15

4.1K 406 30
                                    

Yuk doain Aran cepetan balik dari Bali, biara ada adegan Chika manja manja lagi🤭





































Chika turun dari lantai dua, ia berjalan menuju ruang tamu. Chika melihat ada kakeknya dan juga satu orang laki laki yang tidak ia kenali.

"Kakek"sapa Chika, berlari menuju sang kakek, memeluk erat pria tua itu.
"Cucu ke sayang kakek"ujar Rian membalas pelukan dari Chika.

Chika menoleh ke arah pria yang duduk di samping kakeknya, ia memicingkan matanya. Rehan, pria itu berada di rumah Chika bersama kakeknya, buat apa.

"Ngepain kamu ke rumah aku?!"tanya Chika ketus.
"Aku di suruh kakek mu ikut ke sini"jawabnya santai.
"Chika, dia Rehan, anak dari rekan kerja kakek, dia anak yang baik"jelas Rian.
"Baik dari mana, dia tadi kasar sama Chika"jawab Chika memanyunkan bibirnya dan menatap tajam ke arah Rehan.

Rian menoleh ke arah Rehan, menatap sinis ke arah pria itu. Rehan yang di tatap, ia menundukkan kepalanya, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Chika di apain sama Rehan?"tanya Rian.
"Dia ngajak pulang bareng, tapi Chika ga mau, terus dia maksa sambil narik lengan Chika, sakit"lirih Chika.

Rian kembali menatap tajam ke arah Rehan, ia sedikit mengepal tangannya. Ingin sekali ia memukul wajah pria itu, yang dengan seenaknya berbuat kasar kepada cucu kesayangannya.rehan hanya mendengus kesal dengan Chika, yang menceritakan kejadian tadi siang kepada kakeknya.

"Tapi sekarang lengannya udah ga sakit lagi kan?"tanya Rian.
Chika menggelengkan kepalanya."udah enggak"
"Bagus lah"sahut Rian.

"Kenapa kakek membawanya ke rumah Chika?"tanya Chika.
"Ah iya, kakek hampir lupa"ucapnya."Chika, kakek mau kamu tunangan yah sama Rehan"

Chika membulatkan matanya, ia menggelengkan kepalanya cepat, dan sedikit menjauh darinya dari kakeknya itu.

"Ga mau!"ujar Chika.
"Kenapa?"tanya Rian.
"Chika ga mau, Chika punya Aran, bukan punya dia"desis Chika menunjuk kearah Rehan.

"Kenapa kamu mau bersama laki laki berandalan itu Chika?"gumam Rian.
"Aran ga berandalan, Aran anak baik, Aran sayang sama Chika, Aran juga ga pernah kasar sama Chika, ga kayak dia!"ketus Chika.

Rian menghela nafasnya, ia mendekati Chika, namun Chika menghindar. Dengan terpaksa Rian memegang bahu Chika.

"Anak berandalan itu, tidak cocok dengan kamu Chika!"titah Rian.
Chika menepis lengan kakeknya, ia menatap tajam kearah kakeknya itu."aku ga mau di jodohkan dengan pria bajingan seperti dia!!"

Plak!

Rian menampar pipi mulus milik Chika, membuat gadis itu terhuyung jatuh ke lantai. Aya yang mendengar suara pertikaian itu, ia segera keluar dari kamarnya. Dan bertapa terkejutnya ia, saat melihat putrinya yang sudah menangis memegang pipinya yang memerah.

"Papah, apa apaan ini, kenapa papah nampar anak aku!!"bentak Aya. Ia menghampiri Chika, lalu memeluknya.
"Hiks sakit mah"lirih Chika, menangis dalam pelukan Aya.

"Lihat lah Aya, saat Chika berhubungan dengan lelaki berandalan itu, Chika tidak menurut lagi dengan ucapan orang tua"ujar Rian dengan penuh penekanan.
"Sudah berapa kali aku bilang sama papah, Aran bukan anak berandalan, Aran anak dari orang terpandang, dan dia juga anak yang berpendidikan!"desis Aya.

Rian terkekeh sambil menggelengkan kepalanya."seberapa kaya orang tuanya, sampai sampai kamu membiarkan anak mu ini dekat dengan laki-laki berandalan itu?!"
"Emang benar yah, dipikiran papah itu cuman uang dan kekayaan dong!"lirih Aya.
"Mah udah mah..."ucap Chika di selah tangisnya.

"Ya, di pikiran saya hanya ada uang dan kekayaan saja, lihat!"ujarnya merentangkan tangannya."ini semua saya dapatkan dengan adanya uang, bukan dengan perasan!"
"Kau benar benar manusia tidak mempunyai hati nurani!"gumam Aya.
"Hahaha! Saya tidak perduli, saya akan tetap jodohkan chika dengan Rehan!"desis Rian.

Rian dan Rehan berjalan keluar dari rumah itu, Aya hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya akan sifat angkuh dari papah mertuanya itu.

"Mamah Chika ga mau sama dia, Chika cuman mau sama Aran, hiks"lirih Chika.
"Iya sayang, mamah tidak akan membiarkan kamu di jodohkan dengan laki laki itu. Kamu akan tetap bersama Aran"ujar Aya.


***


"Raquel, suruh office boy bereskan ruang meeting ini, setelah itu kamu ikut saya menemui client di salah satu cafe"perintah Aran.
"Baik pak"sahut Raquel.

Aran berjalan keluar dari ruang meeting itu, namun langkahnya terhenti di saat Raquel memanggilnya.

"Pak Aran!"panggil Raquel.

Aran membalikkan badannya."ada apa?"

Raquel menghampiri Aran, tanpa aba aba, dengan keberanian yang Raquel miliki, ia membenarkan kera baju dan dasi Aran yang sedikit berantakan. Aran tersentak kaget saat wajah Raquel sangat dekat dengannya. Namun Aran kembali mendatarkan raut wajahnya.

"Maaf pak Aran, kera dan dasinya sedikit berantakan"ujar Raquel dengan senyuman manisnya.
Aran menganggukkan kepalanya."terimakasih"

Setelah mengucapkan itu, ia meninggalkan ruangan meeting itu. Sedangkan Raquel, ia meloncat kegirangan saat wajahnya dan Aran begitu dekat tadi.

"Oke tenang tenang, jangan norak oke"ujarnya menarik nafasnya dalam dalam dan membuangnya secara perlahan.
"Yuk kita usaha lagi buat dekiti Aran"gumamnya tersenyum manis, ia bejalan keluar dari ruang meeting itu.

***

"Kak Mirza bakalan tinggal di rumah Chika?"ucap Chika semangat.
"Hm"sahut Mirza.
"Yey! Jadi Chika ga kesepian lagi!"girang Chika, memeluk erat tubuh Mirza.
"Ahk! Lepas, ga biasa napas nih gw!!"desis Mirza.
Chika melepaskan pelukannya sambil menyengir kuda."hehe, maaf kak Mirza"

Mirza memutar bola matanya malas."dimana kamar ku?"
"Itu, di lantai dua, di sebelah kamar Chika"jawab Chika yang di balas anggukan oleh Mirza.

"Kak Mirza mau kemana?"tanya Chika, saat melihat Mirza menggeret kopernya ke menaiki tangga.
"Mau berak!"ujarnya kesal. Ga liat apa dia bawa koper terus berjalan ke lantai dua ingin memasukan pakaiannya ke dalam kamarnya.

Chika menghampiri Mirza di kamarnya, ia melihat kakak sepupunya itu sedang tertidur di kasurnya.

"Kak Mirza.."panggil Chika, sambil menggoyangkan tubuh Mirza.
"Enghk...! Apaan sih!"gerutu Mirza kesal.
Chika memanyunkan bibirnya."bangun dulu ih!"
Mirza mendengus kesal, ia membangunkan tubuhnya, menatap tajam ke arah Chika."apa?!"

"Jangan galak dong"lirih Chika dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
Mirza mengusap wajahnya kasar."iya maaf ya, kenapa?"tanya Mirza lembut.
"Chika mau cerita"
"Cerita apa?"
"Tadi kakek dateng ke sini, terus kakek bawa laki laki yang kemarin kasar sama Chika"jelas Chika.
"Ngepain kakek bawa laki laki itu?"tanya Mirza yang mulai serius mendengarkan adiknya itu berbicara.
"Kata kakek, Chika mau di jodohkan sama laki laki itu kak, hiks"ujar Chika memeluk Mirza dengan menangis.

"Ha?! Di jodohkan, beneran kakek bilang kayak gitu?!"tanya Mirza kaget.
Chika menganggukkan kepalanya."iya"
Mirza mengusap wajahnya."mau apa lagi sih pak tua itu!"gumamnya kesal.
"Hiks, Chika ga mau di jodohkan kak"tangis Chika yang semakin kencang.
"Sssttt, tenang ya, jangan nangis, kak Mirza ga bakalan biarkan kamu sama laki laki itu"ujarnya memenangkan Chika.




















TBC...

Posesif Aran [Telah Terbit]Where stories live. Discover now