35

3.7K 404 24
                                    

Jari tengah🖕 dari Chika ☺️👍
**Di ajarin Aran GESS, bukan gw yang ngajarin oke**
























Chika membuka matanya secara perlahan, ia merasakan bahwa kepalanya sedang di elus lembut oleh seseorang. Chika mendongakkan kepalanya, ia melihat Aran yang tersenyum manis kepadanya.

Dengan cepat Chika memeluk erat tubuh Aran, menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher Aran.

"Aran, Chika kangen"cicit Chika.

"Aran juga kangen sama Chika"sahut Aran, membalas pelukan gadisnya itu.

Aran sedikit meringis saat menggerakkan tangannya.

"Aran sakit, mau Chika panggil dokter?"ucap Chika polos.

Aran menggelengkan kepalanya, ia menatap wajah gadisnya, terlihat pipi chubby Chika telah menghilang, dan mata yang menghitam.

"Chika udah makan?"tanya Aran. Chika menggelengkan kepalanya.

Memang dari kemarin malam ia belum makan sekalipun.

"Kenapa ga makan?"

"Mau mam sama Aran"ucap Chika memanyunkan bibirnya.

Tak berapa lama, pintu ruangan Aran di buka kasar oleh 3 orang pria laknat.

"Assalamualaikum calon penghuni neraka!!!"teriak Ollan membuat Chika dan Aran tersentak kaget.

"Widih, apa nih, satu ranjang berdua?"ujar Zee.

"Wah, keponakan gw bakalan dateng nih"celetuk Ollan.

Aran menatap datar kearah teman temannya itu.

"Mirza"panggil Aran.

"Ha?"sahut Mirza. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Aran.

"Tolong belikan Chika makan, kasian dia belum makan"ujar Aran.

Mirza menganggukkan kepalanya."oke, bentar ya"

Mirza keluar dari ruangan rawat Aran. Sekarang tersisa Chika, Aran, Zee dan Ollan.

"Wih, gw kira lo udah pulang keramatullah ran"kekeh Zee.

"Nih sama lo!"ujar Aran mengacungkan jari tengahnya.

Chika melihat ke arah tangan Aran, lalu ia ikut mengacungkan jari tengahnya juga.

"Anjir, tuh bocah ngepain ikutan!"pekik Ollan.

Aran melotot kala Chika mengikuti dirinya, ia menarik tangan Chika yang mengacungkan jari tengahnya.

Chika memanyunkan bibirnya."iiiii lepasin"ucap Chika menarik tangannya dari genggaman Aran.

Setelah terlepas, Chika mengacungkan kembali jari tengahnya ke arah Ollan dan Zee.

"Ini buat kak Ollan sama kak Zee"ucap Chika.

Ollan dan Zee saling pandang, lalu mereka tertawa terbahak-bahak melihat kepolosan Chika, yang mengikuti Aran.

"Sayang ga boleh gitu tangannya"ujar Aran, kembali menggenggam tangan Chika.

"Ih! Tapi Aran tadi kayak gitu boleh!"rengek Chika.

"Ga boleh ya, nanti tuhan marah, Chika mau tuhan marah sama Chika"ucap Aran. Chika menggelengkan kepalanya cepat.

"Nah, pinter, jangan di ulangi lagi ya"Chika menganggukkan kepalanya mengerti.

"Ulangi aja ga papa Chika, kita bangga sama kamu nak"ujar Ollan sambil terkekeh.

"Hahahaha, anjir ngakak, lu jangan ngajarin anak orang yang ga bener deh llan"ucap Zee.

Tak berapa lama, Mirza datang dengan membawa satu piring nasi goreng. Ia berjalan menghampiri Chika, lalu memberikan kepada gadis itu.

"Nih makan"ujar Mirza.

"Ga mau"ucap Chika memberikan kembali ke pada Mirza.

"Loh kok ga mau, makan dikit aja ya"bujuk Aran.

"Ga mau, mau mamam di suapin Aran"ucap Chika memanyunkan bibirnya.

"Jangan gitu deh Chika, kasian Aran nya baru sembuh itu"omel Mirza.

"Aaaaa! Ga mau, Chika mau mamam di suapin Aran hiks"rengek Chika.

Aran bangkit dari tidurnya secara perlahan. Sese kali ia meringis kesakitan, karena ngilu di beberapa tulang-tulangnya.

"Sini, biar gw suapin Chika"ucap Aran, mengambil piring itu dari Mirza.

"Duduk sini"ucap Aran menepuk pahanya.

Chika naik ke atas ranjang Aran, lalu ia duduk di atas paha pria itu.

"Aaaaa"ucap Aran menyuapi Chika dengan telaten.

"Aran ga makan?"tanya Chika.

Aran menggelengkan kepalanya."enggak, Chika aja yang makan ya"

"Ah! Dari pada ngeliatin mereka berdua, mending kita Mabar kuy"aja Zee.

"Yok lah, males gw liatnya"ujar Mirza.

Mereka berjalan menuju sofa yang berada di ruang rawat itu. Mereka bermain game tanpa menggangu aktifitas Chika dan Aran.

"Nih minum"ucap Aran, memberikan segelas air putih.

Chika meminum air putih itu, lalu memberikannya kembali kepada Aran. Aran meminum sisa air putih itu, terlihat Chika yang fokus melihat jakun Aran yang bergerak naik turun.

Chika mengelus jakun Aran, ia nampaknya sangat tertarik sekali dengan benda kecil itu.

"Iiiiiihhh!! Kok berhenti"ucap Chika kesal, ia memanyunkan bibirnya.

"Kenapa hm"ucap Aran mencium gemas pipi Chika.

"Kok berhenti ininya, gerak'in lagi!"ucap Chika.

Aran mendongakkan kepalanya, agar Chika dapat melihat lehernya, lalu ia menelan ludahnya, dengan otomatis jakunnya ikut bergerak naik turun.

"Iiii lucu...."ucap Chika, lalu ia mencium jakun Aran.

"Suka banget sama ini"ucap Aran yang di balas anggukan oleh Chika.

"Ini punya aku ya"ucap Chika, ia meletakkan kepalanya di tengkuk leher Aran, lalu ia mengelus jakun Aran.

"Iya, ini punya Chika"

Sedangkan di depan ruangan Aran, ada Fiony yang berniat untuk masuk ke dalam, namun ia takut jika Aran akan marah padanya.

"Gw harus gimana, masuk atau enggak"gumam Fiony.

"Ahk! Gw takut kalau Aran marah sama gw"lirihnya.

Zee yang teringat akan Fiony pun mematikan handphonenya.

"Lah, lo kok keluar anjir!"gerutu Mirza kesal.

"Gw baru inget, Fiony kagak masuk masuk ke sini"ujar Zee.

Ollan memutar bola matanya malas."Halah! Biarin aja kali, di urusin banget, suka lo!"

Zee menggeplak kepala Ollan."gw punya selera kali, ga mungkin gw suka sam fio!"

"Ya udah biarin aja kali, mau masuk atau enggak, bukan urusan kita juga"ujar Mirza yang di balas anggukan oleh Ollan.


























TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang