Aran, mungkin waktu hidupnya tinggal dua hari lagi"

"Jangan macem macem ya Rehan!!"bentak Fiony.

"Bodo amat"ucap Rehan acuh.

"Oh ya gw lupa, lo mau dateng pastinya ke acara kematian Aran kan?"tanya Rehan.

Fiony menggelengkan kepalanya, matanya mulai berkaca-kaca.

"Lo datang ke gedung ****, jam 9 malam ya sayang"ucap Rehan mencolek dagu Fiony.

"Dasar cowok brengsek!!!"teriak Fiony saat Rehan telah berjalan menjauhinya.



























TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang