11

4.5K 446 16
                                    

Lihat Trailer Posesif Aran dulu Gih.
Biar makin penasaran kalian sama chapter selanjutnya ☺️❤️























Aran membaringkan tubuhnya di kasur, sambil memejamkan matanya, mengistirahatkan tubuhnya sebentar. Namun, istirahatnya itu terganggu, kala ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.




Tok tok!



Aran mendengus, baru aja ia ingin beristirahat."masuk!"

Dan terbukalah pintu kamar Aran, menampilkan pria paruh baya, siapa lagi kalau bukan Bobby.

"Kenapa kamu belum siap siap?"tanya Bobby, berjalan menghampiri Aran.

"Kemana?"

Bobby menghela nafasnya."kamu lupa, kalau hari ini kamu pergi ke Bali, untuk urus perusahaan papah sementara waktu"

Aran memejamkan matanya, ia benar benar lupa akan hal itu."ah, iya aku lupa"

"Lebih baik kamu siap siap, pesawat kamu akan terbang nanti sore"ujar Bobby, lalu keluar dari kamar Aran.

Aran membangkitkan tubuhnya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia membereskan pakaian pakaian yang akan ia bawa ke Bali nanti.

Aran berjalan keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju dapur. Terlihat shania yang sedang memasak di sana, tumben sekali, pikir Aran.

"Hay mah"sapa Aran, sambil menuang segelas air putih untuknya.

"Hay"sahut Shania.

"Kamu berangkat nanti sore?"

Aran menganggukkan kepalanya."iya, kenapa?"

"Udah bilang sama Chika belum, nanti dia nyariin kamu kalau kamu pergi ga bilang sama dia"

"Nanti aku kabarin kok"ujar Aran.

Shania mematikan kompornya, ia mengarahkan tubuhnya ke arah Aran.

"Maaf"lirih Shania.

Aran mengernyitkan dahinya."untuk?"

"Untuk mamah yang ga pernah ada buat kamu, dari kamu kecil sampai sebesar ini"lirih Shania memegang kedua bahu Aran.

Aran tersenyum tipis."ga papa, Aran udah biasa"

Shania menitihkan air matanya, saat mendengar Aran mengucapkan "udah biasa".

"Maafin mamah Aran"ucap Shania memeluk erat tubuh Aran.

"Ga papa mah, Aran ga marah kok, jangan nangis"kata Aran menenangkan Shania.

"Jangan pernah benci sama mamah ya nak, mamah sayang sama Aran"gumam Shania lirih.

"Ga akan mah, Aran ga akan benci sama mamah"sahut Aran, mengelus punggung shania.







***







Aran menyuruh supirnya untuk singgah di rumah Chika. Ia harus berpamitan dulu dengan gadisnya itu, jika tidak, mungkin Chika akan mengira Aran tidak sayang lagi kepadanya.

Setelah mobil Aran berhenti di halaman rumah Chika. Aran keluar dari mobilnya, berjalan masuk ke rumah Chika. Ia menaiki anak tangga menuju lantai dua, membuka salah satu kamar dan terlihat seorang gadis yang sedang duduk anggun sambil membaca novel.

Aran menghampiri Chika, lalu mengecup pucuk kepala Chika. Chika tersentak kaget, karena tiba-tiba saja seseorang mencium kepalanya.

"Aran ngagetin aja"ucap Chika, langsung memeluk pinggang Aran.

"Kamu lagi ngepain hm?"tanya Aran.

"Aku lagi baca novel, Aran mau kemana, kok rapi banget?"

Aran melepaskan pelukan Chika, lalu ia mendudukkan dirinya di samping gadisnya itu.

"Aran mau pergi ke Bali, sebentar aja kok"jawab Aran.

Chika memanyunkan bibirnya, lalu ia memeluk erat tubuh Aran."ga boleh!"

"Kenapa?"

"Chika ga mau jauh dari Aran"lirih Chika, menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Aran.

"Ga lama kok sayang, cuman sebulan aja"jelas Aran, sambil mengelus pipi chubby Chika.

"Aran hiks, Chika ga mau, Aran ga boleh pergi!!"tangis Chika mulai pecah, membuat Aran semakin bingung, bagai mana caranya agar ia bisa di izinkan pergi.

"Sebentar aja sayang, ga lama, nanti pas Aran udah balik ke Jakarta, Aran janji bakalan belikan es krim yang banyak untuk Chika, mau?"bujuk Aran.

Chika menggelengkan kepalanya cepat."ga mau!!! Chika mau Aran, ga mau es krim!!!"teriak Chika.

Aran mengusap wajahnya, ia harus menahan emosinya saat ini, agar tidak berbuat kasar kepada gadisnya itu.

Aran tak punya pilihan lain, ia menggendong Chika ala koala, mengarahkan kepala gadisnya ke tengkuk leher. Aran mengelus punggung Chika agar gadis itu tertidur. Chika memejamkan matanya, menikmati elusan lembut dari Aran.

"Tidur sayang"gumam Aran.

"Jangan pergi"lirih Chika pelan.

"Iya"

Chika memeluk erat leher Aran, seakan akan, jika pelukan itu melonggar, Aran akan pergi darinya.

Aran terus mengelus punggung Chika hingga gadisnya itu tertidur pulas. Hembusan nafas Chika yang sudah teratur, menandakan gadisnya itu tertidur pulas.

Aran berjalan menuju kasur Chika, membaringkan tubuh Chika secara perlahan, agar gadisnya tidak terbangun. Aran menyelimuti tubuh Chika hingga perutnya. Ia mencium kening Chika kedua pipinya, dan terakhir bibir mungil Chika yang sangat candu baginya.

Aran menatap intens wajah Chika. Ia tersenyum tipis sambil mengelus pipi chubby Chika.

"Maaf, aran harus pergi, sebentar aja kok"gumam Aran. Ia kembali mencium kening Chika, lalu keluar dari kamar gadisnya itu.


























TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Where stories live. Discover now